Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perayaan Ulang Tahun Upin dan Ipin

27 November 2023   21:53 Diperbarui: 29 November 2023   21:45 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perayaan Ulang Tahun Upin Ipin

Orang-orang sepertinya datang ke masa kecil ayah ibuku. Mereka pura-pura membawa kado, padahal ingin masuk ke dalam masa lalu kami. Mereka bertanya bagaimana aku dilahirkan, bagaimana adikku pertama kali dicubit oleh Ummu Sabyan, bagaimana ayahku membuat ibuku menderita. Pertanyaan-pertanyaan sensitif itu selalu saja menghantui setiap perayaan ulang tahunku.

Hari ini tidak ada pelajaran penting. Hanya olahraga dan Bahasa Daerah, kedua pelajaran yang aku benci dan yang aku suka. Pelajaran olahraga pasti membuat bajuku kotor, setiba di rumah membuat ibuku kecapean membersihkan nodanya. Ibuku tidak seperti iklan sabun rinso, hanya direndam akan bersih seketika. Itulah sebabnya aku terkadang malas di hari Selasa. Di sisi lain, ada pelajaran yang aku suka di jam kedua yakni Bahasa Daerah. Bahasa Daerah adalah mata pelajaran yang paling aku suka, sebab itu adalah bahasa ibuku, mother toungue kata ibu guru Bahasa Daerah. Aku ingin mengenal lebih dekat ibuku.

Aku ingin paham ketika ayah ibuku berantem. Mereka menggunakan bahasa itu. Jangan-jangan aku, diriku yang mereka bahas. Mungkin gara-gara kelahiranku sehingga mereka tidak bahagia. Hari-hariku terancam tidak bahagia, jika memang demikian.

"Adakah orang tua di dunia ini yang tidak bahagia atas kelahiran anaknya?"

Jika tidak ada? Lalu kenapa banyak anak yang bunuh diri, banyak anak-anak yang lari dari rumah, banyak anak-anak yang lebih senang ke sekolah dari pada tinggal di rumah bersama keluarga, banyak anak-anak yang pergi pagi pulang tengah malam demi menghindari pertikaian orang tua mereka. Banyak anak-anak mencari rumah kedua selain rumah mereka. Rumah mereka terkadang jadi rumah hantu yang menakutkan untuk didatangi atau tempat pulang.

Sedianya rumah adalah tempat paling nyaman. Rumah adalah surga dunia. Bisa saja itu menjadi mimpi semua anak-anak seusiaku.

Pelajaran kedua pun tiba, ibu guru pasti menjadikanku contoh di kelas, lantaran aku selalu dapat nilai seratus pada mata pelajaran ini. Menyusul mata pelajaran Pendidikan Pancasila yang selalu dapat angka 100, mata pelajaran Bahasa Inggris pun demikian.

"Nada maju ke depan nak, sapa ibu guru dengan lembut. Coba dibaca tugasnya pekan lalu nak, agar teman-temannya dengar".

Essoe, essoku, esso marajaku. Mammuarei riessoe runtukka pammase pole ridewata sewwae (hari ini adalah hariku, hari besarku. Semoga di hari ini aku mendapatkan rahmat dari sang pencipta).

Aku pun dapat angka seratus lantaran bisa mengerjakan tugas dengan baik.

Di sudut sekolah itu, aku duduk melamun. Aku berharap di hari ini kedua orang tuaku tidak berantem lagi lantaran kekonyolanku. Aku selalu mengotori baju, sering lupa bawa botol air minum, makananku sering dihabisi oleh temanku, aku sering diejek-ejek oleh teman lantaran sering terlambat bayar buku, atau karena bajuku yang kurang rapi.

Daun-daun kering itu berjatuhan lantaran angin kemarau yang sebentar lagi pamit kepada awal November. Hujan akan datang. Aku senang di musim hujan. Aku bisa main hujan. Aku bisa menangis dan teriak sepuasnya tanpa ada orang yang mengira kalau saja aku bersedih.

Ulang tahunku tahun lalu yang ke enam tahun cukup meriah, tak seperti hari ini. Pamanku dari Kalimantan datang tiba-tiba. Ia mengajakku ke mal, belanja baju barbie kesukaanku, dua pasang. Selepas belanja aku pun diajak makan bersama di CFC. Tentu tempat makan idaman anak-anak seusiaku. Tahun lalu adalah surprise bagiku dan kakakku. Memang hari kelahiran kakakku sama saja denganku. Hari, tanggal dan jamnya sama, hanya saja tahun yang berbeda.

Kedatangan pamanku dari Kalimantan seakan hari paling bahagia di dunia. Tentu ibu dan bapakku tidak berantem jika kakaknya datang ke rumah.

"Silahkan masuk nak! Terdengar suara ibu dengan lembut. Maafkan aku nak, kamu jadi menderita, kata ibu sembari mengecup keningku".

"Halo nak, maaf ayah ya. Selama ini ayah sering marah-marah tidak jelas kepadamu nak. Ayah meminta maaf".

Kedua suara itu seakan menjadi cahaya bagiku, dunia terlihat terang di depanku. Hari-hariku pastinya damai. Tidak ada yang lebih indah dari hari ini. Apa yang aku dapatkan hari ini melebihi dari kado apa pun. Bahkan aku bisa paham kode yang digunakan ayah ibu dalam Bahasa Bugis.

"Essona anannu (hari ini adalah hari lahirnya anakmu), kata ayah ke ibu dalam Bahasa Ibuku".

Tak lama berselang, kakakku pun datang dari sekolah. Perlakuan yang sama kepadanya.

Ia seperti Upin dan Ipin, bukan anak kembar tetapi mirip. Ibuku tersenyum. Ayahku memeluknya dari belakang. Upin dan Ipin adalah surga kita. Aku menyayangi mereka, kata ayah terlihat tulus.

***

Terik matahari cukup bersahabat di siang itu. Orang-orang berdatangan, sebagian membawa kado. Mereka makan nasi tumpeng yang telah dibaca-baca (doa syukuran) oleh pak Ustadz, imam kampung Belanga.

Tak sedikit di antaranya bertanya. Kapan kamu menikah? Dulu waktu suami kamu melamar, uang panaiknya berapa? Maharnya apa dan berapa jika diuangkan? Ini anak keberapa?  Kamu melahirkan di mana? Melahirkan normal apa tidak? apakah kamu operasi sesar? Apakah kamu? Ia suami kamu? Terus, kenapa bisa yah anak kamu tanggal lahirnya sama? Kok bisa? Mereka nakal saat kecil atau sekarang?

Itulah resikonya perayaan ulang tahun di pemukiman baru. Semuanya asing. Semuanya jadi tanda tanya. Untung saja aku dan kakakku bisa memahami bahasa mereka.

Andi Samsu Rijal

ditulis di Maros, 27 NOvember 2023

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun