Mohon tunggu...
Andipati 2001
Andipati 2001 Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Suka nulis artikel random, cerpen dan puisi https://www.instagram.com/Andipati17/

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Pesugihan

18 Desember 2023   21:36 Diperbarui: 18 Desember 2023   21:46 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah desa terpencil yang dikelilingi oleh hutan lebat, terdapat sebuah rumah tua yang terkenal sebagai tempat pesugihan yang angker. Rumor-rumor di kalangan penduduk desa menyebutkan bahwa rumah itu menjadi tempat berkumpulnya makhluk-makhluk gaib yang siap memenuhi keinginan seseorang dengan imbalan yang mengerikan.

Seorang pemuda bernama Arif mendengar cerita tentang pesugihan ini dari kakeknya. Meskipun awalnya skeptis, rasa penasaran Arif membawanya ke rumah tua tersebut di tengah malam yang gelap gulita. Di tangannya, Arif memegang selembar kertas dengan doa-doanya yang dituliskan oleh dukun setempat.

Saat Arif mencapai gerbang rumah tua itu, udara terasa semakin dingin, dan angin malam berbisik dengan suara aneh. Dengan hati yang berdebar-debar, Arif berani masuk ke dalam rumah itu. Ruangan-ruangan gelap terasa penuh dengan keheningan yang menakutkan.

Di tengah rumah yang sudah lapuk, Arif mendapati sebuah altar tua yang dikelilingi oleh lilin-lilin yang menyala redup. Tanpa ragu, ia mulai membacakan doa yang tertulis di kertasnya. Tiba-tiba, lilin-lilin padam, dan ruangan menjadi sangat gelap.

Suara-suara aneh mulai terdengar di sekeliling Arif. Bayangan-bayangan hitam terlihat bergerak-gerak di sudut-sudut ruangan. Namun, Arif tetap melanjutkan doanya dengan penuh keyakinan, ingin meminta kekayaan melalui pesugihan ini.

Setelah doa selesai, suasana menjadi sepi kembali. Arif merasa ada sesuatu yang berbeda. Tanpa disadari, sebuah bayangan muncul di hadapannya. Figur misterius itu mulai berbicara dengan suara serak, "Kau telah memanggilku, Arif. Apa yang kau inginkan?"

Arif, walaupun merasa ketakutan, memberanikan diri untuk menyatakan keinginannya. Ia meminta kekayaan yang melimpah ruah dan kesuksesan dalam hidupnya. Bayangan itu tersenyum, lalu menghilang dalam kegelapan.

Malam berlalu begitu cepat, dan Arif meninggalkan rumah tua itu dengan perasaan campur aduk. Beberapa bulan kemudian, kehidupan Arif berubah drastis. Ia mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan gaji besar, membeli rumah mewah, dan hidup dalam kemewahan.

Namun, di balik kekayaan yang diperolehnya, Arif mulai merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Mimpi-mimpi aneh dan bayangan-bayangan misterius sering menghantuinya. Keberuntungan yang ia dapatkan terasa seperti sebuah kutukan. Ia menjadi semakin tertekan dan paranoia.

Suatu malam, Arif bermimpi bertemu kembali dengan bayangan itu. Kali ini, wajahnya terlihat penuh amarah. "Kekayaanmu adalah hasil dari perjanjian kita, Arif. Namun, sekarang saatnya kau membayar balasannya."

Arif terbangun dari mimpi dengan keringat dingin. Ia menyadari bahwa pesugihan yang ia lakukan tidak membawa kebahagiaan, melainkan malapetaka. Keinginan akan kekayaan membuatnya harus membayar harga yang mahal.

Dalam kegelapan kamar, Arif mendengar suara bisikan yang merayap di telinganya. Pesugihan itu telah menghantui hidupnya, dan bayangan itu menjadi semakin nyata. Arif menyadari bahwa kekayaan yang diperolehnya tidak sebanding dengan harga yang harus dibayarnya: jiwa dan ketenangan pikirannya.

Sejak saat itu, rumah tua tempat pesugihan itu dibiarkan terbengkalai, dan cerita mencekam tentang pesugihan itu menjadi legenda yang membayangi desa tersebut. Orang-orang belajar dari kisah Arif bahwa kekayaan yang diperoleh dengan cara yang gelap tidak pernah membawa kebahagiaan yang sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun