Mohon tunggu...
Andini Parameswari
Andini Parameswari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Antropologi Budaya, Universitas Gadjah Mada. Staff Bidang Pendidikan, Pelatihan, dan Penelitian Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca DIY.

Seorang gadis yang gemar membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Persatuan Nasional dalam Perspektif Masa Depan Indonesia

27 Agustus 2023   19:14 Diperbarui: 27 Agustus 2023   22:15 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Persatuan dan Kesatuan dalam Kehidupan. Foto: Penulis

Apa yang telah kita upayakan untuk persatuan? Seberapa jauh kita telah mengupayakan persatuan? Pernahkah kita berpikir bahwa persatuan merupakan barang berharga yang harus dipertahankan di era sekarang? 

Sebagaimana yang telah dinyatakan dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945, bahwa negara Indonesia adalah satu kesatuan bangsa yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur. Kemudian, nilai persatuan ditekankan pula dalam pedoman hidup bangsa yaitu Pancasila sila ketiga yang berbunyi, "Persatuan Indonesia". Memiliki penekanan bahwa sejatinya bangsa Indonesia lahir oleh adanya persatuan sehingga negara Indonesia bisa lepas dari penjajahan secara fisik maupun mental.

Menilik sedikit sejarah bangsa Indonesia saat masa penjajahan yang dilakukan oleh Belanda dan Jepang. Bangsa Indonesia dipenuhi oleh berbagai penderitaan dan kesulitan. 

Bangsa Indonesia dijadikan budak di dalam negeri sendiri. Tidak sampai di situ, masyarakat juga hanya dijadikan alat produksi tanpa terpikirkan rasa kemanusiaan. Kemanusiaan kala itu seperti barang yang langka dan mahal harganya. "Mau hidup atau mati" begitulah kiranya tawaran yang diberikan. 

Jika masyarakat tidak ingin diperbudak maka kematian adalah jalan pintas yang akan memberikan sedikit kelegaan. Namun, jika pilihan yang dipilih adalah hidup maka perbudakan adalah jalan yang akan mengantarkan pada "keselamatan".

Pilihan yang sebenarnya justru membuat bangsa Indonesia tidak memiliki pilihan sama sekali. Bagaimana mungkin pilihan yang sejatinya dapat membahagiakan justru semakin menyengsarakan. Ketika itu masyarakat dipaksa bekerja siang-malam tiada henti demi memuaskan para penjajah yang tidak tahu balas budi. 

Mengijak-injak sisi kemanusiaan serta mematikan konsep memanusiakan manusia. Hak Asasi Manusia seakan sirna bergantikan dengan hukum yang dibuat dengan nafsu dan takaran yang tidak realistis. Membuat masyarakat kehilangan andil dalam menentukan arah gerak. Pilihan yang dilakukan hanya mengiba dan berharap tuhan dapat memberikan secercah cahaya kehidupan.

Nasib yang tiada menentu hingga berabad-abad lamanya. Ketika kemanusiaan sudah hilang berganti unsur "kebinatang-binatangan". Muncullah berbagai pergerakan dari anak bangsa untuk menyelamatkan negeri yang dicintainya. 

Gerakan pertama yang muncul pada tahun 1908 yaitu Budi Utomo serta berbagai gerakan kepemudaan lainnya seperti halnya Jong Sumateranen Bond, Jong Java, Jong Batak, Jong Celebes, dan lain sebagainya. Memberikan sedikit harapan untuk usaha kemanusiaan yang telah "tiada".

Untuk apa itu semua dilakukan? Tidak lain dan tidak bukan hanya untuk memperoleh kata "persatuan" yang memerdekakan. Begitu pentingnya persatuan hingga menjadi salah satu akar budaya bangsa, terdapat dalam sila ketiga yang berbunyi, "Persatuan Indonesia". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun