Mohon tunggu...
Aldo
Aldo Mohon Tunggu... Lainnya - Detektif informasi, pemintal cerita, dan pemuja mise-en-scène

Everyone says that words can hurt. But have they ever been hurt by the deafening silence? It lingers like the awkward echo after a bad joke, leaving you wondering if you've been forgotten, ostracized, or simply become so utterly uninteresting that even crickets find your company unbearable.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pesona dan Ketabahan dari Alexandra dan Diana: Kisah Dua Putri yang Terpisah oleh Zaman

5 Maret 2024   11:20 Diperbarui: 5 Maret 2024   11:25 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengungkap Kebenaran yang Kompleks

Alexandra dan Diana menarik perhatian karena kompleksitas mereka. Alexandra mewujudkan putri tradisional, penderitaan pribadinya diubah menjadi citra ideal untuk kebaikan mahkota. Akan tetapi, nada melankolis di baliknya tidak dapat disembunyikan, sebuah pengakuan atas harga yang dibayar untuk mempertahankan ilusi tersebut. Diana, sebaliknya, melambangkan pemberontakan. Dia melawan sistem, meskipun dengan konsekuensi yang pahit bagi dirinya dan monarki. Meskipun demikian, dalam perjuangannya, publik menemukan keaslian, keterhubungan, dan kenyataan bahwa para bangsawan pun tak luput dari penderitaan manusia.

Kedua putri ini, yang dipisahkan oleh satu abad, menunjukkan kepada kita bahwa bahkan dalam batasan ketat kehidupan kerajaan, pilihan individu memiliki konsekuensi yang melampaui diri mereka sendiri. Warisan mereka mengundang pertanyaan: bagaimana sebuah institusi yang terikat oleh tradisi harus beradaptasi dengan dunia yang semakin menuntut transparansi dan mengakui bahwa tokoh-tokoh yang dipuja pada akhirnya hanyalah manusia biasa dengan segala kelemahan mereka?

Warisan Abadi Bagi Perempuan dan Inspirasi untuk Indonesia

Ratu Alexandra dan Putri Diana bukanlah sekadar catatan kaki dalam sejarah. Mereka adalah simbol yang lebih besar, mewakili ketegangan antara kehidupan pribadi dengan citra publik, serta tuntutan tradisi dengan kebebasan individual. Warisan mereka memaksa kita untuk mempertanyakan, apakah dongeng modern membutuhkan pemeran utama yang sempurna, atau justru mereka yang menunjukkan kerentanan manusia? Kedua wanita ini, dengan cara mereka yang berbeda, membuat kita merenungkan institusi monarki itu sendiri dan evolusinya yang diperlukan di era keterbukaan dan akuntabilitas yang meningkat.

Cerita dari hidup Alexandra dan Diana juga memiliki banyak kesamaan dengan kisah para pemimpin perempuan di Indonesia. Banyak perempuan Indonesia yang harus menghadapi rintangan dan diskriminasi dalam perjalanan mereka menuju kesuksesan. Namun, seperti Alexandra dan Diana, mereka tidak gentar untuk melawan dan memperjuangkan apa yang mereka yakini. R.A. Kartini sebelum menjadi pahlawan nasional yang dikenal sebagai pejuang pendidikan bagi perempuan Indonesia, harus melawan ketidaksetaraan terhadap perempuan Indonesia yang dilarang untuk mengecap pendidikan dan pengembangan diri. Megawati Soekarnoputri sebagai presiden perempuan pertama Indonesia, bahkan harus mengalami perlawanan politis sekalipun setelah berhasil membawa partai politiknya sebagai pemenang pemilu tahun 1999. 

Susi Pudjiastuti dalam masa jabatannya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan yang dikenal dengan keberaniannya dalam memberantas illegal fishing menghadapi perundungan dari banyak pihak yang mempermasalahkan dirinya yang tidak lulus dari bangku sekolah menengah atas. Dengan kata lain, kisah dua putri dari Kerajaan Inggris, Alexandra dan Diana, serta banyak perempuan Indonesia dapat menjadi inspirasi bagi perempuan Nusantara untuk terus berjuang dan mencapai cita-cita. Kita dapat belajar dari keteguhan Alexandra dalam menghadapi adversity dan keberanian Diana dalam melawan tradisi yang sudah usang, serta tokoh-tokoh perempuan Indonesia yang berani mendobrak stigma dan sistem yang kolot di negara ini. Selamat Menyambut Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun