"Apaan sih! Ga mau!" Mira cepat-cepat menolak, menjauhkan diri dari cokelat itu dengan ekspresi jijik.
Rara hanya mengangkat bahu, tidak menyadari apa yang dialami Mira. Tanpa berpikir panjang, dia melanjutkan makannya, membiarkan cokelat Red King itu lenyap di mulutnya seolah tak ada yang aneh sama sekali.
Rara adalah sahabat sejati Mira, teman yang selalu ada di sisinya sejak mereka pertama kali bertemu di SMP. Persahabatan mereka bermula saat Mira, dengan penuh perhatian, menemani Rara yang terbaring lemah akibat demam di sebuah tenda, sementara teman-teman yang lain sibuk menikmati pemandangan air terjun yang indah. Sejak saat itu, Rara selalu merasa nyaman dan aman bersama Mira, sehingga mereka menjadi tak terpisahkan hingga sekarang.
Kedekatan mereka bukan hanya soal rutinitas sehari-hari, tetapi juga dalam momen-momen spesial. Mereka sering merayakan ulang tahun bersama, saling memberikan kejutan yang sudah menjadi tradisi di antara mereka. Kadang Rara yang diam-diam menyiapkan sesuatu yang istimewa untuk Mira, dan di lain waktu giliran Mira yang merencanakan kejutan untuk Rara. Hari ini pun, tanpa sepengetahuan Mira, Rara dengan semangat menyembunyikan sebuah kotak kue ulang tahun di balik punggungnya, siap untuk memberi kejutan pada sahabatnya.
"Tara!!!!" Rara berseru riang saat Mira membuka pintu kosannya. Di hadapannya, Rara berdiri dengan senyum lebar, memegang sebuah kotak kue yang dihiasi dengan cokelat lumer yang sudah dibekukan.
Namun, alih-alih teriak terkejut bahagia, Mira malah menjerit ketakutan. "Aaaaaaa!!!!" Teriakannya menggema di lorong kos, dan tanpa sengaja dia mundur selangkah, menjauh dari Rara. Mata Mira melebar, wajahnya pucat ketika melihat apa yang dibawa Rara.
Rara, yang masih diliputi kegembiraan karena berpikir bahwa Mira terkejut dengan kejutan yang ia siapkan, tidak menyadari kegelisahan yang melanda sahabatnya itu. Baginya, reaksi Mira adalah bagian dari kejutan yang sukses, tanpa sedikit pun menyadari ketakutan yang tersembunyi di balik mata Mira.
"Kaget ya?" Rara masih tak bisa menyembunyikan keceriaan di wajahnya, seolah keberhasilannya mengejutkan Mira adalah momen terbaik dalam hidupnya. "Tiup ini dulu nih," lanjutnya sambil menyodorkan korek gas yang menyala kecil di hadapan Mira. "Maaf ya, gak pakai lilin, tadi katanya abis!" seru Rara sambil tertawa riang, jelas merasa puas dengan kejutan sederhananya.
"Eh? Apa? Iya, aduh..." Mira tergagap, pikirannya kacau. Bagaimana mungkin Rara tidak melihatnya? Mira berusaha menenangkan diri, tetapi pandangannya terus tertuju pada kue cokelat di tangan Rara, di mana dua wajah mengerikan muncul di permukaannya. Wajah-wajah itu tampak kesakitan, ekspresi mereka seperti memohon, mata mereka penuh penderitaan.
"Tolong... tolong... Mira, tolong... sakit..."
Cek selengkapnya di Karyakarsa!!!