Pada 30 September 2022, negara Rusia resmi mencaplok empat wilayah Ukraina yang dikuasai Moskwa. Donetsk, Kherson, Luhansk dan Zaporizhzhia telah dimerdekakan oleh Rusia serta para pemimpin pro-Kremlin pada upacara akbar di Kremlin.
Menurut informasi yang diperoleh dari Kompas.com (01 Oktober 2022), keempat wilayah itu memilih menjadi bagian dari negara kepemimpinan Vladimir Putin dalam referendum yang tidak diakui oleh ibu kota Barat dan organisasi internasional.
Melihat sikap otoritarian yang semakin menjadi oleh negara tetangganya itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan bahwa negaranya ingin memperoleh keanggotaan North Atlantic Treaty Organization (NATO) jalur cepat.
Hal itu dibutuhkan mengingat situasi yang semakin genting dan tidak adanya keputusan yang menguntungkan selama proses dialog dari delegasi Ukraina-Rusia.
Bahkan Zelensky menyatakan sikap jika dirinya tidak akan lebih serius lagi untuk melakukan langkah perdamaian, selama Rusia masih dipimpin oleh Putin.
Sementara di sisi lain, NATO telah mengeluarkan tanggapannya terkait permohonan khusus Ukraina tersebut. Keputusan keanggotaan baru bisa diberikan apabila memperoleh konsensus dari sekutu.
Artinya, Ukraina masih harus melewati beberapa tahap konkrit dari pihak NATO untuk berada di pusaran kekuasaan mereka.
Rusia Memandang NATO
Rusia dan Ukraina adalah negara bekas federasi Uni Soviet. Keduanya bersama negara Eropa Timur lainnya membentuk negara komunis terkuat pasca Perang Dunia II.
Setelah mengakui kekalahannya pada Perang Dingin atas Amerika Serikat, Uni Soviet dan Pakta Warsawa bubar di tahun 1991. Ukraina menyatakan diri untuk merdeka dari Uni Soviet dalam sebuah referendum.
Hampir setiap masa, Rusia dan Ukraina punya topik sendiri dalam ketegangan yang mereka timbulkan. Walaupun akhirnya selalu membuka jalan diplomatis berupa perjanjian persahabatan untuk meredakan situasi.