Mohon tunggu...
Andi Setyo Pambudi
Andi Setyo Pambudi Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati sumberdaya air, lingkungan, kehutanan dan pembangunan daerah

Perencana Pembangunan (Development Planner)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Tegal Bukan dari Viralnya Lockdown Corona

27 Maret 2020   20:01 Diperbarui: 7 Mei 2021   18:39 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wajah Pintu Masuk Slawi, Kabupaten Tegal dengan ikon Teh Poci-nya. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi

Hingar bingar berita seruan lockdown karena virus corona Covid-19 telah viral menyebut salah satu nama daerah di Jawa Tengah, yaitu Kota Tegal. Berbeda dari kota lainnya, Pemerintah Kota Tegal menerapkan karantina total di wilayahnya atau full local lockdown mulai 30 Maret 2020 menyusul salah seorang warganya positif terinfeksi virus corona. Namun kali ini saya tidak akan menulis tentang Kota Tegal, apalagi corona, tetapi tetangganya, yaitu Kabupaten Tegal. Bahkan masih banyak yang belum tahu kalau Tegal adalah  2 wilayah administrasi pemerintahan, yaitu Kota Tegal dan Kabupaten Tegal yang beribukota di Slawi.

Kabupaten Tegal terkenal seantero jagad bukan karena wartegnya saja, namun ada yang lain yaitu Industri logamnya. Logam datang ke Tegal pada jaman Penjajahan Belanda dengan adanya pabrik pengolahan Logam. Pada masa Penjajahan Jepang, Tegal menjadi basis produksi peralatan perang. Program kerja paksa (Romusha) memaksa orang Tegal harus menuruti semua perintah dari Jepang. Namun semua itu meninggalkan manfaat tak terduga bagi warga Tegal.

Setelah Indonesia merdeka, Jepang, secara tidak sengaja meninggalkan pengetahuan yang sangat berharga yang ditangkap secara cerdas oleh masyarakat. Sejak itu warga  Tegal terus mengembangkan pengetahuan dalam industri logam.

Saat ini sedikitnya 24 jenis industri logam dihasilkan pengrajin Tegal. Misalnya,  industri komponen dan suku cadang kendaraan bermotor, alat berat, otomotif, kapal dan kelautan, listrik, kesehatan, senjata angin, aksesoris, perbengkelan, pertanian, perkebunan, bahan bangunan dan rumah tangga, karoseri, pemadam kebakaran hingga peralatan pompa air.

Lingkungan Industri Kecil (LIK) pertama di Jawa Tengah, didirikan di Tegal. Pemerintah mendirikan Lingkungan Industri Kecil Talang Cempaka Baru (TAKARU) sebagai pusat informasi logam dan pusat penelitian Logam. Dengan LIK ini membuat pemasaran produk Logam Tegal semakin luas. Benar saja, Logam Tegal diminati perusahaan-perusahaan asal Jepang diantaranya Astra Group yang produknya antara lain Honda, Toyota dan Daihatsu.  Jadi, di dalam produk Astra itu terdapat komponen asli buatan Tegal. Hal ini membuktikan bahwa Tegal punya keunggulan yang tidak dapat ditemukan di daerah lain.

Wajah Pintu Masuk Slawi, Kabupaten Tegal dengan ikon Teh Poci-nya. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Wajah Pintu Masuk Slawi, Kabupaten Tegal dengan ikon Teh Poci-nya. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
"Portal Tegal Jepangnya Indonesia", Potji.com,  di Taman Rakyat Slawi Ayu (TRASA) memunculkan harapan baru bagi masyarakat Tegal. Situs promosi milik Pemkab Tegal itu turut mendorong perubahan besar pada pengelolaan Trasa Mart oleh PKPRI (Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia).

Sebagai pusat kegiataan perekonomian digital, bekerjasama dengan PT Telkom, Trasa Mart Baru dilengkapi dengan WiFi Corner diharapkan menjadi tempat moci para pegiat internet marketing dan terbuka untuk umum.

Pemkab Tegal bekerjasama dengan PT Telkom dan Potji.com membentuk Kampung UKM Digital. Kampung UKM Digital diharapkan menjadi pusat pembelajaran UKM dan pusat penelitian mengandeng Perguruan Tinggi yakni UI, UNDIP dan ITB.

Kerjasama dengan Program Riset Unggulan Nasional dengan Departemen Perindustrian RI diharapkan dapat mewujudkan Kabupaten Tegal sebagai pusat industri permesinan nasional. Program Riset Unggulan Nasional, Rusnas Engine -- engine aluminium paduan dua silinder berkapasitas 500 cc hasil pengembangan dari kegiatan Rusnas  dan merupakan gasoline pertama buatan lokal -- saat ini sudah dalam tahap komersialisasi, dan mempunyai pengaruh signifikan terhadap iklim pertumbuhan industri serta mata rantai Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Tegal.

Tradisi minum teh bangsa Jepang juga dimiliki oleh masyarakat Tegal. Kalau tradisi masyarakat Jepang adalah minu teh hijau jenis Sencha, ditemani dengan kue manis atau okashi, masyarakat Tegal lebih suka minum teh hitam yang rasanya sepet, kental, ditemani dengan tahu aci. Rasa sepet berasal dari batang teh yang ikut digiling bersama daun teh.

Di Tegal terdapat empat pabrik teh besar yang menguasai pasar dalam negeri, yaitu Teh 2 Tang, Teh Poci, Teh Tong Tji, dan Teh Gopek.

Masyarakat Jepang yang ulet dan pekerja keras mengantarkan Jepang sebagai salah satu negara maju di dunia. Keuletan itu juga dimiliki oleh masyarakat Tegal, yang "menaklukkan" berbagai daerah di Indonesia, bahkan sampai ke mancanegara, dengan Warung Tegal (Warteg).

Taman Rakyat Slawi Ayu, Aneka Teh Lokal, Desa Ikonik Industri Logam, dan Taman Wisata Air Panas Guci di Kabupaten Tegal. Sumber: Diolah dari http://disperinnaker.tegalkab.go.id; commons.wikimedia.org
Taman Rakyat Slawi Ayu, Aneka Teh Lokal, Desa Ikonik Industri Logam, dan Taman Wisata Air Panas Guci di Kabupaten Tegal. Sumber: Diolah dari http://disperinnaker.tegalkab.go.id; commons.wikimedia.org
Kalau kebiasaan orang Jepang mandi di pemandian air hangat, maka di Tegal  ada objek wisata Guci yang menyediakan pemandian air hangat bagi para wisatawan.  Konon,  mandi di tujuh pancuran guci dapat menyembuhkan berbagai  penyakit.

Kabupaten Tegal memiliki letak posisi dari kaki Gunung Slamet hingga daerah pesisir pantai mirip seperti Jepang dengan Gunung Fuji beserta pantai-pantainya. Daerah pesisir Kabupaten Tegal terkenal akan Pantai Purwahamba, yang menyuguhkan keindahan pantai berombak tenang, pasir hitam yang halus dan udara pantai yang sejuk sepoi-sepoi.

Selain pantai Purwahamba, terdapat pula Pantai Muarareja, Pantai Larangan dan Pantai Randusanga yang mana spot pantai tersebut merupakan spot tersembunyi dari hiruk-pikuknya aktivitas warga pesisir yang sedang menjalakan aktivitas sebagai nelayan.

Apabila daerah pantai menyuguhkan udara yang hangat, lain halnya dengan kawasan di wilayah kaki Gunung Slamet. Wilayah yang berada di sekitar kaki Gunung Slamet merupakan daerah dengan suhu paling rendah di Kabupaten Tegal, yakni antara 13-15oC.

Seluruh situasi itu mendorong kebangkitan ekonomi kreatif di Kabupaten Tegal yang menahan "budaya paten" (saling membunuh) dan buruknya manajemen, sehingga berpotensi menenggelamkan kekuatan Tegal sebagai Jepangnya Indonesia *** (ASP, 2020)

Dikutip dari Buku "Knowledge Sharing Pembangunan Daerah: Praktik-praktik Cerdas" yang ditulis oleh Agustin Arry Yanna, Andi Setyo Pambudi, Zita Setyaningrum, dan Laily Rahmatika. Editor: Maria Margaretha Hartiningsih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun