Ia menggunakan bahasa kias untuk mengeksplore beberapa makna citraan yang terkait dengan kiasan lainnya. Pada sajak tersebut tentu bukan sisi erotis yang akan diangkat oleh penyair namun ia menyindir para pejabat yang bejat yang mengorbankan keluarga si anak gadis dari pelosok sebuah negeri. Ia korban dari rezim tentu di tahun tahun sebelum penulis mengisahkannya termasuk sejarah kecil pada kasus kerusuhan beraroma PKI. Inilah yang disebut Faucolt sebagai relasi pengetahuan dan kekuasaan, relasi aparatur dan kekuasaan.
Mengaji pada sajak Aslan Abidin adalah sebuah perjalanan erotis tentang sebuah religiusitas, kemaluan dan kematian. Erotisme religiusitas barangkali sesuatu yang erotis bercitra religius seperti pada sajak berikut;
//Polispermigate
perempuan jalang bertubuh pualam pada
simpang jalan itu menyimpan bejana
di tubuhnya.
ia menjadi tempat minum para
lelaki pejabat yang datang menghabiskan
uang hasil rampokan
perempuan jalang di simpang jalan,
entah mengapa aku suka mengkhayalkan
diriku tersesat di kamarmu.
dan sebagai bentara para penjahat,
kau kisahkan padaku seluruh riwayat
dari negeri subur para perarmpok
"aku seperti nawang
wulan dan mereka adalah beruang yang
rakus mengisap madu tubuhku. mereka
takut aku menemukan baju dan segera
menguap ke udara."
tapi nawang wulan, aku juga suka
membayangkan kau membuka celana
untukku. dan mungkin aku akan terkesiap
menatap kemaluanmu yang mangap :
seperti polisi yang siap menerima suap.
2003
-polispermigate : semacam skandal masuknya beberapa sperma ke dalam satu sel telur. //
Orkestra Pemakaman, 2018;86//