Mohon tunggu...
Aldo
Aldo Mohon Tunggu... Lainnya - Lulusan sarjana ekonomi dengan ketertarikan pada dunia keuangan, politik, dan olahraga

Everyone says that words can hurt. But have they ever been hurt by the deafening silence? It lingers like the awkward echo after a bad joke, leaving you wondering if you've been forgotten, ostracized, or simply become so utterly uninteresting that even crickets find your company unbearable.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kepercayaan yang Hancur: Mampukah Boeing Bangkit Kembali?

8 April 2024   20:27 Diperbarui: 9 April 2024   09:02 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat Boeing 737 MAX (AP/ELAINE THOMPSON via ABC INDONESIA)

McDonnell Douglas, yang dikenal dengan fokus militer dan sejarah langkah-langkah pemotongan biaya, bisa dibilang memperkenalkan pola pikir yang secara halus mulai mengikis etos Boeing yang berpusat pada teknik dan kualitas.

Dedikasi yang dulu dianggap sakral terhadap desain yang ketat dan pengujian menyeluruh tampaknya menghadapi tekanan yang meningkat dari tuntutan pasar dan ekspektasi pemegang saham, termasuk eksekutif bawaan dari McDonnell Douglas.

Pesawat Boeing 777X dan Boeing 737 MAX di Boeing Field (Sumber: Reuters)
Pesawat Boeing 777X dan Boeing 737 MAX di Boeing Field (Sumber: Reuters)

Tekanan untuk Bersaing -- Munculnya 737 MAX

Pada awal dekade 2010-an, Boeing menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari pesaing beratnya di Eropa, Airbus. Pesawat Airbus A320neo, yang menawarkan efisiensi bahan bakar yang lebih baik berkat mesin barunya, dengan cepat memperoleh pangsa pasar. 

Dengan keinginan untuk melawan kesuksesan Airbus tersebut, Boeing memulai sebuah program dengan konsekuensi yang akhirnya sangat fatal: pengembangan pesawat Boeing 737 MAX.

Alih-alih melakukan desain ulang yang mahal dan memakan waktu dari pesawat induk lamanya, Boeing 737 Next Generation, Boeing mengincar solusi yang cepat dan mengutamakan keuntungan. 

Program Boeing 737 MAX dirancang untuk menggabungkan mesin yang lebih besar dan efisien sambil meminimalkan perubahan yang akan memerlukan pelatihan ulang pilot yang ekstensif.

Akan tetapi, mesin baru tersebut secara fundamental mengubah karakteristik penerbangan pesawat Boeing kelas ini. Untuk melawan kecenderungan pesawat untuk naik ke atas, Boeing menerapkan sistem MCAS yang kini terkenal. 

Yang terpenting dari MCAS, perangkat lunak ini bergantung pada satu sensor untuk data, menciptakan titik kegagalan yang berbahaya. Dorongan tanpa henti untuk menampilkan Boeing 737 MAX sebagai sekadar peningkatan, bukan sebagai pesawat yang dimodifikasi secara signifikan, memiliki implikasi yang mengerikan.

Para eksekutif Boeing melobi Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) secara agresif untuk melawan persyaratan pelatihan simulator yang mendalam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun