N tiba-tiba terkejut, ia mendengarkan suaranya sendiri dari empat sudut tambah satu sumber dari atas meja kerja.Â
"Ada apa dengan aku pa ustadz?"
"Kau tak perlu memanggilku dengan pa ustadz. Panggil biasa saja, bisa pak dosen, bisa juga pak BJ. Silahkan masuk de N, bujuknya dengan lembut".
"Aku di luar saja pak".
Terlibat Bj memperhatikan rok mini N, sepertinya ia tak tahan lagi kali ini.Â
"Kamu cantik, katanya merayu. Sembari ia memegang pantat N, lalu memeluknya dari belakang, ia memaksa ingin menyentuhkan janggutnya ke pipi N yang memerah itu".
Sekali saja kumis dan jenggotku mengenai pipimu maka kau akan terpesona, bisiknya dalam hati. Tangan kiri BJ menyentuh mouse laptop, ia mengganti suara perdebatan dengan suara N yang lain saat ia ikut lomba nyanyi antar mahasiswa di kampus itu.Â
"Sontak N menginjak kaki kiri BJ dengan sepatu kulitnya lalu kaki kanannya menendang pangkal paha BJ. Begitu ada jeda sedikit ia berteriak kencang dan berlari keluar bilik kerja BJ. Nampak ia melambai ke arah rekannya di lantai tiga, lalu memperlihatkan muka ketakutan, sedikit demi sedikit orang-orang berdatangan ke arahnya".Â
Sontak ruang kerja BJ dihancurkan. Barang bukti seperti rok mini, kaca mata ribeng, laptop, dan alat perekam milik BJ sudah diamankan polisi.Â
Berhari-hari kampus diliburkan lantaran, korban aksi pencabulan dan pelecehan seksual yang dilakukan ustadz BJ ke mahasiswa speak up ke media. Mahasiswa terus melakukan demonstrasi.Â
Di sisi lain, pihak rektorat kampus terlihat mengusut kasus demi kasus diam-diam. Bukannya menekan pelaku malah mereka membujuk para korban agar tidak panjang lebar.Â