yang semalam mengukur ingatan, dalam
dalam mimpi, terbangun pagi
seakan ingin kembali bermimpi
padahal kita sudah kehilangan segalanya
saat terbangun pagi
tubuh akhirnya bimbang
tekujur kaku, sulit terukur oleh perintah isi kepala
sebelum matahari menjemput pagi
terus berlari, melepas satu per satu mimpi itu
pada tali sepatu, sepasang yang terbeli semalam
di pasar sepatu bekas, impor dari Jepang dan Cina, ada juga dari Korea
terlehat dari gambar Doraemon, Ochin dan BTS
tepat di kepala kaki
kaki kali ini tidak bisa terbebas dari ikatan cinta
tali sepatu dan karakter itu, hingga kaku
antara berlari dahulu atau bertepi melulu
di atas rumput yang sebentar lagi layu
atas matahari terus mengikuti jejak pagimu
selalu ada keliru
dalam pikiran, membuat kita buntu
padahal kaki dan tubuh
ikut menggerakkan di mana tertuju
langit tetap di atas tak pernah keliru
entah pagi, siang, hingga kembali
tetap di matamu ia membisu
kau terus keliru
ia adalah keabadianÂ
andai saja kita sebentar saja dalam diam
ia adalah atap, andai saja kita tak tahu kemanaÂ
mencari alas, terus, tanpa menetap
engkau, dalam kita
sudah terukirÂ
dalam kitab
yang terbaca pagi ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H