Di tapak basah tarian rintikÂ
Gelombang guntur mencium damaiÂ
Dalam dada, rindu dan kerisauanÂ
Tiap napas merajut cerita asmara
Menyusuri lorong tenang bangunan tua
Kau melangkah pelan, bak mimpiÂ
Akan kuhela cium tanpa raguÂ
Tak ada yang kuinginkan selain dirimu
Hanya engkau, sungguh engkauÂ
Harapan dengan sayup terdengar di senjaÂ
Menemani hingga akhir waktuÂ
Sampai musim terus berganti tanpa lelahnya
Harapan tersemat di alam tak tampakÂ
Nama milikmu, bagai purnamaÂ
Jejakmu menjelma pelan mendekatÂ
Aku di sini, tak mampu menahanÂ
Dalam dekapmu yang tak terdugaÂ
Tangis bahagia tak terhindarkan
Hanya engkau, mempesona engkauÂ
Hanya engkau, tulus engkauÂ
Hanya engkau, dalam kesyahduan engkauÂ
Hanya engkau, di setiap denyut jantungÂ
Tapak basah, guntur menggemaÂ
Tiada tanding, di setiap hariÂ
Dalam harapan paling tinggi, namamu di sanaÂ
Bersatu hingga akhirnya waktu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H