Tampak mereka senang bermain hujan tanpa ada beban. Hujan kali ini penghapus duka dan pengobat rindu. Sebentar lagi tuan senang lantaran hujan sudah turun. Tetapi biasanya hujan pertama justru menyerap ke tanah, bahkan mengisap sisa air yang di bawah tanah sana., katanya Roro sembari mematok cacing tanah yang juga kegirangan atas hujan November ini.
Terlihat tuan mereka berkemas. Mereka sedang berembuk, entah apa hasil dari rembuka itu.Â
Hujan pertama di bulan November ini jadi tanda tanya bagi Roro dan Nyai. Di saat ia sedang menikmati hujan, di saat itu pula harus murung.Â
Sore ini, Nyai dan Roro harus berpisah. Nyai ke rumah perumahan sementara Roro harus ke kampung halaman. Perpisahan kali ini sungguh menyakitkan namun sesuatu yang harus diterima keduanya.Â
Air di perumahan tuannya sudah ada. Salah satunya harus ikut ke tuannya. Keduanya tidak bisa dibawa lantaran kompleks perumahan terbatas. Bahkan rumah perumahan terkadang harus bersih, nyaman dan asri. Sementara kehadiran Nyai dan Roro akan menambah riuh. Sebab keduanya semakin dewasa dan semakin disenangi para jantan. Lambat laun mereka akan beranak pinang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H