Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Jejak-jejak Makassar

22 Desember 2019   09:00 Diperbarui: 4 Maret 2020   11:53 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jejak Makassar (1) 

Pada wajah Ujung di pantai pandang

Melampauhi berabad-abad lalu,

berabad-abad akan datang

Lalu bersua losari membuhul lugu

generasi daeng ramang (1)

sedang menikamati remang  di sudut tol berlabuh

adalah jiwa yang telanjang

Jejak Makassar (2)

Ribuan tahun lalu, ribuan kisah

Di zaman batu

ia sebutan

Tak bernama

Tak hanya remang

Tak hanya redup

Ia gelap tak berpenghuni

Negarakartagama (2), prapanca

Menelisik bentangan Bantayan dan Salaya

Dari Luwuk sampai ke Udamakatraya

Phinis berlabuh

Di jung batu

Karang jadi jangkar

Jejak Makassar (3)

Dulu sebuah negeri di Mangkasar

Raja Gowa bertitah dan kamu tunduk pada titihku

Lalu kau telan Siri Na Pacce (3)

Jejak Makassar (4)

Dulu phinisi berlabuh di Kotaku

Kini Sayap-Sayap Isac Newton jua beterbangan

Jejak Makassar (5)

Lalu kau muntahkan sampah

Hamba mengais, mendaur ulang

Kembali jadi cawan bangsawan

Kita sama bersulang sumpah

 

 2019

(1) Daeng ramang; adalah salah satu mantan pemain sepakbola (PSM) Makassar 

(2) Negarakartagama; nama kitab yang ditulis oleh Prapanca (1365)

(3) Siri Na Pacce ; salah satu jargon bugis Makassar, yang berarti perasaan malu dan empati terhadap sesuatu hal tertentu*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun