Jemariku di Pelipis Ibu
Jemariku tak sengaja mengelus pipih
yang berkerut itu, hingga menyentuhÂ
ke pelipis.
butiran kasar di bawah matanya
kusapu dengan telunjuk kanan
lalu tangan kirinya memegang
telapakku, terasa kasar
dan berkerut pula.
Dari pelipisnyaÂ
tergambar ribuan kisahÂ
telah ia lalui, entah berapaÂ
judul cerita, tokoh dan latarÂ
yang ia temui.Â
dari kaki kanannyaÂ
 yang tak sengajaÂ
menyentuh kaki kirikuÂ
sebuah urat biruÂ
terlihat sepertiÂ
dua tiga berlilitÂ
di punggung betisnyaÂ
entah berapa ribu kilometerÂ
telah ia jalani, sebelum bertemuÂ
kekasihnya, menemukan dirikuÂ
dalam dirinya
hingga kaki ituÂ
nampak begitu lelah
jemari kiriku
lalu menyentuh pelipis kirinyaÂ
begitu dinikmatinyaÂ
saat kerutan demi kerutanÂ
ditekan jemari lentikkuÂ
"Ibumu dulu"
sudah, cukup IbuÂ
Engkau terlalu lelah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H