Posisi AI dalam prakteknya hanya sebatas identifikator. Sehingga sebagai teknologi memiliki sisi kelemahan yang hanya manusia inilah akan menjadi kontrolnya.
***
Dari pernyataan pak kiyai yang saya rekam dalam ingatan bahwa kehadirian AI beserta perangkatnya untuk memudahkan manusia.Â
Teknologi dikontrol oleh manusia, bukan manusia dikendalikan oleh teknologi. Sehingga posisioning teknologi teresebut sebatas alat untuk membantu memudahkan pekerjaan manusia.
Pada akhirnya, segala kemungkinan AI ada di tengah-tengah kita termasuk menjadi referensi akademik bagi yang sedang mengerjakan tugas akademik.Â
Seseorang mempergunakannya dalam mencari referensi, shingga pengujian chatGPT bisa bermanfaat bagi mahasiswa.Â
Namun perlu diingat bahwa teknologi hanya sebuah alat pembacaan, pencarian. Tentunya tidak seakurat dan seilmiah dengan dengan model konvensional dalam dunia akademik.
Kehadiran AI beserta perangkatnya sebuah keniscayaan dan perkembangan teknologi serta perkembangan jaman. Namun tidak semua hal bisa tergantikan oleh teknologi.Â
Dalam dunia akademik ada etika antara dosen dan mahasiswa, ada jarak sosial antara mahasiswa dan dosen yang akrab, reggang atau biasa biasa saja. Sementara jarak kita dengan AI tidak terukur bahkan terkadang mebuat tidak sosialis seperti hubungan kita sesama manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H