Pada era modernisasi dan perkembangan teknologi yang semakin masif, membuat budaya masyarakat mengalami perubahan yang cukup signifikan. Interaksi yang terjalin antarindividu mengalami pergeseran.Â
Budaya masyarakat mulai terdigitalisasi secara menyeluruh. Masyarakat  modern sudah bertransformasi dengan menciptakan lanskap baru.Â
Lanskap kehidupan dari fisik berubah ke abstrak. Perubahan digitalisasi terjadi dalam metode dan value pada diri manusia. Sistem konvensional yang mengandalkan tubuh sebagai kekuatan interaksi utama, berubah menuju sistem digital dengan menggunakan kartu dan benda sebagai bentuk interaksi.Â
Sistem digitalisasi mengubah masyarakat ke arah kehidupan yang lebih privat atau individualistik. Dalam kondisi ini nilai saling bantu dan gotong-royong mulai menghilang.
Proses digitalisasi dalam masyarakat mendeskreditkan nilai gotong-royong dan saling bantu dikarenakan kehidupan masyarakat sudah individual.Â
Digitalisasi menempatkan masyarakat menjadi "subjek" Â baru sekaligus "objek" Â dari teknologi. Hal yang mendasari proses digitalisasi adalah based on internet. Internet dalam proses digitalisasi mengklasifikasikan kehidupan dalam bentuk internet of think, internet of culture, and internet of religion.Â
Kode dalam ditransmisikan melalui internet, mengubah realitas aktual menjadi virtual. Realitas virtual tergantung dari internet, realitas aktual yang ada dalam internet merupakan realitas empiris.Â
Kekuatan dalam dunia digital terletak pada password dan akses digital. Kunci dari realitas virtual dan aktual yaitu akses. Akses terbagi dalam dua. Kedua hal tersebut adalah keterbukaan dan ketimpangan akses.
Ketimpangan dibagi ke dalam beberapa hal yaitu ketimpangan wilayah (perbedaan antara wilayah satu dengan yang lain) dan disparasi yang memengaruhi sistem digital. Ketimpangan akses internet dipengaruhi oleh kondisi finansial, terlihat dari perbedaan akses internet di negara maju dan berkembang.Â
Ketimpangan akses juga dapat dilihat melalui insfrastruktur. Infrastruktur suatu daerah memengaruhi informasi dan pengetahuan yang didapat setiap daerah. Infrastruktur timpang atau terbatas di seluruh Indonesia tidak sama sehingga dari ketimpangan tersebut membuat kurang berfungsi, cepatnya ahli teknologi, transformasi yang kurang kuat dan terbatas.Â
Salah satu hal terpenting dari proses digital adalah digital connectivity (penataan hubungan secara digital satu dengan yang lainnnya).
Keterhubungan digital punya karakter yang berbeda dengan ruang nyata, lebih kepada penyebaran informasi, interaksi, dan percakapan digital. Penyebaran informasi yang terjadi pada era modern dengan intensitas tinggi di setiap saat.Â
Risiko dari digitalisasi sangat besar bagi kehidupan masyarakat. Kehidupan manusia mengalami perubahan yang mendasar akibat distrupsi teknologi.Â
Masyarakat mulai mengalami perubahan orientasi, masyarakat yang termodernisasi semakin materialistis. Hidup dalam alam kebendaan dan mengagungkan kebendaan. Kehidupan bergerak mengikuti fasilitas yang disediakan.
Teknologi mendistrupsi dengan merampas hak-hak manusia, yang mana peran manusia menjadi sangat terbatas. Tertutupnya ruang hidup sebagai manusia.Â
Teknologi juga memberikan damapak seperti ancaman kemanusiaan secara serius. Teknologi saat ini menggantikan tugas manusia. Mengurangi peran manusia dalam proses kreatif.Â
Hanya rasa dan value dari masyarakat yang tidak bisa tergantikan oleh teknologi. Teknologi digital membawa perubahan memaksa cara atau kemungkinan baru dalam kehidupan masyarakat. Proses digitalisasi masyarakat membentuk perubahan. Adanya konteks baru untuk berdaptasi dengan cara-cara baru.
Inti dari teknologi adalah moral. Moral diperlukan dalam penerapan atau penggunaan teknologi. Teknologi digunakan untuk pendampingan, menguasai teknologi agar tidak ketinggalan.Â
Dalam proses digitalisasi kebudayaan, kebudayaan tersebut mengalami perubahan. Pengaruh teknologi pada proses digitalisasi kebudayaan terletak pada produksi dan konsumsi.Â
Konsumsi pengetahuan (past) yang merupakan objek pasif (partisipan) mengalami sistem transformasi online menjdi produksi pengetahuan (future) yaitu subjek aktif (aktor). Produksi konten bercampur dengan opini yang dibangun.
Internet tidak sekedar ruang pengetahuan yang memberdayakan, tetapi juga menjadi ruang dengan sarat mempertanyakan keabsahan keyakinan, nilai, dan paraktik kehidupan.Â
Di dunia digital pengetahuan diproduksi sembarangan, tidak tervalidasi akan tetapi berpengaruh jangka panjang. Distrupsi teknologi membuat perubahan dalam kehidupan masyarakat. Dunia yang ditranformasikan dengan virtualitas akan mengubah sisi aktual kehidupan.
Internet memasifkan proses blended culture terutama dislokasi kebudayaan, dalam artian budaya tidak ada di tempatnya. Masyarakat tidak perlu datang langsung ke lokasi untuk melihat suatu kebudayaan.Â
Risiko nyata yang dihadapi dengan adanya proses blended culture adalah terjadinya simbolisasi sehingga menyebabkan pendangkalan. Pendangkalan yang hanya menangkap simbol tanpa mengerti makna.
Pendangkalan hanya menurunkan dimensi fisik atau praktik tanpa adanya unsur filosofis. Budaya masyarakat mengalami misrepresentasi, masyarakat dalam memaknai kebudayaan masyarakat lain tanpa mengerti makna yang sesungguhnya.Â
Contoh dari misrepresentasi budaya adalah seseorang yang memakai pakaian batik dengan corak motif tertentu tanpa tahu makna yang sesungguhnya dari corak motif tersebut.Â
Kemudian ada pula seseorang yang bertato simbol keagaaman dengan tujuan hanya untuk kesenangan dan keindahan tanpa berpikir bahwa hal tersebut termasuk ke dalam penisataan agama (menghadirkan simbol-simbol krusial tanpa tahu maknanya). Blended culture menyebabkan dislokasi sehingga membuat batas-batas kebudayaan memudar.
Blended culture membuat kehidupan masyarakat termediatisasi, media yang menggantikan sisi kemanusiaaan (emosional). Realitas kehidupan digantikan menjadi realitas yang diinginkan dan dipilihkan oleh media, bukan realitas empirik lagi. Blended culture mengusung sebuah ideologi yang membuka ruang masyarakat terkait budaya, sosial, dan politik.Â
Ketika teknologi semakin berkembang masyarakat dihadapkan pada kebutuhan atau pilihan-pilihan idelogi yang berbeda. Teknologi hadir dengan konsep dunia tanpa batas dan tidak terbatas. Hadirnya ruang tanpa batas bagi masyarakat disebut ruang virtual.
Resiko keterbukaan di ruang virtual membuat masyarakat kehilangan kemurnian dan keaslian sifatnya disebabkan telah terbawa beragam hal yang berpotensi menjadi hoaks.Â
Banyak kebenaran yang diagungkan telah dipalsukan. Berbagai ide dan gagasan menjadi milik bersama dan belum tervalidasi kebenarannya.Â
Realitas yang terjadi dalam dunia virtual bukanlah realitas yang sesungguhnya. Pengguna dunia virtual kemungkinan kehilangan kontrol atas informasi pribadi.Â
Dunia virtual cenderung menghilangkan otentisitas dan menyuarakan "pembenaran-pembenaran". Teknologi yang semakin masif mendistruktif melahirkan dunia prostus dimana kebenaran tidak lagi tunggal. Bermunculan kebenaran-kebenaran lain yang harus didiskusikan, diperdebatkan, dan perang data untuk mencari kesepakatan kebenaran.
Ketika teknologi menggantikan kehidupan sehari-hari, maka menghilangkan "rasa" Â dalam hubungan personal. Teknologi memberikan proses individualisasi karena dalam teknologi dan digitalisasi setiap orang menginginkan presisi.Â
Dalam teknologi masa kini, ada proses dehumanisasi (memberhentikan proses humanisasi). Digitalisasi mengubah kebudayaan masyarakat ke dalam ruang virtual tanpa batas.Â
Mengaburkan nilai-nilai yang sudah mapan sehingga dibutuhkan selection terhadap kebutuhan setiap orang dalam interaksi di dunia virtual. Dalam dunia digitalisasi masyarakat juga terekspos dengan kebudayaan yang berbeda.Â
Teknologi memberikan ruang pertukaran kebudayaan, sehingga seperti yang dikatakan dibutuhkan kemempuan untuk memilih sesuai kebutuhan. Kesalahan dalam memilih tontonan atau konten dalam dunia virtual akan memunculkan kerumitan (complexity of culture).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI