Mohon tunggu...
Andipati 2001
Andipati 2001 Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Suka nulis artikel random, cerpen dan puisi https://www.instagram.com/Andipati17/

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Karang Jati

25 Agustus 2024   14:01 Diperbarui: 25 Agustus 2024   14:02 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.wattpad.com/1471934162-catatan-para-setan-karang-jati-part-2?fbclid=IwY2xjawE3rVJleHRuA2FlbQIxMAABHexLtCua2ZJxOBFvaxbdr1u1PhJBOgvfqqCnTM7H

Tak lama kemudian, si bapak pamit untuk mengambil air panas di dapur. Arhan menunggu, namun waktu berlalu dan si bapak tak kunjung kembali. Terdengar suara gaduh yang membuat Arhan merasa ada yang tak beres, Arhan bangkit dan berjalan menuju dapur. Namun, saat dia tiba di sana, pemandangan yang dilihatnya membuat darahnya membeku.

Si bapak tergeletak di lantai dapur, tubuhnya berlumuran darah. Wajahnya pucat, nafasnya tersengal-sengal. Dengan tangan gemetar, dia memeluk erat sebuah benda yang terbungkus kain batik bermotif mega mendung, batik khas Cirebon. Darah menodai bungkusan kain itu, membuatnya semakin terlihat mengerikan.

Arhan yang panik dan ketakutan berusaha mendekat, tetapi si bapak tiba-tiba mencengkeram tangan Arhan dengan kekuatan yang mengejutkan. "Bawa ini pergi!" desisnya dengan suara serak penuh urgensi. "Jaga baik-baik, nyawa kamu taruhannya! Bawa ini ke saudara saya! Cepat! Pergi! Pergi!"

Arhan tak sempat mencerna apa yang baru saja terjadi. Sebelum dia bisa merespons atau bahkan berpikir jernih, suasana di dapur tiba-tiba berubah menjadi lebih mencekam. Dari dinding dapur yang usang, sesosok kuntilanak keluar perlahan, melayang melewati kompor dan berbagai perkakas dapur lainnya. Sosok itu mendekati Arhan dengan gerakan yang tenang namun mengancam.

Makhluk itu berkulit putih pucat, mengenakan kain putih panjang yang menjuntai sampai kakinya tak terlihat. Kukunya panjang dan hitam, menciptakan kontras yang menakutkan dengan kulitnya. Senyumnya yang menyeramkan terpampang di wajah yang dingin tanpa emosi. Rambutnya yang panjang dan kusut berkibar perlahan, seperti ditiup angin yang tak ada di ruangan itu. Matanya menatap Arhan dengan tajam, penuh dendam dan kebencian yang tak terkatakan.

Arhan yang ketakutan tidak mampu berpikir panjang. Dia segera berlari meninggalkan bapak paruh baya yang entah masih hidup atau sudah mati, menuju kamar yang pintunya terbuka. Tanpa pikir panjang, dia masuk ke dalamnya dan menutup pintu dengan cepat. Jantungnya berdegup kencang, keringat dingin mengucur deras di wajahnya. Di dalam kamar yang remang-remang itu, Arhan berusaha menenangkan diri, tetapi ketakutan yang mencekam semakin memperparah keadaan. Di luar kamar, bayangan kuntilanak itu masih membayang, seolah menunggu kesempatan untuk kembali muncul dan meneror Arhan.

lengkapnya ke wattpad: https://www.wattpad.com/1471934162-catatan-para-setan-karang-jati-part-2?fbclid=IwY2xjawE3rVJleHRuA2FlbQIxMAABHexLtCua2ZJxOBFvaxbdr1u1PhJBOgvfqqCnTM7HpB2xTseRgCgYr8cLiA_aem_VPxTlZWNldtFbXvoIny7JQ 

https://www.wattpad.com/1471934162-catatan-para-setan-karang-jati-part-2?fbclid=IwY2xjawE3rVJleHRuA2FlbQIxMAABHexLtCua2ZJxOBFvaxbdr1u1PhJBOgvfqqCnTM7H
https://www.wattpad.com/1471934162-catatan-para-setan-karang-jati-part-2?fbclid=IwY2xjawE3rVJleHRuA2FlbQIxMAABHexLtCua2ZJxOBFvaxbdr1u1PhJBOgvfqqCnTM7H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun