Kita adalah sajak yang mengetuk pagi
Melihat mentari mengisi pada segenap
Mendengar kicauan burung seperti nasehat
Melangkahkan kaki ke tujuan seperti anak tangga
Sajak pagi ini adalah bunga yang mekar tiba-tiba, saat sebulan lamanya disimpan di balik tembok hingga mereka berteduh sepanjang hari, ia pula doa dari anakan ayam yang sudah lama tak ditetaskan oleh indukannya sehingga ia berani bercuit saat mentari pagi menghampirinya dalam pelukan ibu
Sajak-sajak pagi ini seperti doa
atas irang-orang yang telah berjuang
Dilihatnya mentari pagi seperti cahaya harapan
Kepadanya mereka akan menunaikan janji
Bisa pula doa istri kepada sang suami yang tak sempat sarapan bersama, doa kepada anak laki-laki yang tak sempat dibangunkan ayahnya atas kecupan kening, sebelum mentari tiba di sela jendela.
Pagi ini adalah harapan setiap politisi agar baliho yang dipasang semalam, hari ini dipajang di beranda handphone remaja layaknya mereka bertemu muka dengan para idola.
Pagi ini adalah cahaya bagi setiap orang yang melihat mentari beranjak dari pelukan bumi, seakan mereka berkata aku ingin pagi seribu tahun lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H