Mohon tunggu...
Andira Maharani Anatasya
Andira Maharani Anatasya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seoarang mahasiswa yang gemar menulis puisi, artikel, dll.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pementasan Drama "Trik", Adaptasi Cerpen Karya Putu Wijaya

4 Juni 2023   08:26 Diperbarui: 4 Juni 2023   08:42 1097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konflik cerita mulai turun ketika masyarakat yang semula berprasangka buruk dan menganggap Nyonya Baron sebagai antek-antek iblis. Namun, setelah menerima amplop tersebut mengubah pandangan masyarakat. Mereka memberikan dukungan dan memuji Nyonya Baron, kecuali Taksu. Ketika mereka hendak membuka amplop, tercium aroma melati dan betapa terkejutnya mereka setelah membuka amplop tersebut yang ternyata isinya adalah daun kering. 

Masyarakat merasa ditipu oleh Nyonya Baron, mereka semua menyesal karena telah menerima amplop tersebut dan naasnya hanya dimanfaatkan oleh Nyonya Baron. 

Di akhir cerita, penampilan teatrikal masyarakat dan pembacaan puisi “Kecoa Pembangunan” karya W.S. Rendra oleh Taksu yang membuat saya dan penonton lainnya terpukau karena makna puisi tersebut menggambarkan kondisi yang sesuai dengan cerita drama “Trik”.

Para aktor yang memerankan tokoh sudah sangat mendalami karakter dan sesuai dengan penokohannya masing-masing, mulai dari tokoh Nyonya Baron yang merupakan tokoh antagonis diperankan oleh Yusriyyah yang digambarkan sebagai perempuan licik, egois, dan penguasa yang serakah. 

Adapun tokoh yang dikisahkan sebagai pasangan suami istri, yaitu Pak Amat yang diperankan oleh Wirza dan Bu Amat yang diperankan oleh Nisrina berhasil membuat para penonton terhibur atas lelucon yang mereka buat karena keluguannya. 

Selain itu, tokoh Taksu yang diperankan oleh Widya merupakan sosok yang teguh akan pendiriannya dan tidak mudah terhasut. Serta tokoh-tokoh lainnya, seperti Katsu, Ajudan Nyonya Baron, dan tujuh masyarakat yang sudah membawakan perannya dengan sukses.

Latar dalam pementasan drama “Trik” ini sudah sangat jelas, seperti latar tempat yang tampak pada rumah Nyonya Baron maupun rumah Pak Amat dan Bu Amat. Latar waktu yang dikisahkan pada pementasan drama ini berlangsung dari pagi hari sampai malam hari. Selain itu, tema cerita ini

Penyutradaraan yang dilakukan oleh Niska selaku sutradara dan Ginka selaku asisten sutradara sudah berhasil membuat pementasan drama ini berjalan sesuai dengan persiapan yang telah direncanakan. Mereka berdua dapat mengkoordinaskan kerja setiap timnya dengan penuh tanggung jawab sehingga tercipta kerja sama tim yang baik. Seperti halnya ketika mengatur properti yang dibutuhkan dalam pementasan drama dan mengatur chemistry dari setiap aktor yang saling terlibat satu dengan yang lainnya.

Adapun teknis lainnya yang terdapat dalam pementasan drama”Trik” ini juga perlu untuk diberikan sebuah apresiasi. Mulai dari tata cahaya/lighting yang memukau dengan adanya lampu sorot yang dapat berubah warna, kemudian tata rias dan busana yang sangat sesuai dengan masing-masing peran yang dimainkan. Selain itu, penata musik yang membawakan lagu pengiring terdengar lembut suaranya meskipun di awal pementasan terdapat gangguan, yaitu suara audionya tidak terlalu terdengar dengan jelas (pelan) dan lain sebagainya.

Secara garis besar, pementasan drama “Trik”  merupakan salah satu karya sastra yang memiliki tema cerita sesuai atau relate dengan keadaan di kehidupan nyata yang masih banyak ditemukan orang-orang yang memiliki ambisi seperti Nyonya Baron, yaitu ingin menjadi seorang penguasa, tetapi cara yang ia lakukan merugikan banyak orang. 

Keberhasilan pementasan drama ini tidak luput dari kerja sama yang telah dilakukan dengan waktu yang cukup lama oleh DIK 4-A. Maka dari itu, tidak heran apabila pementasan drama “Trik” menjadi suatu pementasan yang paling memukau dengan berbagai kejutan yang diberikan. Karya sastra seperti ini lah yang kelak harus dikembangkan demi berkembangnya teater dan sastra Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun