Mohon tunggu...
Andini Parameswari
Andini Parameswari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Antropologi Budaya, Universitas Gadjah Mada. Staff Bidang Pendidikan, Pelatihan, dan Penelitian Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca DIY 2021-2025.

Seorang gadis yang gemar membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Persatuan Nasional dalam Perspektif Masa Depan Indonesia

27 Agustus 2023   19:14 Diperbarui: 27 Agustus 2023   22:15 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Persatuan dan Kesatuan dalam Kehidupan. Foto: Penulis

Masyarakat menjadi apatis atau bahkan pada taraf yang mengkhawatirkan masyarakat akan kehilangan kepercayaan satu sama lain sehingga hukum akan kembali menjadi hukum "rimba". 

Di dalam kemajemukan masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke hanya "persatuanlah" yang dapat menyatukan. Maka dari itu persatuan sangat penting untuk pembangunan masyarakat dan menciptakan keharmonisan sosial di dalam tubuh masyarakat Indonesia.

  • Persatuan Salah Satu Akar Budaya Bangsa Indonesia 

Menggali Pancasila sebagai ideologi sekaligus pandangan hidup masyarakat Indonesia. Pancasila merupakan akar budaya bangsa yang tampak. Persatuan seperti halnya tertuang dalam sila ketiga dengan bunyi, "Persatuan Indonesia". 

Persatuan Indonesia sendiri merupakan cerminan budaya gotong-royong masyarakat Indonesia. Sejak dahulu nenek moyang sudah mewariskan kebudayaan gotong-royong. Gotong-royong merupakan ciri khas yang kemudian dikemas ke dalam Pancasila sila ketiga. Untuk itu sejatinya persatuan merupakan akar budaya yang sudah ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Jangan sampai persatuan yang sudah diusahakan oleh anak bangsa terdahulu, luluh menjadi barang yang tidak berharga nilainya. Membuat generasi masa depan terpecah belah dengan nilai modernitas yang diagung-agungkan. Fatamorgana yang dapat menghancurkan anak bangsa di masa yang akan datang. Menghilangkan makna persatuan dan menggantinya dengan ilusi tanpa arah dan tujuan. 

Jika persatuan dikesampingkan, bukankah harapan pembangunan yang optimal sulit diwujudkan? Akankah kita rela membiarkan Indonesia menjadi negara mati tanpa nilai budaya? Sanggupkah kita melihat negara yang kita cintai terpecah belah di depan mata kepala sendiri? Atau relakah kita kembali seperti zaman koloni?

Segenap kita harus menyadari bahwa persatuan saat ini bukan saja tentang eksistensi diri, melaikan bagaimana andil untuk pembangunan negeri. Bukan untuk menonjolkan kekuasaan semata demi terlaksananya legitimasi ideologi. Bukan hanya sekedar mencari simpati.

 Persatuan yang dimaksud adalah persatuan yang mampu memberdayakan masyarakat menuju cita-cita dan harapan yang diimpikan. Persatuan yang membentuk kerukunan antarmanusia. Meskipun sulit bukan berarti tidak bisa. Zaman mungkin berubah, waktu mungkin berganti, dan manusia datang dan pergi. Namun, persatuan adalah harga mati yang harus terus terpatri. We willing pay the unity of nation with highest price.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun