Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen/ Writer

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Marbot dan Bupati

17 Maret 2023   10:50 Diperbarui: 17 Maret 2023   11:36 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk adik-adikku kelak

Aku akan membangun istana untuk untuk presiden

Dan aku pula yang akan membangun penjara bagi para penjahat

Akulah calon arsitek dunia yang akan membangun surga di tanah Indonesiaku,

Di tulis di Belanga, Sul-Sel 2023

Bupati nampak kebingungan, bukan karena amanat dari puisi itu. Biasanya ia disambut dengan kasidah, rabbana, atau lantunan ayat suci al-qur'an. Malah di masjid Belanga ia disambut dengan pembacaan puisi anak SD, tari-tarian dari sanggar seni Belanga, bahkan di penutupan ia akan dihantar dengan suara gambus dan seruling oleh pa Marbot.

Ia tiba-tiba minta protokoler memberitahukan apa saja item acara.

Tak lama berselang tibalah saatnya ia tampil. Setelah melantik pengurus ia mencari cari di mana orang yang pada dasarnya ia cari. Tak ada orang menyerupai di dalam foto pada handphone-nya. Apa lagi di susunan acara tak ada nama, hanya acara saja. Maklum kondisi di sana seperti itu. Pak Bupati semakin kebingungan tak ada orang yang mengajaknya selfi, apalagi foto bersama, pewarta pun tak ada yang hadir. Mereka trauma dikejar anjing bila menggunakan roda dua. Anjing-anjing di sana sangat trauma dengan orang baru yang berkendara roda dua dipikirnya mereka akan ditembak mati lalu dimakan. Atau diracuni. Seperti kasus sebulan lalu. Anjing sangat peka dengan orang-orang baru. Terkecuali pak Bupati ia sudah dikawal oleh warga sehingga tidak digonggongi oleh para asu itu.

Beda lagi pak Marbot yang tampak kebingungan, ia sedari tadi menunggu namanya disebut tetapi tidak ada penyebutan nama di sana. Katanya tidak sopan bila menyebut nama, akhirnya protokoler hanya menyebut acara. Pak Bupati semakin bingung, ia pantau di medsos di IG, di Tiktok, di Twitter dan di FB terlebih di laman arus berita online namanya tidak ada yang muncul. Sudah dua jam ia berada di masjid, hanya sambutan, makan kue ala kadarnya, tak ada pun makanan berat lantaran warga di Belanga baru menjelang musim tanam sehingga tidak berani menyumbangkan beras untuk kebutuhan di masjid. Di pikirnya warga kita akan diberi makan oleh rombongan Bupati, sebagaimana dengan acara-acara di kampung sebelah, di tivi-tivi dan di manapun. Tapi ini pasalnya berbeda, pa Ma'ruf yang mengumumkan dan pa Ma'ruf pula yang membisikkan ke Pak Bupati. Entah apa gerangan di kepalanya sehingga pertemuan itu ada.

Menjelang siang, para sapi gembala pa Marbot kelaparan ia berkerumun di depan masjid. Ia harus diberi makan, tahulah sapi binatang paling manja. Jika tidak diberi makan akan mengamuk pula binatang lainnya yang ada di sekitar masjid. Pa Marbot harus berlarian ke sana ke mari memberi makan sapi-sapinya dengan dedak beserta air garam.

Di tempat lain, nampak kekecewaan pak Bupati yang tidak menemui pa Marbot, ia pulang dengan iring-iringannya. Di perjalanan ia tulis status di WA, di IG, di Twitter dan di FB atas kekecewaan atas sambutan warga Belanga. Ia berharap ada awak media yang memberitakan kunjungan Bupati tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun