Mohon tunggu...
Andi Setyo Pambudi
Andi Setyo Pambudi Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati sumberdaya air, lingkungan, kehutanan dan pembangunan daerah

Perencana Pembangunan (Development Planner)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

"ST 12" Ternyata Bukan Grup Musik!

3 April 2020   10:23 Diperbarui: 3 April 2020   15:17 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam aktivitas sehari-hari, kita selalu belajar dari kehidupan. Ilmu kehidupan adalah sebutan untuk ilmu ekologi. Lho, kok bisa? Hal ini karena ilmu ekologi adalah ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme (makhluk hidup) dengan lingkungannya. Ilmu ini pertama dikemukakan oleh Ernst Heackel pada tahun 1869. Sudah lama sekali. Bahkan lebih jauh dari itu, kesadaran ekologis pertama kali muncul dalam catatan manusia setidaknya 5.000 tahun yang lalu.

Para pemuka agama Veda/Weda memuji hutan liar dalam nyanyian mereka, para pengikut Tao mendesak agar kehidupan manusia mencerminkan pola alam dan Budha mengajarkan kasih untuk semua makhluk hidup. Dalam syariat Islam juga sangat memperhatikan kelestarian alam, meskipun dalam jihd fi sablillah. Kaum Muslimin tidak diperbolehkan membakar dan menebangi pohon tanpa alasan dan keperluan yang jelas.

Sejak tahun 1988 istilah pembangunan berkelanjutan yang mengartikan "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" telah menyebar di seluruh dunia. Namun Masalah lingkungan hidup belum juga menjadi kesadaran publik. Hal ini dibuktikan dengan berbagai masalah lingkungan hidup yang belum teratasi dan bahkan semakin memburuk. Perubahan pada lingkungan hidup/alam, baik secara perlahan maupun secara ekstrim berdampak pada bencana alam, dan hal tersebut tidak terlepas dari adanya faktor campur tangan manusia.

Diskusi dengan para pahlawan lingkungan dari Komunitas ST 12 di markas mereka di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Sumber: Dokumentasi Pribadi Andi Setyo Pambudi.
Diskusi dengan para pahlawan lingkungan dari Komunitas ST 12 di markas mereka di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Sumber: Dokumentasi Pribadi Andi Setyo Pambudi.
Bicara tentang kesadaran lingkungan, orang Banjarbaru di Kalimantan Selatan pasti sudah tidak asing lagi dengan ST12. Ketika kita mendengar nama ST 12, yang terlintas dibenak kita pasti adalah sebuah grup musik (band) yang digawangi oleh Charlie Van Houten. Bagi orang sini, ST12 bukanlah itu. ST12 adalah penyebutan familiar bagi komunitas Serbu Tanam 12 sebagai salah satu komunitas sadar lingkungan atau Forum Komunitas Hijau di Banjarbaru. 

Forum komunitas hijau ini merupakan salah satu bentuk kegiatan kemitraan lingkungan yang terbentuk pada tahun 2011 dengan adanya SK Walikota Banjarbaru tentang pengurusan hutan. Salah satu hal yang melatarbelakangi terbentuknya Forum Komunitas Hijau (FKH) adalah keinginan untuk mengurangi dampak adanya perubahan iklim atau pemanasan global. Beberapa komunitas yang tergabung dalam forum ini dan telah memiliki SK, diantaranya adalah: (1) Serbu Tanam 12 (ST12); (2) Green and Clean; dan (3) Bank Sampah.

Komunitas ST12 berawal dari obrolan di warung mengkritisi keadaan lingkungan yang semakin rusak, namun upaya dari pemerintah kesannya hanya bersifat seremonial, belum membentuk kesadaran masyarakat untuk menanam pohon.  Pemprakarsa komunitas ini adalah 12 orang pertama yaitu Kusnowadi, Dedi, Setiaman, Basuki, Sautin, Tugini, Suprihadi, Herman, Sucipto, Bahri, Rijali Anwar, dan Akhmad Rifani. Kelompok pertama terbentuk di kelurahan Sungai Besar, kecamatan Banjarbaru Selatan, kota Banjarbaru.

Harapannya berawal dari 12 orang di sungai besar ini, akan terbentuk minimal 12 orang lagi di tempat yang lain, yang tiap sabtu pagi jam 8-11 menanam, memupuk, menyulam pohon. Cita-citanya di setiap kabupaten di Indonesia terbentuk 12 orang yang menanam secara rutin dan serempak setiap sabtu pagi jam 8-11. Sungguh cita-cita yang mulia.

Kegiatan Forum Komunitas Hijau Banjarbaru di Kalimantan Selatan. Sumber: diolah dari gramho.com; kanalkalimantan.com; Banjarmasin.tribunnews.com serta Dokumentasi Pribadi Andi Setyo Pambudi.
Kegiatan Forum Komunitas Hijau Banjarbaru di Kalimantan Selatan. Sumber: diolah dari gramho.com; kanalkalimantan.com; Banjarmasin.tribunnews.com serta Dokumentasi Pribadi Andi Setyo Pambudi.
Komunitas ST12 melakukan kegiatan penanaman, baik tanaman kehutanan maupun tanaman buah dengan berkelompok sebanyak 12 orang. Target kegiatan komunitas ST12 ini adalah untuk memperbanyak tanaman serta sumber daya manusia suka menanam. Oleh karena itu, syarat anggota ST12 hanya dua yaitu 'gila'pohon dan cinta pohon.

Sasaran kegiatan menanam ini adalah untuk menghijaukan lingkungan disekitar sarana prasarana umum seperti jalan, perumahan, taman kota, masjid dan sekolah. Keanggotaan forum komunitas hijau bersifat sukarela serta tidak dipungut biaya. Komunitas ST12 juga memfasilitasi masyarakat yang ingin menanam dengan cara menyediakan bibit. 

Komunitas ini juga melibatkan mahasiswa dalam kegiatan penyuluhan kepada masyarakat. Masalah yang dihadapi komunitas ini adalah keterbatasan penyediaan bibit buah jika ada permintaan dari masyarakat. Selain itu, ST12 sering kali mengalami kendala/masalah tumpang tindih lokasi tanam dengan kegiatan fisik dinas PU setempat, Telkom dan PDAM.

Diskusi dengan para pahlawan lingkungan dari Komunitas ST 12 di markas mereka di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Sumber: Dokumentasi Pribadi Andi Setyo Pambudi.
Diskusi dengan para pahlawan lingkungan dari Komunitas ST 12 di markas mereka di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Sumber: Dokumentasi Pribadi Andi Setyo Pambudi.
ST12 terbuka umum untuk siapa saja, apa pun profesinya, rimbawan, swasta, ibu rumah tangga, PNS, pemuka agama dan lain sebagainya. Tidak tertutup untuk etnis manapun. Saat ini komunitas ST12 juga membuat Mou dengan TNI Polri dalam hal bantuan tenaga untuk penanaman. Selain itu ST12 juga bekerjasama dengan sekolah-sekolah dari TK, SMP dan SMA dalam kegiatan penanaman pohon. Komunitas ini belum memiliki tempat untuk kegiatan seperti rapat dan agroedutourism sehingga pertemuan seringkali dilakukan secara informal di berbagai tempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun