Hubungan Khusus dengan AS: Faktor Menguntungkan Lainnya untuk Israel
Israel juga memiliki keunggulan signifikan, baik secara militer maupun diplomatik, dengan adanya dukungan besar dari AS. Hingga Februari 2022, Israel telah menerima bantuan dari AS sebesar $150 miliar, yang mencakup bantuan militer, ekonomi, serta pinjaman untuk membantu stabilitas ekonomi dan sosial di Israel.Â
Dengan kekuatan militer yang ditingkatkan oleh dukungan ini, Israel selalu dapat mengatasi serangan dari kelompok militan seperti Hezbollah, sementara pihak lawan justru mengalami kerugian yang lebih besar. Bantuan ekonomi dan militer yang terus mengalir dari AS telah memperkuat posisi Israel secara global, khususnya di kawasan Timur Tengah.Â
AS telah memberikan dukungan politik yang signifikan, menggunakan hak veto sebanyak 42 kali di Dewan Keamanan PBB untuk melindungi Israel dari resolusi yang menentangnya. Selain itu, AS secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada tahun 2018, yang menandai langkah diplomatik penting dalam hubungan kedua negara.Â
Bahkan di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, AS juga membantu memulihkan hubungan diplomatik Israel dengan sejumlah negara Timur Tengah, seperti Persatuan Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan melalui Perjanjian Abraham. Kombinasi antara dukungan finansial, militer, dan politik ini memberikan Israel keuntungan strategis yang tak terbantahkan di Timur Tengah, menjadikan perjuangan militan seperti Hezbollah tampak tidak sebanding dengan kekuatan Israel yang terus meningkat.
Hubungan bilateral Israel-AS juga semakin memperkuat peran Israel sebagai sekutu strategis bagi AS. Israel tidak hanya menjadi mitra dagang penting, dengan total perdagangan mencapai hampir $50 miliar pada tahun 2023, tetapi juga berfungsi sebagai "pangkalan" militer yang memperkuat pengaruh Amerika di kawasan tersebut. Lebih dari 650 perusahaan teknologi Israel beroperasi di AS, memberikan kontribusi ekonomi yang luas. Karena dukungan strategis ini, Israel sering dianggap sebagai "kapal induk AS di Timur Tengah", menjadikannya kekuatan yang sangat sulit dilawan oleh negara-negara atau kelompok militan di kawasan tersebut.
Dengan kata lain, perlawanan yang dilakukan oleh Hezbollah terhadap Israel tidak hanya mengulang sejarah kegagalan di Timur Tengah, tetapi juga mengabaikan kenyataan hubungan strategis antara Israel dan AS. Bantuan militer dan dukungan politik yang terus mengalir dari Washington membuat Israel tetap berada dalam posisi yang unggul dalam setiap konfrontasi. Sementara itu, negara-negara dan kelompok-kelompok yang terus melawan Israel pada akhirnya menghadapi kerugian besar bagi rakyat mereka sendiri.Â
Demi masa depan yang lebih baik, Hezbollah dan negara-negara Timur Tengah perlu mempertimbangkan kembali pendekatan mereka dan mencari solusi diplomatik yang lebih realistis untuk menyelesaikan konflik yang berkepanjangan dengan Israel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H