Mohon tunggu...
Aldo
Aldo Mohon Tunggu... Lainnya - Pengungkap informasi, perangkai cerita, dan pengagum tata visual

Everyone says that words can hurt. But have they ever been hurt by the deafening silence? It lingers like the awkward echo after a bad joke, leaving you wondering if you've been forgotten, ostracized, or simply become so utterly uninteresting that even crickets find your company unbearable.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Piala Dunia FIFA 2022: Katalis Transformasi Ekonomi Qatar yang Dapat Menjadi Inspirasi bagi Indonesia

19 April 2024   19:17 Diperbarui: 19 April 2024   19:24 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Stasiun Msheireb yang Menjadi Stasiun Terbesar pada Jaringan Metro Doha pada Penyelenggaran Piala Dunia FIFA 2022 (ARSIP PRIBADI)

Piala Dunia FIFA Qatar 2022 memicu perdebatan global yang sengit tentang dampak ekonomi dari menjadi tuan rumah acara raksasa sebesar ini. Sementara berita utama dipenuhi dengan biaya $220 miliar yang dikeluarkan Qatar, analisis yang lebih bernuansa mengungkapkan gambaran ekonomi yang jauh lebih kompleks. Beberapa ekonom berpendapat bahwa acara besar seperti Piala Dunia justru bertindak sebagai katalis untuk pembangunan ekonomi, khususnya bagi negara berkembang. 

Masuknya turis dan perhatian media internasional dapat menyoroti negara tuan rumah, mendorong peningkatan investasi asing langsung dan peluang perdagangan. Selain itu, pembangunan infrastruktur yang marak dilakukan sebagai persiapan acara, seperti jaringan transportasi dan sistem komunikasi, dapat memiliki efek positif jangka panjang, yang menstimulasi aktivitas ekonomi di berbagai sektor. Artikel ini mengulas berbagai implikasi ekonomi Piala Dunia bagi Qatar dan keseluruhan dampaknya terhadap kemajuan ekonomi negara tersebut.

Pembangunan Infrastruktur: Membangun Warisan untuk Masa Depan

Pengeluaran Qatar sebagai persiapan menuju Piala Dunia 2022 sebagian besar difokuskan pada pembangunan infrastruktur, dengan visi yang melampaui turnamen sepak bola itu sendiri. Dana sebesar $64 miliar diinvestasikan pada infrastruktur transportasi, termasuk untuk pembangunan Doha Metro yang canggih dengan tiga jalur dan 37 stasiun. 

Sistem metro ini menawarkan peluang jumlah penumpang harian hingga melebihi 130.000 orang, secara signifikan mengurangi kemacetan lalu lintas dan polusi di dalam kota. Kota-kota baru seperti Lusail, dengan Stadion Lusail yang ikonik, pun muncul bersamaan dengan perluasan kota yang sudah ada. Pembangunan bandara internasional baru, Bandara Internasional Hamad dengan kapasitas penumpang sebesar 50 juta per tahun juga dilakukan secara serius. Selain itu, jaringan jalan raya yang modern meningkatkan konektivitas di seluruh penjuru negara. 

Sementara beberapa elemen, seperti hotel dengan perkiraan 132.000 kamar baru, secara langsung menguntungkan Piala Dunia, elemen lainnya, seperti sistem metro, merupakan bagian integral dari Qatar National Vision 2030, suatu rencana jangka panjang untuk diversifikasi ekonomi dari Qatar. Pengeluaran langsung untuk pembangunan stadion diperkirakan mencapai $6,5 miliar hingga $10 miliar, mirip dengan negara-negara tuan rumah Piala Dunia sebelumnya. Investasi strategis dalam infrastruktur ini diperkirakan akan menyumbang tambahan 1,5% ke PDB Qatar setiap tahun pada tahun 2030.

Manfaat dan Tantangan Ekonomi: Mencari Keseimbangan

Menjadi tuan rumah Piala Dunia sering disebut sebagai katalis untuk pertumbuhan ekonomi, menarik investasi asing dan pariwisata. Dana Moneter Internasional (IMF) pada tahun 2024 memperkirakan pengeluaran pariwisata oleh pengunjung dan pendapatan penyiaran terkait Piala Dunia bernilai antara $2,3 hingga 4,1 miliar. Dalam hal pertumbuhan ekonomi, Qatar juga menghasilkan aktivitas ekonomi tambahan setara dengan $1,6--2,4 miliar, atau 0,7--1,0 persen dari Produk Domestik Bruto (PBB) Qatar pada tahun 2022. 

Kisaran kontribusi pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Piala Dunia FIFA 2002 yang menyumbang pertumbuhan terhadap ekonomi Korea Selatan sebesar $713 juta (Lee dan Taylor, 2005). Dampak tambahan jangka pendek ke negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC) lainnya juga diperkirakan ada sekalipun nilainya jauh lebih kecil. Misalnya, dampak turnamen terhadap ekonomi Persatuan Emirat Arab (PEA), negara penerima terbesar selain Qatar, diperkirakan mencapai 0,1 persen dari perkiraan PDB PEA tahun 2022.

Kementerian Perdagangan dan Industri (MOCI) Qatar secara aktif mengidentifikasi peluang investasi senilai $22,4 miliar di berbagai sektor, dan Kamar Dagang dan Industri Qatar dengan optimis juga memproyeksikan 6,24 juta turis pada tahun 2028. Hal ini tentu sejalan dengan perkiraan pra-turnamen tentang peningkatan $17 miliar ke ekonomi Qatar melalui pengeluaran pengunjung dan aktivitas terkait pariwisata. Data awal menunjukkan proyeksi ini mungkin berada di jalur yang benar, dengan peningkatan signifikan dalam pendapatan pariwisata yang diamati pada tahun 2023. Meskipun demikian, pengalaman masa lalu di Rusia, Brasil, dan Afrika Selatan, yang mengalami penurunan investasi asing langsung (FDI) setelah turnamen Piala Dunia, masing masing pada tahun 2018, 2014, dan 2010, harus menjadi catatan yang memicu kehati-hatian. Untuk mengatasi potensi kekurangan seperti yang dialami ketiga negara tersebut, Qatar telah meluncurkan beberapa inisiatif untuk meningkatkan lingkungan bisnisnya dan menarik investor asing. Upaya ini termasuk penyederhanaan regulasi, pemberian potongan pajak korporasi, dan penetapan zona ekonomi khusus. Meskipun ada potensi tantangan ini, investasi infrastruktur yang substansial di Qatar diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor-sektor utama seperti perumahan, perhotelan, dan pariwisata. Kondisi ini sejalan dengan tujuan strategis Qatar untuk mendiversifikasi ekonominya dari ketergantungan pada minyak dan gas. Piala Dunia dilihat sebagai platform untuk menarik investasi asing langsung, mendorong kemitraan antara bisnis domestik dan perusahaan global. Studi terbaru oleh Otoritas Investasi Qatar (QIA) menemukan bahwa 72% dari bisnis internasional yang berpartisipasi dalam Piala Dunia menyatakan minat untuk membangun kehadiran permanen di Qatar setelah penyelenggaraan turnamen tersebut selesai.

Memaksimalkan Infrastruktur: Warisan yang Melampaui Piala Dunia dan Qatar

Komitmen Qatar untuk memanfaatkan infrastruktur Piala Dunia juga melampaui sektor pariwisata. Dengan menyelenggarakan Piala Asia AFC 2023 dan Piala Asia U23 AFC 2024, Qatar ingin memantapkan posisinya sebagai pusat olahraga terkemuka di kawasan tersebut. Turnamen ini diharapkan dapat menghasilkan aliran pendapatan tambahan dari penjualan tiket, sponsor, dan pariwisata. Lebih penting lagi, turnamen-turnamen tersebut memberikan kesempatan untuk menguji dan menyempurnakan prosedur operasional di dalam stadion yang baru dibangun. Pemanfaatan terus-menerus ini tidak hanya memaksimalkan pengembalian investasi tetapi juga memposisikan Qatar sebagai tuan rumah idea untuk acara olahraga yang lebih besar di masa depan, seperti Olimpiade.

Meskipun demikian, menjadi tuan rumah Piala Dunia juga menghadirkan tantangan baru bagi Qatar. Pesatnya pembangunan menimbulkan kekhawatiran tentang dampak lingkungan. Qatar telah mengatasinya dengan memasukkan praktik berkelanjutan dalam proyek konstruksi dan mempromosikan penggunaan transportasi umum. Masuknya tenaga kerja dalam jumlah besar untuk proyek konstruksi menimbulkan tantangan sosial, termasuk masalah akomodasi dan integrasi budaya. Qatar telah berupaya meningkatkan akomodasi pekerja dan fasilitas kesehatan. Ke depannya, Qatar perlu fokus untuk mempertahankan momentum investasi, mendorong inovasi, dan membangun masa depan yang berkelanjutan. Sementara Piala Dunia menjadi katalis untuk investasi, mempertahankan momentum ini sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Investasi berkelanjutan dalam pendidikan, penelitian dan pengembangan, dan diversifikasi ekonomi di luar hidrokarbon sangatlah penting. Ekonomi berbasis pengetahuan perlu menjadi kunci untuk kesuksesan jangka panjang. Qatar dapat memanfaatkan pengalaman Piala Dunia untuk menarik talenta dan mendorong inovasi di berbagai sektor. Memastikan keberlanjutan jangka panjang dari infrastruktur yang dibangun untuk Piala Dunia sangat penting. Mengalihfungsikan stadion untuk penggunaan lain dan mempromosikan praktik ramah lingkungan sangat penting untuk masa depan yang berkelanjutan.

Menginspirasi Indonesia: Menggunakan Qatar sebagai Pusat Pengetahuan

Indonesia dianggap berhasil menjadi tuan rumah Asian Games 2018, yang diselenggarakan di dua kota: Jakarta dan Palembang. Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani pernah menyatakan bahwa penyelenggaraan acara ini dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015-2018 sebesar Rp8,2 triliun. Sebagai gantinya menurut Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), selama bulan penyelenggaraan Asian Games 2018, wisatawan domestik dan asing membelanjakan Rp3,7 triliun. 

Selain itu, DKI Jakarta sebagai salah satu provinsi yang menjadi tuan rumah memperoleh peningkatan 408.400 pengunjung dari luar DKI Jakarta dan dampak ekonomi langsung yang diperkirakan mencapai Rp22,0 triliun, dengan total investasi konstruksi Rp13,7 triliun. Hal ini menyebabkan peningkatan 5,76% wisatawan mancanegara dan peningkatan 1,42% wisatawan domestik. 

Dampak ekonomi tidak langsung juga meningkatkan PDB Jakarta sebesar 0,34%, menambah Rp6 triliun untuk konsumsi rumah tangga. Turnamen ini juga menciptakan 57.300 peluang kerja selama 2015-2019 dan berkontribusi tambahan Rp40,6 triliun terhadap ekonomi DKI Jakarta. Di Sumatera Selatan, dampak ekonomi langsung mencapai Rp 18,5 triliun, dengan 175.029 wisatawan tambahan mengunjungi Palembang, yang menyebabkan peningkatan 68,69% wisatawan mancanegara di Palembang. Selain itu, turnamen ini meningkatkan PDB Sumatera Selatan sebesar 0,47% (Rp1,4 triliun) dan menambah Rp11,1 triliun keluaran ekonominya. Peluang kerja meningkat sebanyak 51.500 selama 2015-2019. Sektor yang berkembang pesat termasuk rekreasi dan hiburan (34,92%) dan hotel (7,57%).

Pengalaman Indonesia ini mencerminkan beberapa tantangan dan peluang yang juga dihadapi Qatar. Sama seperti Qatar, Indonesia mengalami peningkatan ekonomi yang signifikan dari Asian Games. Masuknya atlet, ofisial, turis, dan personel media meningkatkan pengeluaran di sektor-sektor seperti perhotelan, transportasi, dan ritel. Selain itu, pembangunan proyek infrastruktur baru menciptakan lapangan kerja dan menstimulasi aktivitas ekonomi. 

Jakarta dan Palembang, seperti Doha dan kota lainnya, mengalami penambahan infrastruktur yang signifikan sebagai persiapan untuk turnamen internasional yang diselenggarakan, termasuk pembangunan fasilitas olahraga baru, jaringan transportasi, dan pilihan akomodasi. Indonesia, yang masih bergantung pada ekstraksi sumber daya alam, mendambakan ekonomi yang lebih terdiversifikasi. Sama seperti Qatar dengan Piala Dunia, Asian Games dengan janji turis berbondong-bondong dan perhatian internasional telah menjadi salah satu tiket emas Indonesia dalam mengembangkan ekonominya dari pariwisata. 

Asian Games dan Piala Dunia bukan hanya pesta bagi atlet dan penonton - tetapi juga mesin penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat umum. Dari pekerja konstruksi yang membangun stadion hingga pedagang yang menjual suvenir, acara ini menghasilkan ribuan peluang baru. Rempah ekonomi ini membantu memasukkan lebih banyak uang ke kantong masyarakat dan mendorong pertumbuhan keseluruhan. Pesta Asian Games Indonesia dan perjalanan transformasi Qatar dengan Piala Dunia menawarkan pelajaran berharga sebagai persiapan menjadi calon tuan rumah acara besar lainnya di masa depan untuk kedua negara, terutama Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun