Mohon tunggu...
Yuga Andirama
Yuga Andirama Mohon Tunggu... Freelancer - Humanis

Gemar membaca dan menulis puisi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Permainan Tradisional yang Lebih Ramah dari Lato-lato

3 Januari 2023   18:15 Diperbarui: 5 Januari 2023   18:54 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demam lato-lato tengah melanda dunia anak. Permainan tradisional yang sempat populer di tahun 1970-an ini, kembali ramai dimainkan. Anak-anak sangat menggemarinya karena selain harga mainan ini cukup murah, cara memainkannya pun terbilang mudah. Apalagi suara lato-lato saat dimainkan begitu meriah seolah menambah keseruannya tersendiri.

Lato-lato memiliki bentuk dan aturan bermain sederhana. Lato-lato mudah untuk dibuat dan dimainkan  sehingga harga mainan ini pun murah. Permainan tradisional ini berbentuk dua pendulum dari plastik polimer yang dihubungkan benang atau tali dengan aturan bermain hanya membenturkan kedua pendulum tersebut dengan kecepatan paling maksimal. Semakin cepat dan stabil seseorang membenturkannya maka akan dianggap mahir memainkannya.

Dilansir dari kompas.com lato-lato sebenarnya bukan permainan tradisional asli Indonesia. Permainan ini berasal dari Amerika latin dan populer dengan nama nok-nok, clacker ball, dan sebagainya. Lato-lato menurut sejarahnya merupakan benda yang dibuat menyerupai bolas atau senjata berburu para koboi di Argentina. Benda mirip bolas ini dibuat untuk tujuan mengajari anak-anak berlatih koordinasi tangan dengan mata.

Setelah adanya kejuaraan dunia clackers tahun 1971, clacker ball atau lato-lato mulai populer di dunia. Lato-lato begitu digandrungi karena ketika memainkannya membutuhkan fokus dan koordinasi yang seimbang antara gerakan tangan dan pandangan mata sehingga menumbuhkan rasa tertantang untuk memainkannya. Selain itu, lato-lato juga dianggap memiliki beberapa manfaat yaitu melatih kesabaran, konsentrasi, dan keseimbangan motorik.

Meskipun demikian, tidak semua orang tua mengizinkan anak-anak mereka bermain lato-lato. Sebagian orang tua merasa khawatir jika kenyamanan publik menjadi terganggu apabila anak-anak mereka bermain lato-lato karena lato-lato menghasilkan suara yang cukup bising di telinga. 

ebagian lainnya bahkan tidak mengizinkan anak-anak mereka bermain lato-lato karena mengkhawatirkan keselamatannya. Mereka khawatir anak-anak mereka terluka karena benturan kedua pendulum lato-lato berpontensi pecah dan melukai.

Lantas, adakah jenis permainan tradisional lain yang ramah lingkungan dan bermanfaat seperti halnya lato-lato? Berikut ini beberapa permainan tradisional yang juga dapat melatih kesabaran, konsentrasi, dan keseimbangan motorik.

Egrang

Egrang merupakan permainan tradisional Indonesia yang dapat melatih kesabaran, konsentrasi, dan keseimbangan tubuh. Permainan ini umumnya dimainkan oleh anak-anak, tetapi kini sudah tidak populer dan jarang dimainkan. 

Egrang memiliki aturan bermain yang sederhana. Kita hanya perlu berpijak dan berjalan di atas sepasang tongkat bambu yang telah dilengkapi dengan pijakan, tetapi tidak boleh terjatuh.  

Engklek

Engklek adalah permainan tradisional yang juga dapat melatih kesabaran, konsentrasi, dan keseimbangan tubuh. Permainan ini sangat sederhana dan tidak membutuhkan banyak peralatan, hanya sebuah benda pipih yang disebut gaco dan membuat gambar satu gunung dengan empat kotak dan dua pasang kotak pada bidang datar.

Engklek dapat dimainkan dengan cara, pemain melemparkan gaco ke dalam kotak yang sesuai dengan urutannya kemudian pemain tersebut melompat ke dalam kotak, tetapi melewati tempat gaco berada. 

Saat melompat, pemain tidak dipebolehkan menempatkan kedua kakinya dalam satu kotak. Pemain hanya diperbolehkan menempatkan satu kakinya dalam satu kotak. Pemain harus menyelesaikan semua kotak sesuai urutan dan ketika menyisakan gunung, pemain melemparkan gaco mereka ke dalamnya kemudian mengambilnya kembali dengan posisi badan membelakangi gunung.

Bakiak

Permainan tradisional yang juga dapat melatih kesabaran, konsentrasi, dan keseimbangan tubuh selanjutnya adalah bakiak. Bakiak merupakan permainan tradisional yang berbentuk papan panjang yang telah dilengkapi dengan slop kaki dan digunakan untuk 3-5 orang pada setiap pasangnya.

Bakiak dimainkan dengan cara, setiap 3-5 pemain berdiri pada sepasang bakiak untuk mengalahkan pemain lainnya dalam menuju garis akhir. Para pemain pada bakiak yang sama harus menyamakan kecepatan gerakan dan irama langkah kaki mereka agar mencapai garis akhir lebih cepat dari pemain lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun