Dan demikian hujan tercipta di bulan November, ia tak begitu lama setelah berjanji. Jumat pagi ia terdengar mengetuk pintu langit, sore harinya ia melepas diri begitu saja, setelah sekian lama menghirup keringat bumi.
Airnya mengalir deras, menutup semua celah, mengisi semua kubangan yang telah lama mengering, membiarkan cacing-cacing kegirangan, membasahi kerongkongan katak yang semalam berdoa kepada Tuhannya.
Sungai kembali mengalir usai menerima bisikan dari celah batu, akar dan pohon kembali bersatu. Mereka sepakat akan menyimpan air itu yang tumpah. Berpura-pura saja kita acuh kepada manusia-manusia angkuh.
Kali ini, air, tanah, udara, batu dan pohon menyatu. Mereka sepakat juga kepada api, tumbuhan, dan binatang, menjaga diri dan tidak saling mencela, seperti mereka yang sudah tak peduli.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H