Maryama dulu adalah korban kekerasan seksual di kebun tebu. Di malam tahun baru 1o tahun silam, ia dibawa ke kebun tebu entah siapa yang menculiknya lalu diperkosa ramai-ramai. Untung saja nafasnya masih bisa ia pertahankan termasuk janin dalam tubuhnya.
Dadanya berlumuran luka itu ditemukan tepat di tanggal 1 Januari 2000 oleh pekerja tebu. Luka batinnya pun tidak akan sembuh, trauma di masa lalu pasti terbawa di masa tua. Dipikirnya semoga trauma itu tidak berdampak ketiga ananya saat ini. Bagiaman tidak, kala itu tak ada yang ingin bertanggungjawab atas hal yang menimpanya, semua laki-laki bejat yang memperkosanya lari meninggalkannya. Bahkan mengingatnya saja ia tak bisa, peristiwa itu memang menyakitkan baginya. Anak pertamanya lahir tanpa ayah yang jelas. Benno merasa kasihan kepada mantan pacarnya. Ia pula merasa ditelanjangi lantaran Maryama diperkosa oleh laki-laki lain dan tak ada satu pun pelaku ditangkap oleh petugas saat itu. Dengan dalih sulit menemukan bukti dan Maryama tidak berani buka mulut.
Setiap tahun di musim penghujan seperti ini, air matanya keluar tiba-tiba tanpa disadarinya. Terkadang ketiga anaknya datang menghampiri dan membasuhnya. Anak pertamanya, yang kini berusia sembilan tahun selalu merasa bersalah dilahirkan di dunia ini. Namun Benno meyakinkan ke Aco dan ke istrinya bahwa ia siap menjadi ayah.
***
“Maaf pak, saya tidak tahu apa-apa.” Jawab Benno di hadapan penyidik.
Penemuan orok bapak paruh baya itu jadi trending topik di kota ini. Pasti di malam pergantian tahun tepat kembang api menembus hujan, seseorang datang membuang orok di tumpukan sampah pasar itu. Orok yang ditemukan pak Benno kini diamankan oleh ahli forensik sebelum dikubur. Pelaku pasangan terlarang terus diselidiki oleh kepolisian. Wajah pak Benno dengan wajah capres di bajunya muncul di mana-mana, di layar TV dan di beranda medsos. Ia sesekali menyembunyikan mukanya lantaran malu dengan keluarga di kampung jika wajahnya muncul di TV.
Ia silariang, kawin lari dengan Maryama sembilan tahun lalu. Ia menjadi passampo siri, alias pahlawan atas kemalangan nasib Maryama. Keluarganya pun enggan menerimanya kembali, sehingga hidupnya terbuang di kota, layaknya sampah masyarakat dilempar ke tong sampah. Ia memang dianggap sampah di keluarga besarnya sebab pacaran dengan gadis beda suku kala itu, ditambah lagi ia membawa lari teman sekolahnya itu yang sudah memiliki anak tanpa ayah.
Tubuhnya menggigil, entah ketakutan, malu ketahuan sebagai pengais sampah atau memang kedinginan setelah enam jam lamanya mengais sampah dari pagi hingga siang. Sampahnya pun kini diamankan pihak kepolisian. Mimpinya untuk menjual sampah itu kini raib, entah ia dapatkan uang dari mana lagi untuk makan hari esok bila tidak menjual sampahnya hari ini.
“Kamu lapar?” bentak petugas berseragam itu.
“Kamu butuh baju ganti? Terdengar suara sumbang dari bilik sebelah.
Tahun baru kali ini jadi awal yang menekan pak Benno dan keluarganya.