Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perayaan Ulang Tahun Upin dan Ipin

27 November 2023   21:53 Diperbarui: 29 November 2023   21:45 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sudut sekolah itu, aku duduk melamun. Aku berharap di hari ini kedua orang tuaku tidak berantem lagi lantaran kekonyolanku. Aku selalu mengotori baju, sering lupa bawa botol air minum, makananku sering dihabisi oleh temanku, aku sering diejek-ejek oleh teman lantaran sering terlambat bayar buku, atau karena bajuku yang kurang rapi.

Daun-daun kering itu berjatuhan lantaran angin kemarau yang sebentar lagi pamit kepada awal November. Hujan akan datang. Aku senang di musim hujan. Aku bisa main hujan. Aku bisa menangis dan teriak sepuasnya tanpa ada orang yang mengira kalau saja aku bersedih.

Ulang tahunku tahun lalu yang ke enam tahun cukup meriah, tak seperti hari ini. Pamanku dari Kalimantan datang tiba-tiba. Ia mengajakku ke mal, belanja baju barbie kesukaanku, dua pasang. Selepas belanja aku pun diajak makan bersama di CFC. Tentu tempat makan idaman anak-anak seusiaku. Tahun lalu adalah surprise bagiku dan kakakku. Memang hari kelahiran kakakku sama saja denganku. Hari, tanggal dan jamnya sama, hanya saja tahun yang berbeda.

Kedatangan pamanku dari Kalimantan seakan hari paling bahagia di dunia. Tentu ibu dan bapakku tidak berantem jika kakaknya datang ke rumah.

"Silahkan masuk nak! Terdengar suara ibu dengan lembut. Maafkan aku nak, kamu jadi menderita, kata ibu sembari mengecup keningku".

"Halo nak, maaf ayah ya. Selama ini ayah sering marah-marah tidak jelas kepadamu nak. Ayah meminta maaf".

Kedua suara itu seakan menjadi cahaya bagiku, dunia terlihat terang di depanku. Hari-hariku pastinya damai. Tidak ada yang lebih indah dari hari ini. Apa yang aku dapatkan hari ini melebihi dari kado apa pun. Bahkan aku bisa paham kode yang digunakan ayah ibu dalam Bahasa Bugis.

"Essona anannu (hari ini adalah hari lahirnya anakmu), kata ayah ke ibu dalam Bahasa Ibuku".

Tak lama berselang, kakakku pun datang dari sekolah. Perlakuan yang sama kepadanya.

Ia seperti Upin dan Ipin, bukan anak kembar tetapi mirip. Ibuku tersenyum. Ayahku memeluknya dari belakang. Upin dan Ipin adalah surga kita. Aku menyayangi mereka, kata ayah terlihat tulus.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun