Mohon tunggu...
Aldo
Aldo Mohon Tunggu... Lainnya - Lulusan sarjana ekonomi dengan ketertarikan pada dunia keuangan, politik, dan olahraga

Everyone says that words can hurt. But have they ever been hurt by the deafening silence? It lingers like the awkward echo after a bad joke, leaving you wondering if you've been forgotten, ostracized, or simply become so utterly uninteresting that even crickets find your company unbearable.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bayangan Kelam di Balik Tangan Penyembuh: Isu Depresi di Kalangan Mahasiswa Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Indonesia

18 April 2024   22:13 Diperbarui: 19 April 2024   15:00 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Depresi di antara mahasiswa PPDS bukan hanya perjuangan pribadi, tetapi juga masalah sistemik dengan dampak yang lebih luas pada sistem perawatan kesehatan. 

Kondisi ini menciptakan lingkaran setan yang pada akhirnya dapat memengaruhi perawatan pasien dan memperburuk tantangan yang ada.

Kualitas perawatan pasien yang terganggu merupakan konsekuensi potensial dari depresi pada mahasiswa PPDS. 

Depresi dapat menyebabkan berkurangnya empati, gangguan konsentrasi, dan pengambilan keputusan yang buruk.

Seorang profesional medis yang mengalami depresi hampir pasti akan kesulitan untuk terhubung dengan pasien secara emosional untuk memahami kebutuhan pasien secara efektif atau membuat penilaian klinis yang tepat di bawah tekanan. 

Hal ini pada akhirnya dapat memengaruhi kualitas perawatan yang diterima pasien. Peningkatan kesalahan medis akan menjadi ancaman lain yang semakin menjulang. 

Kelelahan dan tekanan emosional merupakan gejala umum depresi yang dapat menyebabkan risiko kesalahan medis yang lebih tinggi.

Seorang profesional medis yang kurang tidur dan lelah secara emosional lebih rentan terhadap kesalahan yang dapat berakibat serius bagi pasien. 

Kekurangan tenaga spesialis medis yang ada di Indonesia dapat diperparah oleh mahasiswa yang meninggalkan program tersebut karena depresi. 

Tekanan dan beban emosional dapat mendorong beberapa mahasiswa untuk meninggalkan studi mereka, yang akhirnya menciptakan pukulan ganda bagi sistem perawatan kesehatan - tidak hanya kehilangan potensi spesialis masa depan ini tetapi juga investasi yang dilakukan dalam pendidikan mereka.

Memutus Lingkaran Setan: Pendekatan Multifaset untuk Mendorong Kesejahteraan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun