Filsafat dan Paradigma Ilmu Sosial Budaya, Sebuah Pengantar
Metode penelitian sangat berperan dalam proses penelitian yakni penentuan metode, teori, pengambilan data, serta analisis dan interpretasi. Metode-metode penelitian dalam perancangan metode penelitian intinya menurut Ahimsa-Putra bahwa bagaimana menjawab pertanyaan penelitian dengan memuaskan, meyakinkan, dan hal tersebut sangat bergantung pada data-data penelitian yang diperoleh oleh peneliti. Data penelitian adalah hasil dari jawaban pertanyaan-pertanyaan penelitian yang didapatkan dengan metode tertentu secara ilmiah.Â
Dalam data penelitian perlu memilah yang mana disebut sebagai realita, fakta dan data. Ahimsa-Putra  mendefinisikan data kuantitatif sebagai kumpulan simbol, bisa berupa pernyataan, huruf atau angka yang menunjukkan suatu jumlah atau besaran dari suatu gejala seperti jumlah penduduk, jumlah laki dan perempuan, dan sebagainya.Â
Sementara data kualitatif adalah data yang tidak berupa angka tetapi berupa pernyataan-pernyataan, mengenai isi, sifat, ciri, keadaan dari suatu gejala, atau pernyataan mengenai hubungan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain.Â
Data kualitatif dalam bidang ilmu sosial-budaya Ahimsa-Putra mengklasifikasikan data kualitatif antara lain; (1) nilai-nilai, norma-norma, aturan-aturan, (2) kategori-kategori sosial dan budaya, (3) ceritera (4) percakapan, (5) pola-pola perilaku dan interaksi sosial, (6) organisasi sosial, (7) lingkungan fisik. Ahimsa-Putra (2009) menggarsibawahi bahwa berdasarkan atas jenis datanya metode penelitian ilmu sosial-budaya dapat dibedakan menjadi metode penelitian kuantitatif atau metode pengumpulan data kuantitatif, dan metode penelitian kualitatif atau metode pengumpulan data kualitatif.
Metode-metode analysis (methods of analysis); merupakan cara memilah-milah, mengelompokkan data, agar kemudian dapat ditetapkan relasi tertentu antara kategori data yang satu dengan data yang lainnya. Jadi metode analisis data diartikan sebagai metode menganalisis data, baik untuk data kuantitatif maupun data kualitatif.Â
Di dalam melakukan proses analisis data, sangat diperlukan definisi yang kuat atas variabel yang ada. Ahimsa-Putra lebih menitikberatkan pada metode analisis data kualitatif, sebab metode analisis data kuantitatif sudah lasim.Â
Tidak demikian dengan metode analisis data kualitatif yang pada dasarnya sangat memerlukan kemampuan untuk menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan di antara data kualitatif, dan ini hanya dapat dilakukan apabila konsep-konsep teoritis yang digunakan didefinisikan dengan baik.Â
Persamaan dan perbedaan ini tidak begitu mudah ditemukan, namun bilamana pada saat pengumpulannya data ini sudah dikelompokkan terlebih dahulu hal itu akan mempermudah analisis lebih lanjut.
Hasil analisis/ teori (results of analysis/ theory); hasil analisis merupakan kesimpulan atas temuan dari kerja-kerja ilmiah tadi dan hasil analisis ini harus menyatakan relasi-relasi antar variabel, antar unsur-unsur atau antar gejala yang kita teliti. Jika hasil analisis kita tidak berhasil mencapai ini maka hal itu bisa berarti tiga hal; pertama, data yang kita analisis mengandung beberapa kesalahan mendasar; kedua, analisis kita salah arah dan ketiga, analisis kita masih kurang mendalam, dan ini mungkin juga disebabkan oleh kurangnya data yang kita miliki.
Representasi (etnografi); adalah karya ilmiah yang memaparkan kerangka pemikiran, analisis dan hasil analisis yang telah dilakukan yang kemudian menghasilkan kesimpulan atau teori tertentu.Â
Dalam ilmu antropologi, representasi disebut sebagai etnografi, dan etnografi merupakan suatu arena untuk merepresantesikan kebudayaan sekaligus sebagai arena untuk merespon, mengkounter atau melakukan kritik kebudayaan.
Skema paradigma adalah sebuah kerangka pemikiran yang mendasari sekaligus mewujud dari sebuah penelitian yang dilakukan dengan baik dan benar. sementara tahapan penelitian merupakan pola-pola perilaku berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.Â
Adapun tahapannya diantaranya tahap penelitian pustaka, tahap perumusan masalah, tahap penulisan proposal, tahap pengumpulan dana, tahap penelitian, tahap analisis data, tahap perumusan hasil penelitian dan tahap menulis laporan. Adapun penyusunan proposal yaitu; latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori dan metode penelitian (Ahimsa-Putra, 2009, p. 18-20).
Paradigma-paradigma ilmu sosial-budaya; sejauh ini terdapat 15 paradigma dalam ilmu sosial budaya diantaranya; paradigma evolusianisme (evoluttionism), paradigma diffusionisme (diffusionism), paradigma (partikularisme) historis (historical particularism), paradigma fungsionalisme (funtionalism), paradigma fungsionalisme-struktural (structural-functionalism), paradigma analisis variabel (variable analysis), paradigma perbandingan kebudayaan (cross-cultural paradigm), paradigma kepribadian dan kebudayaan (culture and personality), paradigma strukturalisme (structuralism), paradigma tafsir kebudayaan (interpretive), paradigma materialisme budaya (cultural materialism), paradigma aktor (actor-oriented approach), paradigma etnosains (ethnoscience/ phenomenological), paradigma post-modernisem (post-modernism). Pada masing-masing paradigma masih terdapat sub-sub paradigma atau variant di dalamnya.Â
Misalnya dalam paradigma kebudayaan terdapat sub-paradigma cross-cultural comparison dan controlled comparison (perbandingan terkendali) begitupun pada paradigma lainnya juga memiliki sub-paradigma.Â
Dalam ilmu sosial-budaya tidak lagi bergantung pada penggunaan pendekatan kuantitatif atau kualitatif tetapi menurut Ahimsa-Putra lebih tepatnya digunakan sebagai data kuantitatif dan data kaulitatif atau untuk metode penelitian kauntitatif dan kualitatif kita gunakan metode pengumpulan data kuantitatif dan metode pengumpulan data kualitatif (Ahimsa-Putra, 2009, p. 21-22).
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H