Maafkan Aku untuk lebaran ini...
aku menyembunyikan harapan lewat sebuah pesan suara
yang bisa kau putar ulang kapn saja
mungkin bukan aku satu satunya anak yang lahir dari rahimmu yang suci
ihlas dan sucilah atas dosaku
sekali lagi aku tidak bisa menembus tembok yang aku bangun sendiri...
mungkin karst yang menjulang di sana jauh lebih kokoh,
Atau aku yang terlalu lemah melawan tirani
Atau aku seperti bom waktu yang sudah dipasang mati
jika membawa diriku ke rumah yang tak hati hati
maka aku, tiadalah arti
sampaikan ini...
ke sanak keluarga, kepada pa imam, tentang isi celengan tahun lalu
catatan masih terbungkus, khutbahnya sudah terekam
ibu, emak Bukankah Engkau adalah perwujudan dari Tuhan???
Doamu, untukku yang kunanti
lalu kenapa aku harus mengajarimu tentang cinta dan rindu.
____seseorang bertanya padaku tentang ini...
lalu aku bersiul, aku tak tahu harus bagaimana cara berkhutbah di kamar sendiri
jadi imam di hati sendiri
jelasnya besok malam kataku,,,
sepotong bulan di atas sana akan menjawab...
pidato umara kan seperti khotbah ulama
kan muncul jika bulan utuh, maka disebutlah ia purnama
tapi aku lebih memilih menjadi bulan sabit
toh keduanya adalah matahari yang bersinar
dari pada mata berbinar di hujan pagi, tak ada embun
“mungkin betul pepatah tua
hujan emas di kampung orang akan lebih sejuk dan damai
meski hujan batu di negeri sendiri”
nasehat perantau itu kini kusimpan dalam lipatan kertas
lalu kusemai di bawah bantal, agar pesannya tidak kusut
agar rinduku bertemu di alam mimpi
_____tidurku lebih awal dihantar nyanyian binatang malam jauh sebelum petasan
malam dan suara bedug bertaburan mengelilingi lorong lorong yang dulunya sunyi
shubuh kuterbangun, ayam berkokok, gema takbir, ibuku berbisik
bangun nak, sajadah, kopiah dan sarung tenun kusimpan rapi di tas meja
sarapan ayam dan menu lebaran telah saji di dapur
ayahmu memanggilmu ke sumur ladang sebelum para gadis kampung mandi sarungan
entar kamu malu,
nak pelangi pagi sebentar hilang diburu mentari
bidadari akan beranjak, kau masih tengkurap
gimana kuliahmu, sepupumu, uang jajanmu, kosanmu, cita citamu, kapan kamu nikah?
Tolong siapkan jawaban itu, sebelum kau ziarah ke rumah tetangga
Ingat di masjid aku sudah siapkan sajadah di saf ke dua belakang marbot
Khutbahnya cukup apik, kisah indah bila berbagi, kita kembali suci
Seperti terlahir kembali
Nak bangun nak, sudah jam lima nih, emangnya kamu biasa zahur atau makan tengah malam sebelum tidur, terlelap hingga pagi
___Allahu Akbar Allahu Akbar
Allahu Akbar, nak bangun nak ini ibu yang nelpon
___Nada panggil itu sudah terpasang sejak kemarin sebelum ibu menelpon
yaa Allah yaa Tuhan
Barangkali aku lupa baca doa sebelum tidur
Ingatanku kembali pulih
Yaa Kata kata itu sudah di luar kepala bagi saya dan emak sejak tiga tahun terakhir
Studi saya belum kelar,
___aku bergegas bersuci lalu membaca pesan damai
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI