Mohon tunggu...
Andini Harsono
Andini Harsono Mohon Tunggu... Freelancer - Traveler - Blogger - Freelancer

Mengurai dunia dengan rasa, pikir dan syukur... Salam sastra Salam budaya Salam berkarya FB : Andini Harsono Twitter : @andiniharsono Instagram : @andini_harsono

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengenang Masa Kejayaan Banten Lama

16 Oktober 2018   15:39 Diperbarui: 16 Oktober 2018   18:06 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banten Lama, sebuah kota yang terletak pada Provinsi paling barat Pulau Jawa ini menyimpan banyak cerita. Sejarah mencetak bahwa Banten Lama pernah berada pada puncak kejayaan di bawah pemerintahan Abu Fath Abdul Fatah atau Sultan Ageng Tirtayasa tahun 1651-1682.

Kejayaan Banten Lama ditandai oleh kejayaan perdagangan laut hingga mengirim duta besar ke Inggris. Bahkan pada saat itu Banten mampu membangun kotanya bergaya Eropa dan mempekerjakan orang Eropa. Maka bisa dilihat bentuk bangunan-bangunannya kental sekali dengan gaya khas Eropa.

Banten Lama merupakan ibukota Kesultanan Banten yang dibentuk tahun 1526 atas dasar perluasan kekuasan dari Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak ke pesisir barat pulau Jawa. Sunan Gunung Jati bersama Maulana Hasanudin (puteranya) membangun kerajaan ini dan menjadikannya kuat.

Bukan kali pertama saya mengunjungi Banten Lama. Sebelumnya, saya pernah napak tilas kejayaan Banten Lama bersama belasan orang Belanda yang sengaja pergi ke Pulau Jawa untuk mengetahui cerita nenek moyangnya dimana Belanda menjajah Indonesia hingga 3,5 abad.

Pada waktu itu saya bertanya-tanya mengapa kawasan Banten Lama berada diurutan pertama kunjungan mereka, ternyata pasukan Belanda mendarat pertama kali melalui perairan Banten tahun 1596 dibawah kepemimpinan Cornelis de Houtman.

Setelah perjalanan itu saya berniat ingin kembali lagi ke kawasan Banten Lama untuk mengenang masa-masa kejayaan Banten Lama dan mempelajari lebih lengkap cerita sejarahnya. Beruntung, 12-14 Oktober 2018 saya menjadi bagian dari Pesona Cagar Budaya Indonesia di kawasan Banten Lama yang diselenggarakan oleh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Berwisata sejarah dan budaya sangat menarik bagi saya karena selalu menyimpan cerita menarik hingga pelajaran hidup yang bisa diambil. Seperti Banten Lama, hingga saat ini masih menyimpan sejuta misteri, namun keempat tempat yang kami kunjungi mampu menjadi potret kuat kejayaan Banten masa lalu.

Keraton Surosowan

Maulana Hasanudin membangun Keraton Surosowan sebagai tanda kekuatan Banten pada tahun 1522-1526. Selain itu, dibangun pula alun-alun kota, pasar dan masjid agung.

Keraton Surosowan, Banten Lama. Doc : Andini Harsono
Keraton Surosowan, Banten Lama. Doc : Andini Harsono
Keraton Surosowan juga berfungsi sebagai benteng pertahanan kesultanan Banten. Berdiri kokoh di tanah seluas 3 hektar dengan ketinggian tembok mencapai 2 meter ini ditingkatkan kekokohannya oleh orang Belanda yang beragama Islam Hendrik Lucazs Cardeel yang kemudian menjadi Pangeran Wiraguna.

Keraton Surosowan memiliki pengairan yang baik. Pada area keraton terdapat kolam pemandian puteri Raja yang bernama Bale Kambang Rara Denok. Ada pula beberapa pancuran yang disebut pancuran Mas. Keraton Surosowan runtuh akibat perang saudara sejak masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji. Belanda berhasil membujuk Sultan Haji yang tak lain putera dari Sultan Ageng Tirtayasa untuk merebut kekuasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun