Mohon tunggu...
Aldo
Aldo Mohon Tunggu... Lainnya - Lulusan sarjana ekonomi dengan ketertarikan pada dunia keuangan, politik, dan olahraga

Everyone says that words can hurt. But have they ever been hurt by the deafening silence? It lingers like the awkward echo after a bad joke, leaving you wondering if you've been forgotten, ostracized, or simply become so utterly uninteresting that even crickets find your company unbearable.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bayangan Kelam di Balik Tangan Penyembuh: Isu Depresi di Kalangan Mahasiswa Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Indonesia

18 April 2024   22:13 Diperbarui: 19 April 2024   15:00 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sifat pendidikan dokter spesialis yang menuntut dan beban yang muncul dari status yang diatur dalam UU tersebut akhirnya berkontribusi pada depresi. 

Mahasiswa PPDS menghadapi jalinan tekanan kompleks yang dapat membuat mereka kewalahan. Jadwal yang padat seringkali melebihi 80 jam per minggu, membuat mahasiswa kurang tidur dan mendambakan udara segar, serta dengan sedikit atau tanpa waktu istirahat atau pemulihan yang cukup dari aktivitas harian lainnya. 

Tantangan akademis yang berat dengan tugas kuliah yang intensif, ujian yang menuntut dengan skala penilaian yang ketat, dan tekanan terus-menerus untuk berprestasi, menciptakan lingkungan kompetisi dan keraguan diri yang tiada henti.

Secara spesifik, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam mengatakan bahwa peserta PPDS menghadapi pasien dengan tingkat sosial, ekonomi yang bermacam-macam sehingga mereka (PPDS) terpapar risiko terjadi depresi. 

Jika diteliti lebih lanjut, beban finansial dari biaya pendidikan yang berat ditambah dengan meningkatnya biaya hidup juga dapat menambah tekanan yang signifikan selain potensi tertular dari pasien yang dilayani oleh peserta PPDS tersebut. 

Biaya pendidikan dokter spesialis di Indonesia biasanya terdiri dari Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Iuran Pengembangan Institusi (IPI).

Sebagai contoh, UKT untuk program dokter spesialis di UI dimulai dari Rp12,1 juta per semester, sementara IPI paling murah dimulai dari Rp22 juta yang harus dibayarkan satu kali saat awal pendaftaran. 

Sementara itu, perbincangan tentang calon dokter spesialis atau residen untuk memperoleh bayaran selama pendidikan berlangsung baru muncul pada tahun 2023. 

Menurut Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kemenkes RI, Arianti Anaya, pembayaran terhadap dokter residen selama pendidikan dokter spesialis dirancang sebagai lompatan perubahan dikarenakan selama ini dokter residen tidak mendapat bayaran. 

Rencana kerja sama dengan BPJS Kesehatan dikonfirmasi sedang dibicarakan, sehingga pendapat residen tidak akan dibebankan ke rumah sakit. Dalam hal dokter residen harus membayar uang pendidikan, nantinya pembayaran tersebut akan dibiayai oleh pemerintah.

Lingkaran Setan: Efek Berkelanjutan dari Depresi yang Tidak Diobati dalam Sistem Kesehatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun