Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Racun

14 Maret 2023   18:22 Diperbarui: 15 Maret 2023   22:33 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ayam unik, sumber foto:Liputan6.com

Hari ini ia tak kembali ke rumah makan siang. Dari kebiasaannya sejak pergi pagi pulang malam, pasti ia sempatkan kembali dulu mengisi energi alias makan siang. Beras Camba (beras gunung di salah satu kabupaten Maros), itu yang ia suka, makanan lain ia tepis satu per satu. Ini bukan pilih makanan tapi selera dan kebutuhan pencernaan serta energi. Di sisi lain beras ini di tanam di kaki gunung Bulusaraung, di sana di tanam alami, panen alami, tanpa ada pupuk dan teknologi. Tinggi juga kelasmu Ror!

Terdengar kabar, anjing di kompleks saya mati satu per satu kecuali si Popo. Popo masih ingin hidup ternyata, ia selamat lantaran tertidur pulas di rumah kosong itu. Ia diberi nama Popo lantaran setiap pagi suka memungut Popo bayi yang dibuang sembarangan warga. Ia adalah generasi terakhir dari anjing yang pernah ada di kompleks itu. Katanya ia peranakan dari Manado dan Belanda entah ayahnya Manado atau ibunya Belanda, entahlah. Anjing tergeletak di setiap lorong, hampir memenuhi setiap sudut jalan. Mereka belum terkubur lantaran banyak sekali anjing mati terkapar, terkena racun. Ada yang menyebar racun anjing di kompleks itu.

 Demi apa coba? Terdengar rumor setiap menjelang ramadhan tiba di kampung itu anjing diracuni agar aksi para pencuri di malam hari berjalan lancar, ah mitos kali! Mana ada pencuri takut sama anjing. Bukan takut sama anjing tapi jika pencuri beraksi di malam hari paling tidak sunyi senyap tak ada suara gonggongan asu.

Warga mulai panik. Pagar di gembok, pintu diperbaiki rapat-rapat. Tembok-tembok yang rusak sekedar dipoles cat agar terlihat rapi dan lubang intipan tidak kelihatan lagi.  

Apa benar para pencuri yang meracuni anjing. Pedagang sayur keliling yang selalu setia menjajakan sayurnya. Sedari tadi ditunggu oleh warga kompleks itu. Pasalnya hanya dia yang bisa memberikan info terbaru, ada banyak rahasia di tangan dan di mulutnya. Gosip apa saja selama sayurnya terbeli akan keluar hingga bukan lagi rahasia.

Saya dan istri ke sana ke mari mencari ayam peliharaan. Jangan sampai diracuni juga. Ah masa sih! Biasanya pencuri ayam tidak meracuninya tetapi langsung diangkut di tenggeran atau di kandang dengan hipnotis bawang merah di tangan. Bahkan langsung di tekuk dalam sarung. Lalu dipotong.

Itu ada kucing ikut mati. Kenapa bukan sekalian tikus-tikus juga ikut mati agar kita tenang di malam hari. Agar tak ada lagi yang sering masuk dapur tanpa permisi. Masuk WC tanpa baca doa, keluar simpan kotoran tak dicuci. Tai sembarangan, kencing di sudut sana-sini meracuni penghuni.

Istriku Sayang! Racun anjing beda dengan kucing terlebih racun tikus, beda pula racun anjing. Racun tikus dengan permen warna warni banyak di Indomaret atau Alfamart yang petugasnya sangat ramah itu. Baru masuk sudah ditanya selamat datang selamat belanja kembali, sekalian isi pulsa. Begitu ucapannya bagaikan mesin tetapi manusia juga bahkan anak tetangga ada juga yang demikian tidak menyapa kita dengan nama lagi tapi hanya selamat datang dan selamat belanja kembali. Di rumah ia sapa kita om dan tante. Ah kamu. Racun kucing apa coba. Kucing mah tidak diracuni ia binatang kesayangan rumah-rumah warga di sini. Tapi kok dia mati, oh paling kelaparan habis itu makan rumput di pagi hari, atau makan sisa makanan basi.

USSTT! Cuaksks! Usstssst! Cuaaks! kode si tukang sayur. Sini beli dulu! Baiklah. Cuaksks!

 Ini bukan aksi pencuri ayam yang meracuni anjing. Kata si penjual sayur. Kalau racun anjing itu dikasi roti bakpao putih. Terus di dalamnya ada macam-macam paku yang sudah ditubruk. Jika ia telan langsung mati. Matinya pun bukan di depan tuannya, ia tidak tega pasti melihat tuannya yang setia. Anjing itu simbol keakraban. Ia sangat peka. Bayangkan ada suara sedikit langsung menggonggong. Ia takut tuannya kenapa-kenapa.

Ini ide tukang sahur kata tukang sayur. Si Entong bos tukang sahur itu sangat takut sama Popo lataran ia pernah dikejar habis mencuri ayam jago. Nantinya Tukang sahur itu akan datang menawarkan setiap rumah muslim yang ingin jasa bangunin warga berdasarkan pukulan gentongan atau panggil nama. Jika tidak diracuni anjing pasti Popo dan kawan-kawan yang bertugas bangunin warga. Kalau Popo yang bangunin warga anak remaja itu tidak dapat jatah dari Pak RT atau tidak dapat jasa layanan.

Ah ada-ada saja tukang sayur itu. Masa sih anjing yang harus jadi korban. Ah info kali ini dari dia kurang valid. Saya yakin ia diracuni karena ada pencurian besar-besaran yang direncanakan oleh orang-orang. Ingat tidak dalam cerita dalam novel-novel kalau pencurian besar-besaran direncanakan pasti ada peracunan binatang. Sebagai pengalihan isu warga.

Pukul 13,00 WITA, Ror atau Rorowati, sapaan ayam saya yang warnanya keemasan dikasi hadiah ulang tahun saya yang ke empat puluh dari pa marbot masjid itu. Kini ia kembali bersama anak-anaknya. Sembari meminta beras kesukaannya. Kini ia terbang bebas, berlarian ke sana ke mari. Hanya ada tikus yang menemaninya di kompleks itu. Sementara binatang lainnya seperti anjing, kucing, burung-burung sudah diracuni semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun