Mohon tunggu...
Aldo
Aldo Mohon Tunggu... Lainnya - Lulusan sarjana ekonomi dengan ketertarikan pada dunia keuangan, politik, dan olahraga

Everyone says that words can hurt. But have they ever been hurt by the deafening silence? It lingers like the awkward echo after a bad joke, leaving you wondering if you've been forgotten, ostracized, or simply become so utterly uninteresting that even crickets find your company unbearable.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kepresidenan Kedua Donald J. Trump: Visi untuk Perdamaian, Kedaulatan, dan Efisiensi Pemerintahan

15 November 2024   18:19 Diperbarui: 16 November 2024   08:05 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Donald J. Trump, sosok yang kontroversial tetapi berpengaruh besar dalam politik Amerika Serikat (AS), telah mengumumkan visi besar untuk masa jabatan kedua di Gedung Putih. 

Agenda yang diusulkan menekankan pada kedaulatan nasional, kemandirian ekonomi, reformasi pemerintahan, dan fokus tanpa kompromi pada perdamaian dunia. 

Dengan janji reformasi besar dan penunjukan tokoh-tokoh strategis, Trump memiliki tujuan untuk mengubah peran AS di panggung global sekaligus memperkuat stabilitas dan kemakmuran dalam negeri. 

Era Baru Pasifisme: Diplomasi Menggantikan Intervensi

Pendekatan Trump terhadap kebijakan luar negeri, yang sering disebut "realism and restraint," sangat berbeda dari pendekatan intervensi AS selama beberapa dekade terakhir. 

Masa jabatan kedua Trump diproyeksikan akan memperluas inisiatif-inisiatif berorientasi pada perdamaian, memprioritaskan keterlibatan diplomatik, dan mengurangi kehadiran militer AS di luar negeri. 

Meninjau ulang komitmen North Atlantic Treaty Organization (NATO) menjadi salah satu fokus utama. Sejak didirikan pada 1949, NATO menjadi pilar kebijakan luar negeri AS. Namun, Trump sering mengkritik aliansi ini karena beban finansial yang tidak merata. 

Berdasarkan siaran pers yang dipublikasikan oleh Divisi Diplomasi Publik NATO, AS menghabiskan lebih dari $800 miliar untuk pertahanan setiap tahun antara 2021-2024, dengan kewajiban NATO mengambil bagian signifikan dari anggaran tersebut. 

Meskipun anggota NATO telah berkomitmen untuk membelanjakan setidaknya 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB) mereka untuk pertahanan, sebagian dari mereka tidak mencapai tujuan tersebut selama bertahun-tahun. 

Sebagai contoh, sekutu besar AS dalam NATO seperti Jerman, Italia, dan Kanada masing-masing hanya mengalokasikan 1,44%, 1,50%, dan 1,14% dari PDB mereka untuk pertahanan menurut International Institute for Strategic Studies. 

Pada masa jabatan kedua, Trump kemungkinan akan menuntut kepatuhan yang lebih ketat terhadap komitmen finansial dari sekutu NATO, menggeser aliansi ini menuju model pendanaan yang lebih adil. Penyeimbangan ulang ini akan mengurangi tekanan pada pembayar pajak AS sekaligus memastikan bahwa NATO tetap efektif dan kredibel.

Perbandingan Internasional Pengeluaran Pertahanan dan Personil Militer (International Institute for Strategic Studies)
Perbandingan Internasional Pengeluaran Pertahanan dan Personil Militer (International Institute for Strategic Studies)

Masa jabatan pertama Trump ditandai dengan pengurangan signifikan dalam pengerahan pasukan AS, termasuk penarikan pasukan dari Irak dan Afghanistan. Masa jabatan kedua kemungkinan akan melanjutkan lintasan ini, berfokus pada pelepasan militer dari konflik berkepanjangan. Dengan mengalihkan sumber daya dari intervensi militer ke prioritas domestik, Trump bertujuan untuk menunjukkan bahwa perdamaian dan kekuatan dapat berjalan beriringan. 

Selain itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang telah lama menjadi kendaraan untuk kerja sama multilateral bagi AS sering mendapatkan kritik dari Trump terkait dengan efisiensi dan ketergantungan institusi ini pada pendanaan AS. Sebagai kontributor terbesar, AS menyumbang 22% dari anggaran umum PBB dan hampir 27% dari dana penjaga perdamaian. Masa jabatan kedua Trump dapat merestrukturisasi partisipasi AS, mendorong negara-negara lain untuk berbagi beban finansial dan operasional secara lebih adil.

Kontributor Utama Anggaran PBB (UN General Assembly)
Kontributor Utama Anggaran PBB (UN General Assembly)

Membangun Kembali Kedaulatan Ekonomi AS

Pusat dari visi Trump juga mencakup kebangkitan kembali sektor manufaktur dan industri AS. Dengan menerapkan langkah-langkah proteksionis dan insentif ekonomi, ia berupaya untuk mengembalikan AS sebagai kekuatan industri yang mandiri. 

Masa jabatan pertama Trump ditandai dengan penerapan tarif pada barang-barang Tiongkok, yang mengurangi defisit perdagangan AS-Tiongkok sebesar 17,6% pada 2019. Masa jabatan kedua kemungkinan akan memperluas langkah-langkah ini, menargetkan industri-industri yang penting bagi keamanan nasional dan ketahanan ekonomi, seperti semikonduktor, mesin, dan farmasi. 

Tarif tinggi saja mungkin tidak cukup untuk membawa perusahaan kembali ke tanah AS. Oleh karena itu, rencana Trump juga mencakup insentif pajak yang besar bagi perusahaan yang merelokasi operasi mereka ke dalam negeri. Insentif-insentif ini dapat memacu penciptaan lapangan kerja, meningkatkan ekonomi lokal, dan mengurangi ketergantungan pada rantai pasok asing, terutama di sektor-sektor kritis seperti teknologi energi hijau dan manufaktur canggih. 

Kebijakan energi Trump kemungkinan akan kembali berfokus pada produksi domestik bahan bakar fosil, termasuk batu bara, minyak, dan gas alam. Namun, masa jabatan kedua juga dapat melihat penerimaan pragmatis terhadap energi nuklir dan teknologi terbarukan, memastikan bahwa campuran energi Amerika tetap beragam dan andal.

Perdagangan Komoditas AS-Tiongkok Tahun 2019 (Kantor Penilaian Teknologi atau OTA, Kongres AS)
Perdagangan Komoditas AS-Tiongkok Tahun 2019 (Kantor Penilaian Teknologi atau OTA, Kongres AS)

Reformasi Kesehatan: Perang terhadap Big Pharma bersama RFK Jr.

Kemitraan Trump dengan Robert F. Kennedy Jr. mewakili pendekatan revolusioner terhadap kebijakan kesehatan. Bersama-sama, mereka bertujuan untuk menantang pengaruh industri farmasi sambil memprioritaskan keterjangkauan, keamanan, dan transparansi. AS membayar harga obat resep tertinggi di dunia, dengan warga AS menghabiskan hampir $1.400 per orang setiap tahun. 

Pemerintahan Trump sebelumnya berusaha menerapkan model harga internasional dan meningkatkan persaingan melalui obat generik. Di bawah kepemimpinan Kennedy, upaya-upaya ini dapat berkembang mencakup regulasi yang lebih ketat pada paten farmasi dan transparansi harga. Pandangan Kennedy tentang keselamatan vaksin dan akuntabilitas perusahaan dianggap sejalan dengan dorongan Trump untuk transparansi dalam kesehatan masyarakat. 

Masa jabatan kedua Trump dapat memperkenalkan reformasi yang bertujuan untuk meningkatkan pengawasan terhadap pengembangan vaksin dan memastikan bahwa kebijakan kesehatan masyarakat beroperasi bebas dari pengaruh korporasi yang tidak semestinya. 

Modernisasi infrastruktur kesehatan masyarakat juga diproyeksikan akan menjadi agenda utama lainnya. Kritik Trump terhadap Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan World Health Organization (WHO) menekankan keinginan yang lebih luas untuk memodernisasi sistem kesehatan masyarakat AS. 

Peran Kennedy sebagai Menteri Kesehatan dan Layanan Masyarakat mencakup perampingan lembaga, pengurangan inefisiensi birokrasi, dan memprioritaskan kesiapan pandemi melalui inovasi domestik.

Trump telah lama mengkritik WHO sebagai lembaga yang tidak efisien dan sangat dipengaruhi oleh geopolitik, terutama oleh Tiongkok. Langkah pemutusan hubungan dengan WHO mencerminkan pendekatan Trump yang fokus pada prioritas domestik. AS menyumbang lebih dari 10% dari total anggaran WHO, jauh lebih banyak dibandingkan negara lain. 

Trump melihat kontribusi ini sebagai beban yang tidak seimbang, terutama karena manfaatnya tidak selalu terasa langsung bagi rakyat AS. Dana yang dialokasikan ke WHO akan lebih baik jika diarahkan untuk memperkuat infrastruktur kesehatan domestik, termasuk modernisasi fasilitas kesehatan masyarakat, investasi dalam penelitian dan pengembangan domestik untuk pengobatan penyakit menular, serta peningkatan kesiapan pandemi di tingkat negara bagian dan lokal. 

Meski keluar dari WHO, Trump dapat memanfaatkan pengaruh AS untuk membentuk kerangka kerja kesehatan global baru yang berfokus pada transparansi dalam pengambilan keputusan, distribusi beban yang adil, dan akuntabilitas kinerja.

Efisiensi Pemerintahan dengan Mengandalkan Keahlian Visioner

Proposal Trump untuk membentuk komisi sementara, Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE), mencerminkan komitmennya untuk mengurangi pemborosan dan meningkatkan akuntabilitas di Washington, D.C. 

Dengan melibatkan tokoh-tokoh inovatif seperti Vivek Ramaswamy dan Elon Musk, Trump bertujuan untuk membawa pendekatan baru dalam mengelola pemerintahan. 

Sebagai seorang pengusaha bioteknologi dan kritikus vokal terhadap regulasi berlebihan, Ramaswamy diharapkan untuk memimpin upaya menghilangkan duplikasi birokrasi dan mendorong privatisasi program federal yang tidak efisien. Pendekatannya kemungkinan akan mencakup audit besar-besaran terhadap lembaga-lembaga federal untuk mengidentifikasi peluang konsolidasi fungsi yang tumpang tindih dan memangkas pengeluaran yang berlebihan. 

Selain itu, dengan rekam jejak yang membuktikan kemampuannya merevolusi industri seperti transportasi (Tesla) dan eksplorasi ruang angkasa (SpaceX), Musk dapat membawa ide-ide transformasional ke proses operasional pemerintah, seperti digitalisasi layanan pemerintah, teknologi untuk akuntabilitas, dan otomatisasi ke dalam proses pemerintahan untuk meningkatkan efisiensi. 

Prioritas utama dalam reformasi pemerintahan federal di bawah Trump diprediksi akan mencakup konsolidasi lembaga-lembaga yang memiliki fungsi serupa untuk mengurangi redundansi, pemangkasan aturan yang memberatkan dan tidak relevan yang menghambat inovasi dan pertumbuhan, serta penyesuaian gaji pegawai pemerintah berdasarkan kinerja dan dampak pekerjaan mereka. 

Dengan kepemimpinan Ramaswamy dan Musk, DOGE dapat menjadi contoh nyata reformasi birokrasi yang memungkinkan anggaran pemerintah bekerja lebih optimal untuk rakyat.

Visi untuk AS yang Lebih Kuat dan Mandiri

Agenda masa jabatan kedua Trump akan menjadi cetak biru untuk mengembalikan AS ke jalur kemandirian, efisiensi, dan perdamaian. Dengan berfokus pada diplomasi, kebangkitan industri domestik, dan reformasi birokrasi, Trump berupaya mendefinisikan kembali peran AS di dunia serta memperkuat stabilitas dan kemakmuran dalam negeri. 

Meskipun tantangan tetap ada, pendukung Trump melihat visi ini sebagai perwujudan kepemimpinan pragmatis yang bertujuan untuk memperkuat fondasi Amerika. 

Jika dilaksanakan dengan hati-hati, kebijakan-kebijakan ini berpotensi membentuk masa depan yang lebih cerah bagi AS, menjadikannya pemimpin global dalam inovasi, diplomasi, dan tata kelola yang efisien. 

Dengan keberanian untuk memecahkan tradisi dan fokus pada kepentingan nasional, Trump menawarkan agenda yang siap untuk membawa AS ke era baru yang lebih mandiri, damai, dan sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun