Wangi Yang Tak Mesti Harum Mewangi
Tak jauh aku membaca buku di sudut yang sepi
Pagi ini aku menjumpai sebuah ruang tertutup yang begitu wangi
di dinding penuh dengan hiasan warna warni
bahkan di sudutnya ada almari
tempat menyimpan barang-barang berlaci
seperti dompet, telpon genggam dan surat suci
Orang-orang bisa saling berkomunikasiÂ
dengan catatan yang diselipkan di pintu masuk dan keluar, agar para pengunjung tak lagi mencorat-coret dinding yang telah rapi.
buku-buku terbaru terpajang
bunga-bunga di dalam seakan terawatÂ
ini seperti puisi penyair kenamaanÂ
"toiletku cerminan diriku"
Ini rumahku
ini syurgaku
tempat aku bertemuÂ
dengan kamu pertamakali
suatu waktuÂ
wajahmu luguÂ
aku begitu bernafsu.
tempat membuang dosa itu sepertinya tak pernah sepi
dari pengunjung, yang silih berganti
terlihat dari buku-buku yang terlipat rapiÂ
usai para pelamun itu bersembunyiÂ
baju yang mereka tanggalkan akan dipakai kembali
kecuali dosa di dunia harus dia akhiri
sebelum ke akhirat nanti
sebab kita mahluk terpuji
tapi tak pernah bercermin diri
wangi di badan terganti
selepas di ruang ganti
harum di mana-mana hanyalah menutupi
tidak mengganti sama-sekali
Tiba-tiba saja seorang pendosa seperti dirikuÂ
keluar dari kamar wangi itu
tanpa menutup cela bauÂ
masuk ke indranya
sungguh!
wanginya menyeluruh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H