PENDAHULUAN
Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang beragama. Manusia percaya pada hal-hal gaib. Itu adalah naluri alami yang dimiliki semua manusia. Manusia percaya bahwa melalui agama, manusia dapat terhubung dengan Tuhan. Kepercayaan manusia terhadap agama bisa dianggap sebagai standar masa depan. Hal ini dapat dilihat dari cara seseorang bertindak dalam kehidupan sehari-hari dalam menjalankan kewajiban agama sesuai dengan agama yang dianutnya. Salah satu ciri agama adalah adanya ketundukan total terhadap Tuhan yang dilakukan oleh pemeluknya.
Dalam Al-Qur'an juga sudah dijelaskan bahwa sholat itu lebih penting dari apapun dan kita juga akan kembali hanya kepada-Nya, seperti dalam surah QS. Al-An'am/6: 162 . Maksud dari ayat ini adalah untuk menjelaskan bagaimana sikap Rasulullah SAW ketika beliau menasihati umatnya untuk beriman kepada Allah. Merujuk pada seluruh aktivitas ibadah seorang manusia. Manusia dapat menyembah Allah setiap saat dan dimana saja. Sebagai wujud pemantapan keimanan dan amal shaleh sepanjang hidup sebagai persiapan menghadapi kematian. Ibadah sholat harus dilaksanakan dengan ikhlas dan hanya karena Alah SWT. Agama bisa eksis di semua kehidupan manusia, tidak melihat status dan derajat sosialnya, seperti seorang kyai, pelajar, pegawai negeri, aparat negara, pemulung, perampok, penjahat, dan lain-lain. Agama ada pada setiap individu dengan karakteristik yang berbeda-beda, dan setiap individu mempunyai nuansa tersendiri dalam mengamalkan agamanya.
Agama ada dalam diri setiap manusia dan merupakan kebutuhan dasar manusia. Begitu pula dengan pemulung yang memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan mengumpulkan barang-barang bekas (sampah). Para pemulung biasanya mengambil segala barang bekas di jalan, rumah warga, taman-taman, tempat sampah dll. Beberapa barang bekas yang diambil dan sudah dikumpulkan oleh pemulung asalnya dari tempat pembuangan. Bagi mereka, agama secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku sehari-hari para pemulung. Setidaknya kajian ini memungkinkan kita mengetahui seperti apa agama dalam pandangan para pemulung dan bagaimana para pemulung menjalankan ibadah-ibadah yang sudah diwajibkan oleh islam.
Selain itu agama mengandung banyak unsur, seperti unsur dasar agama yang membantu dalam menempuh kehidupan sehari-hari dan unsur ibadah yang dapat mempengaruhi individu itu sendiri dan orang lain, oleh karena itu agama merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Agama dapat membentuk perilaku masyarakat dan, melalui tindakan keyakinan masing-masing. Pemulung ialah sebuah pekerjaan yang tempat bekerja berada tak menentu kadang ada di tempat pembuangan kadang juga ada di pinggir jalan. Tentu saja para pemulung yang menganut agama tertentu mempunyai alasan, makna, dan mereka mempunyai pandangan sendiri terhadap agama yang sedang dianut dan pandangan mereka juga berbeda terhadap agama lain.Â
PEMBAHASAN
Seluruh masyarakat di Desa Meli beragama islam. Masyarakat disana masih butuh pengajaran tentang agama islam, karena masyarakat disana masih kurang pemahamannya tentang agama. Hal seperti ini tidak dapat dilepaskan dari faktor dan hubungan yang mempengaruhi. Misalnya, orang tua pada zaman dahulu hanya sekolah sampai SD bahkan kadang juga tidak lulus pada jenjang SD. Selain itu juga bisa dari lingkungan mereka yang kurang baik seperti banyak orang yang mabuk dan banyak remaja yang terjerumus dalam kenakalan remaja, bahkan akhir-akhir ini ada kasus pembuangan bayi di area sungai. Tetapi saat ini di Desa Meli sudah dibangun pondok pesantren untuk memperbaiki perilaku-perilaku masyarakat Desa Meli.Â
Pemulung yang beragama ketika berkomunikasi atau berinteraksi bisa dilihat dari orang terdekat atau lingkungannya, dan dapat dilihat ketika mereka ibadah apakah mereka dapat menjalankan perintah agama dengan baik dan menjauhi larangannya atau malah sebaliknya. Kita dapat melihat sifat atau perilaku pemulung dari dua sisi yang pertama kita dapat melihat dari agamnya yang kedua kita dapat melihat dari bagaimana mereka berinteraksi dengan sesama.Â
Dapat diketahui bahwa pemulung memaknai agama sebagai bentuk pedoman hidup yang harus menjalankan kewajiban-kewajiban yang sudah ditentukan oleh agama. Pemulung hanya fokus pada ibadah sholat atau ibadah yang diwajib kan oleh agama karena itu sudah diajarkan ketika masih kecil. Hal tersebut sangat sesuai dengan teori George Galloway yang mengatakan bahwa agama itu suatu kekuatan atau keyakinan yang dipercayai oleh seluruh umat manusia dan kekuatan tersebut juga lebih besar daripada manusia.Â
Masyarakat di Desa Meli yang berprofesi sebagai pemulung menilai agama dengan cara ketika mereka beribadah dan menurut mereka itu termasuk bentuk ketaqwaan mereka terhadap tuhan. Pemahaman pemulung terhadap agama juga sejalan dengan perintah-perintah agama yang diajarkan, dari hal ini kita dapat menyimpulkan bahwa pemulung di Desa Pemulung hanya paham pada aspek ideologis atau percaya dan yakin adanya Allah SWT dengan melaksanakan kewajibannya dan menjauhi larangannya, yang sesuai dengan Al-Qur'an dan hadist yang sudah dijelaskan dan dapat berpedoman pada rukun iman dan rukun islam. Pemahaman agama yang diajarkan ketika kecil bisa dengan mudah diserap dan lebih gampang di ingat daripada pemahaman ketika kita sudah remaja atau dewasa, karena ketika kecil kita sudah dibiasakan oleh hal-hal yang diwajibkan oleh agama dan itu pasti akan dijalankan seterusnya karena sudah menjadi kebiasaan.Â
Pengendali kehidupan manusia pada dasarnya itu mengarah pada kepribadian, bagaimana seseorang itu selama hidup mendapat pengalaman, pendidikan ketika kecil karena itu nanti yang akan ia lakukan pada saat ia sudah dewasa. Ada juga seseorang ketika menjalankan ibadahnya mereka hanya bergantung pada pemahaman agama mereka dan itu sudah dijadikan pedoman oleh mereka. Seperti hal yang sudah dijelaskan diatas bahwa mereka menjalankan sholat jama' yang tidak sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan oleh agama.Â
Pemulung menjalankan ibadah sangat bergantung pada pekerjaannya. Meskipun ibadah itu wajib mereka masih banyak yang meninggalkan ibadah tersebut seperti sholat wajib 5 waktu. Kita dapat menyimpulkan bahwa tidak semua pemulung menjalankan kewajiban yang sudah diwajibkan oleh agama bahkan masih banyak pemulung yang meninggalkan kewajibannya.Â
Dalam sosiologi agama ialah suatu kepercayaan masyarakat terhadap kekuatan tertentu dan tindakan masyarakat untuk melindungi diri dari segala ancaman apapun. Agama dapat disangkut pautkan dengan kebudayaan yang ada di daerah tersebut karena mereka sudah yakin dengan agama yang dianut, dan bisa menjadi pendorong untuk melakukan hal-hal baik sesuai dengan akhlaq agama dan norma budaya.Â
Penilaian mendasar terhadap individu, terutama mereka yang beragama, didasarkan pada pentingnya agama sebagai pendorong seseorang menjadi beragama, dan hal ini cenderung bersifat ganda. Artinya, orang yang berakhlak baik dan baik hati, atau sebaliknya, orang yang mempunyai sikap religius. Dia tidak menentu dan memiliki permusuhan terhadap orang-orang di sekitarnya. Agama juga dapat mengontrol emosi dalam diri sehingga tidak melakukan hal-hal yang baik.Â
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan ibadah wajib tetap dilaksanakan tetapi untuk pengajian mereka jarang untuk ikut karena alasan pekerjaan. Pada aspek perilaku dan ritual keagamaan, terkait dengan teori dari Max Weber mengenai agama dan perilaku yakni agama sebagai sebuah motivasi, pendorong, dan tujuan seseorang dalam bertindak untuk melakukan sesuatu dan bersifat individual. Peneliti juga menemukan pemulung sholat dengan keadaan lingkungannya kotor dan dapat disimpulkan bahwa pemulung kurang menjaga kebersihannya.Â
Berdasarkan fakta-fakta yang sudah dipaparkan diatas bahwa sebagian pemulung kurang dekat dengan agam dan Tuhan-Nya. Maka, pada penelitian ini kita menyarankan para pemulung yang beragama islam dapat menjalankan kewajiban nya dahulu daripada pekerjaannya dan ketika beribadah juga harus dalam keadaan bersih karena syarat sahnya sholat yaitu kita harus dalam keadaan suci dan lingkungan kita juga harus bersih.
SIMPULAN
Kesimpulan dari jurnal ini adalah bahwa agama dapat mempengaruhi perilaku dalam keseharian pemulung, baik secara langsung atau tidak langsung. Penelitian ini menemukan pemulung yang mengumpulkan sampah di Desa Meli, yang memiliki pemahaman dan internalisasi nilai-nilai agama yang berbeda-beda. Agama dapat menjadi suatu kebutuhan yang mendasar bagi manusia, sebagai norma yang ditanamkan di masyarakat dan sebagai saudara seiman. Agama merupakan kebutuhan pokok manusia sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupannya, sekaligus sebagai pembentuk karakter individu, dari sisi hubungan sesama manusia dan Tuhan-Nya.
Sumber : Wahyuni Sri. PERILAKU BERAGAMA PRMULUNG : STUDI KASUS KOMUNITAS PEMULUNG DI DESA MELI KECAMATAN BAEBUNTA KABUPATEN LUWU UTARA. IAIN Ponorogo. 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H