Mohon tunggu...
ANDI Pangeran
ANDI Pangeran Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan konsultan bidang Organisasi, Manajemen SDM serta relawan Palang Merah Indonesia yang pasti penikmat nasi goreng....

Belajar memahami untuk semua hal

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Borobudur, Unforgettable Journey

23 Desember 2021   00:50 Diperbarui: 23 Desember 2021   01:03 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumen Pribadi

Pernah denger dong tentang Borobudur?

Borobudur sejatinya adalah sebuah desa yang bertempat di Kabupaten Magelang Jawa Tengah.  Disana kebetulan terdapat sebuah candi yang begitu besar, dimana yang kita kenal saat ini sebagai Candi Borobudur.  Ukuran candi tersebut kira -- kira 123 x 123 meter, nah, bisa kebayang kan luas banget?  Saya sih yakin teman -- teman semua sudah pernah kesana, atau minimal dah tau lah tentang Candi Borobudur. 

Seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia bangga terhadap Candi Borobudur yang kita miliki.  Namun sayang, jika kita melihat data ternyata jumlah wisatawan Candi Borobudur dengan Angkor Wat yang ada di Kamboja sangatlah timpang.  Wisatawan yang berkunjung ke Angkor Wat mencapai 2,4 juta per tahunnya, sementara Candi Borobudur hanya mencapai 245 ribu wisatawan per tahunnya.  

Untuk itulah tidak salah jika pemerintah saat ini menetapkan Borobudur menjadi 10 tujuan wisata unggulan.  Dengan demikian diharapkan adanya peningkatan wisatawan baik dalam negeri maupun manca negara yang berkunjung pada 10 tujuan wisata unggulan tersebut, salah satunya adalah Borobudur.

Sebuah artikel berjudul "The Road Less Travelled" oleh Bill Bryson dan diresensi harian The Times edisi Rabu 2 September 2009, mengungkapkan bahwa daftar tempat wisata yang terkenalnya melebihi seharusnya.  Bryson menyarankan kepada para turis untuk lebih memilih Borobudur di Indonesia.  

Mengapa?  Borobudur tidak kalah spektakuler dengan Angkor Wat, selain itu suasana Borobudur tidak terlalu berisik.  Menurut Bryson, Borobudur adalah salah satu keajaiban dunia Budha pada masa lalu[1].  

Yuk kita mulai bahas tentang Borobudur.  Saya lebih suka tidak hanya membahas tentang Candi Borobudur saja, melainkan masih banyak destinasi wisata di wilayah Borobudur.  Ingatloh, Borobudur itu nama tempat, bukan hanya nama Candi, seperti yang sudah saya tulis diawal.  

Di Kecamatan Borobudur terdapat 20 Desa, dimana hampir setiap desa disana memiliki potensi untuk pariwisata yang berbeda di masing -- masing wilayahnya.  Saya akan membahas beberapa  desa yang memiliki potensi pariwisata yang sudah berjalan hingga saat ini, juga pernah saya kunjungi disana.

Desa Borobudur, pada desa ini tentunya terdapat Candi Borobudur, adalah salah satu candi terbesar di dunia yang masuk dalam 10 keajaiban dunia.  Buat yang belum pernah disana, saya sedikit menggambarkannya.  Candi Borobudur memiliki ketinggian 42 meter, yang dibangun pada tahun 770 masehi dan selesai pada tahun 842 masehi.  

Candi ini menurut literatur dibangun oleh Raja Wisnu dari Wangsa Sailendra.  Bangunan candi ini ditemukan pertama kali oleh Gubernur Jendral Inggris, Sir Thomas Stamford Raffles pada tahun 1814. 

Candi Borobudur, di candi ini terdapat 3 tingkatan dalam bentuk punden berundak. Ketiga tingkatan tersebut sesuai dengan 3 tingkatan dalam kosmologi Budha Mahayana, yakni pertama Kamadhatu (kaki candi) yang bermakna melambangkan kehidupan manusia di dunia yang penuh dengan keburukan dan dosa -- dosa yang diperbuat olehnya hingga nafsu  yang menguasai manusia itu sendiri.  

Pada bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu, menurut para ahli digunakan untuk memperkuat konstruksi candi.  Kedua adalah Rupadhatu (bagian tengah) yang bermakna tentang manusia yang sudah terlepas dengan hawa nafsu namun masih tergoda dengan kondisi duniawi.  

Pada bagian ini terdapat 4 undak teras berbentuk persegi dimana terdapat relief disekitarnya. Bagian terakhir adalah Arupadhatu (tingkatan atas) yang bermakna kehidupan religious yang menggambarkan Sang Budha telah mencapai kesempurnaan karena berani meninggalkan kehidupan dunia untuk mencapai pencerahan Tuhan.  Di bagian ini terdapat 3 pelataran berbentuk bundar dan stupa paling besar di tingkat tertinggi. 

Relief -- relief ini mempunyai cerita yang sangat dalam, waktu saya kesana perlu guide untuk bisa membaca relief ini. Membaca relief ini dimulai dari gerbang sisi timur untuk setiap tingkatan.  Jika dibacakan semua maka waktu untuk membaca relief ini di masing -- masing tingkatan akan selesai dalam waktu kurang lebih 1,5 jam.   

Pengalaman yang menarik untuk menjadi sebuah pelajaran dalam kehidupan.  Bisa dibayangkan pada abad ke-9 saja bangsa kita telah mampu membangun candi yang begitu besar dan megah, kaya akan makna didalamnya yang bisa dijadikan pelajaran dalam kehidupan kita didunia hingga saat ini.   

Betapa hebatnya Candi Borobudur yang kita miliki sebagai asset nasional bangsa ini!

Desa Wanurejo, pengen naik sepeda menikmati alam pegunungan?  Disini tempatnya!  Teman -- teman semua, di desa ini kita bisa gowes sepeda dimana kawasan desa ini berada pada kaki pegunungan Manoreh yang diapit juga dengan Sungai Progo dan Sungai Sileng.  Buat temen -- temen yang suka gowes ngak mungkin nyesel kalau gowes disini.  

Pemandangan alam akan senantiasa memukau hati sehingga gowes pun tak kan terasa cape nya karena alam pengunungan yang sejuk membawa kita menghirup oksigen yang baik.  Jauh dari polusi yang terjadi di perkotaan, di desa ini kita bisa menikmati oksigen alami yang diberikan oleh Tuhan melalui alam pedesaan ini.  

Jangan lupa siapkan sepeda yang kita bawa ya! Bagaimana kalau kita mau gowes tapi ngak bawa sepeda?  Tenang saja, warga desa Wanurejo telah mempersiapkan diri sebagai desa wisata, sehingga buat para turis yang ngak bawa  sepeda  disini  ada warga yang menyiapkan sepeda dengan cara menyewakannya.  

Rata -- rata sewa sepeda mulai dari Rp. 50.000,- (lima puluh ribu) rupiah untuk sepeda gunung atau Rp. 10.000,- (sepuluh ribu) rupiah untuk sepeda biasa.  Bisa dicoba neh..!

Di desa ini juga terdapat museum wayang yang dikelola oleh swadaya warga.  Seingat saya banyak banget koleksi wayang disini. Mungkin hampir ribuan, ada juga kaset yang berisikan tentang pertunjukan wayang di museum ini.

Desa Tanjungsari, disini tempatnya homestay murah.  Kalau mau jalan -- jalan dan nginep sambil nikmatin matahari pagi terbit coba deh nginepnya di desa ini.  

Kenapa?  Pertama disini banyak sekali homestay murah dengan pelayanan yang tidak kalah dengan hotel bintang.  Kedua di desa ini kita akan bisa dihibur dengan berbagai atraksi kesenian dan atraksi untuk membuat kerajinan berbagai ornamen.  Tuh kan hebat ngak?  

Masyarakat di desa ini sudah siap untuk desanya menjadi desa wisata.  Terbukti waktu saya kebetulan menginap disana mereka sudah siap untuk itu semua.  Selain itu di desa ini juga memiliki keunggulan yakni adanya peternak lebah yang menghasilkan madu terbaik.  Kita juga bisa menjadi "seakan -- akan" peternak lebah yang kemudian mengolah madu dari sarang nya langsung. 

Selain madu dan atraksi kesenian kita juga menikmati tembakau yang langsung diperoleh dari petani.  Karena menurut data, warga di desa ini sebagian besar menjadi petani cabai dan tembakau. 

Desa Manjaksingi, buat temen -- temen yang "ngaku" pecinta kopi, Jangan lupa harus mampir disini!  Aroma kopi yang wangi hanya ada di desa ini.  Teman -- teman bisa menikmati kopi dari biji yang masih merah, hitam dan lainnya kemudian digoreng atau sangria yang selanjutnya di hancurkan untuk menjadi bubuk.  

Begitu kopi disajikan maka akan tercium wangi  kopi asli dan bercitarasa lokal dari desa ini.  Teman -- teman bisa membeli sebagai oleh -- oleh  dalam bentuk biji maupun bubuk.  Yang pasti aroma nya itu yang tak bisa terkalahnya karena memiliki citarasa tersendiri. 

Selain Kopi di desa ini juga memiliki destinasi wisata lainnya seperti menghabiskan waktu dengan pengrajin gerabah, dimana kita akan bisa membuat berbagai macam bentuk yang kita inginkan seperti piring, mangkuk maupun vas bunga mulai dari tanah liat dan kemudian kita bentuk sesuai dengan keinginan kita. 

Buat anak -- anak ini menjadi ajang edukasi yang langsung, jika sudah selesai barang yang kita buat bisa dibawa pulang yang selanjutnya dihias sesuai dengan keinginan misalkan diwarna, diberikan motif dan lainnya.

Desa Candirejo, mau main basah -- basahan?  Harus mampir kesini ya!  Kok gitu?  Iya dong, di desa ini kita bisa main rafting.  Namun rafting  yang ada disini menggunakan getek tradisional.  Meskipun ada juga yang menyediakan perahu moderen.  Unik kan?  Kita bisa menyusuri sungai Progo dengan melintasi arus sungai yang cukup keras.  

Biasanya sebelum dan sesuai kita bermain rafting panitia atau warga disini senantiasa menyiapkan Getuk sebagai bekal kita tidak lapar sebelum atau setelah bermain rafting.  Dengan suasana pedesaan yang asri, arus sungai yang cukup keras kita akan menaklukan sungai Progo!

Buat yang suka berkendara maka warga desa Candirejo juga sudah menyiapkan rute yang bisa digunakan kendaraan off road.  Sensasi goyang kanan dan goyang kiri di kendaraan off road akan menjadi lebih seru jika kita lakukan bersama -- sama dengan keluarga. Guncangan dari kendaraan ditambah dengan cipratan air dari sungai akan membawa sensasi yang berbeda dan keseruan kebersamaan. 

Desa Karangrejo & Desa Kembanglimus, dah nonton film Ada Apa Dengan Cinta 2? Ada tempat yang menjadi sensasional.  Tempat itu dikenal dengan Gereja Ayam, ada yang menyebutnya dengan wisata Puthuk Setumbu atau ada juga yang menyebutkan sebagai wisata Bukit Rhema.    

Gereja Ayam sendiri adalah dibangun oleh pengusaha lokal sekitar tahun 90an, ternyata bangunan tersebut adalah memiliki kembaran di pesisir Atlantida, Uruguai,  Amerika Selatan.  

Teman -- teman waktu terbaik kesini ya pas matahari terbit, tapi ngak apa lah pas sore hari.  Disini kalau teman -- teman bisa sampai puncak maka akan bisa melihat hamparan sawah dan juga besarnya Candi Borobudur.  Kalau ngak sampai puncak kita bisa foto -- foto lah minimal, seperti di film AADC 2 hehehee...  Jangan lupa di bagian bawah tersedia juga kedai kopi yang enak banget dikelola oleh masyarakat sekitar. 

Perjalanan keliling Borobudur ngak bisa dilakukan 2 atau 4 jam, minimal kita menginap 2 malam disana baru bisa menikmati sensasi yang begitu mantab.  Bisa menikmati alam, terbitnya matahari, bermain air, membuat kerajinan gerabah, menikmati kesenian lokal, kuliner dan juga tentunya memahami Candi Borobudur yang kaya akan nilai -- nilai  pelajaran dalam kehidupan duniawi. 

Ayuk kita liburan..!!  Jangan lupa tetap menjaga protokol kesehatan ya..!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun