Salah satu penyuplai kayu untuk kerajinan di daerah ini adalah Kelompok Tani Hutan (KTH) Wana Lestari melalui skema Hutan Rakyat (HR). Hutan Rakyat di lokasi ini adalah seluas 175,21 hektar dengan umur tanaman 5-6 tahun yang pada awalnya areal ini berupa kebun singkong. Hutan Rakyat (HR) merupakan salah satu skema perhutanan sosial yang banyak diminati di Pulau Jawa.
Beberapa jenis tanaman yang terdapat pada hutan rakyat antara lain gmelina (Gmelina arborea), sonokeling (Dalbergia latifolia), pulai (Alstonia scholaris), mahoni (Swietenia sp.), glugu dan sengon laut. Dukungan KLHK kepada masyarakat adalah dalam pembuatan Kebun Bibit Rakyat (KBR). Selain itu, dukungan juga diberikan oleh BPDASHL Yogjakarta dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai jenis bibit yang baik untuk ditanam.
Hutan Rakyat (HR) berkontribusi dalam suplai bahan baku kayu untuk kerajinan. Jenis tanaman yang sering digunakan sebagai bahan kerajinan adalah gmelina dan sengon laut (bahan baku kerajinan berupa miniatur) serta Pulai (bahan baku topeng). Kerajinan yang dibuat berupa miniatur, patung, topeng, wayang ataupun jenis lain sesuai pesanan. Produk-produk kerajinan tersebut dipasarkan di wilayah Yogjakarta, Jakarta hingga  mancanegara. Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (HHK) di hutan rakyat dilatarbelakangi oleh keinginan masyarakat untuk meningkatkan nilai ekonomi dari hasil hutan rakyat tersebut.
Sampai saat ini pendapatan Kelompok Kerajinan Putra Kerabat, yang merupakan kelompok pengrajin sebagai pemanfaat Hasil Hutan Kayu (HHK) hutan rakyat Wana Lestari mencapai 30 juta/bulan. Namun dalam pelaksanaannya, kelompok kerajinan ini sering mengalami beberapa kendala yaitu ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja yang terbatas sementara pesanan banyak, belum memiliki Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan (SKSHH) sehingga hasil hutan rakyat ini dijual langsung melalui desa dan terbatasnya sumberdaya (pengrajin yang ahli) bahkan pembuatan kerajianan masih dilakukan secara manual (keterbatasan alat produksi). Oleh karena itu, masyarakat menginginkan adanya dukungan dari pusat berupa peralatan untuk memproduksi hasi hutan kayu untuk pembuatan kerajinan ***(ASP, 2020)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H