Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen/ Writer

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nenek Pedagang Kacang di Angkot

6 Maret 2023   05:30 Diperbarui: 6 Maret 2023   22:07 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nenek penjual kacang goreng, sumber foto: palingseru.com

Sesampai di rumah,

"Kacang ku rebus, Isinya aku makan, Sarinya aku minum,Pengganti tangis dan rindu, Tak lupa aku kirim doa kepada pemiliknya, Lalu kresek merah itu aku jadikan, Pembalut pada sisa luka.

Aku asyik mendengar suara hujan tanpa petir, Mungkin ini hujan antara April dan Mei, Bukan hujan kiriman, atau sebentar lagi, Juni menyambut kemarau yang panjang, Nafas hujan itu menghantar rindu bulan, Di timur laut, Besok angkot ini akan penuh, Dengan Para pengamen jalanan bersama, Pedagang kacang, Nelayan dan Hasil nelayan, akan di bawah ke pasar di bawah jembatan layang.

musik di angkot berhenti sejenak cukup untuk menghargai petir, namun hujan tak berhenti, roda detik pada mesin angkot juga tak berhenti, namun Aku memilih terhenti di depan pos penjara, ada namaku di sana, aku susuri lorong jauh dari angkot, dengan bau membius seperti ikan mati tak di bius, aku menutup hidung lalu membuka telinga, pita radio berbunyi pelan, para napi teladan menghadap tuhan.

hujan tetap melanjutkan doanya di penghujung sujudnya, penjual kacang rebus di angkot, hanya bisa membalikkan telapak,sembari mengucap syukur atas doa para napi yang memakan kacangnya, Andi Samsu Rijal, ditulis di Maros April 2019"

**

Saya makan kacang nenek itu sebiji dua biji sekedar mencicipi bagaimana rasa kacang dari nenek itu yang katanya di tanam sendiri di pinggir sungai di bawah ah jembatan kampung tanah didi tanralili (nama kampung nenek itu). Semoga tidak kenapa kenapa di muka dan di kepala saya sebab jika makan kacang terlalu banyak jerawat saya bermunculan. Ah itu prasangka saja, tubuhmu yang tidak mampu memproses makanan dengan baik karena sudah tua, begitu kata istri saya sembari membantu anak saya menghabiskan kacang rebus itu.

Ditulis di Yogyakarta 4 Maret 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun