Mohon tunggu...
Andini PratiwiEquanimity
Andini PratiwiEquanimity Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

menyukai hal yang bersifat alam,media dan hal-hal baru

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Cerdas di Era Digital

15 Juni 2022   21:58 Diperbarui: 16 Juni 2022   00:00 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

           Menjadi generasi cerdas di era masyarakat digital saat ini juga mendorong Indonesia mengalami perkembangan alat komunikasi digital yang begitu pesat seperti teknologi informasi dan komunikasi. Seperti Siaran televisi analog yang telah mengudara selama hampir 60 tahun di Indonesia. 

Kini Secara bertahap dunia penyiaran Indonesia dalam masa peralihan dari siaran TV analog ke TV digital yang akan dilakukan selambat-lambatnya pada 2 November 2022. Migrasi TV digital sebagai salah satu langkah perwujudan transformasi digital Indonesia.

             Tapi, perlu diingat bahwa siaran TV digital ini berbeda dengan layanan video streaming. Penamaan digital tidak serta merta bahwa siaran tersebut dapat mengakses internet seperti halnya Smart TV. Namun secara fungsi, siaran TV digital ini menawarkan kecanggihan yang tidak ada pada siaran TV analog.

Mengutip dari siarandigital.kominfo.go.id, terdapat tiga tahap dalam penghentian siaran TV Analog. Tahap pertama dilakukan mulai 30 April 2022, tahap kedua 25 Agustus 2022, dan tahap ketiga 2 November 2022.

            Pada dasarnya, siaran TV digital akan memanjakan masyarakat dengan kualitas gambar bersih, suara jernih, dan tentunya gratis. Kemudian memiliki fitur menarik, yaitu Early Warning System (EWS), di mana masyarakat dapat langsung menerima apabila bencana terjadi, seperti gunung api meletus, tsunami, gempa bumi, longsor, maupun kebakaran hutan terjadi di sekitar lokasi. Fitur lainnya di siaran TV digital, yaitu sinyal siaran yang lebih stabil berkat adanya teknologi DVB-T2, TV digital ramah keluarga karena penonton bisa membatasi program acara sesuai usia dengan teknologi parental lock, dan fitur Electronic Program Guide (EPG) untuk melihat kategori, jadwal, dan deskripsi acara. 

          Oleh karena itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menghimbau kepada masyarakat untuk segera mengganti siaran TV Analog ke TV Digital. 

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menyampaikan masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk menikmati siaran TV digital. Sebab, menonton TV digital ini gratis seperti halnya siaran TV analog.

Lalu bagaimana cara mengecek TV sudah digital atau belum?

Dikutip dari indonesiabaik.id, berikut cara cek TV sudh digital atau belum:

1. Akses laman siarandigital.kominfo.go.id
2. Pilih menu "Perangkat TV Digital"

3. Lalu pada menu "Pilih Kategori" klik "Televisi"

4. Kemudian isi merek televisi beserta Model/Type-nya
5. Jika merek televisi dan type merupakan TV yang sudah bisa menerima siaran TV analog maka keterangannya merek dan tipe akan muncul

6. Akan tetapi, jika televisi tidak terdaftar maka akan muncul keterangan, "Mohon maaf, perangkat yang Anda cari tidak terdaftar pada database kami atau belum memiliki sertifikasi perangkat"

CARA MENONTON TV DIGITAL

Mengutip siarandigital.kominfo.go.id, berikut cara menonton TV Digital:

1. Pastikan daerah Anda sudah terdapat siaran televisi digital

2. Kemudian siapkan antena UHF baik berupa antena luar rumah (outdoor) atau antena dalam rumah (indoor) yang juga biasa digunakan untuk menangkap siaran televisi analog


3. Pastikan televisi di rumah Anda sudah dilengkapi dengan penerima siaran televisi digital DVBT2. Namun, jika televisi di rumah Anda hanya bisa menerima siaran televisi analog, maka perlu memasang dekoder set top box. Set Top Box akan membantu sinyal televisi digital yang ditangkap oleh antena untuk dapat ditampilkan meski televisi di rumah Anda adalah televisi untuk siaran analog.

4. Setelah perangkat tersambung, pilih opsi Pengaturan/Setting, lalu pilih auto scan untuk memindai program-program siaran televisi digital di sekitarmu.

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DI ERA TV DIGITAL

            Era Digital membawa berbagai dampak positif yang bisa kita gunakan sebaik-baiknya namun Era Digital juga memiliki banyak dampak negatif. Sehingga ini menjadi tantangan di Era Digital. Berbagai tantangan Era Digital yang memasuki berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, keamanan, dan teknologi informasi. Migrasi siaran televisi teresterial dari analog ke digital bagi masyarakat berarti siaran televisi yang lebih jernih, namun, jauh dibalik itu, ada penataan spektrum frekuensi radio yang bisa berdampak besar pada bidang telekomunikasi maupun penyiaran.

            Siaran televisi analog selama ini menggunakan frekuensi 700MHz, yang sering disebut frekuensi emas di bidang telekomunikasi karena cakupannya yang luas. Satu kanal televisi analog memakan pita frekuensi dengan lebar 8MHz di frekuensi 700Mhz tersebut, sementara itu, catatan Kominfo, terdapat setidaknya 701 lembaga penyiaran di Indonesia. Sementara itu, pada siaran televisi teresterial digital, lebar pita 8Mz bisa digunakan sembilan hingga 12 kanal televisi. Ketika siaran televisi teresterial sudah seluruhnya pindah ke digital, maka akan ada penghematan di spektrum frekuensi radio 700MHz, tidak lagi seluruhnya digunakan untuk siaran televisi teresterial analog seperti sekarang. Alokasi spektrum frekuensi radio 700MHz untuk telekomunikasi, terutama jaringan broadband, merupakan hal yang penting apalagi ketika masa pandemi, hampir semua kegiatan memanfaatkan internet.

PERBEDAAN TV ANALOG DAN DIGITAL

            Perbedaan tv analog dan tv digital adalah sinyal yang dipancarkan dari kedua siaran tersebut. TV analog hanya dibatasi dengan hanya sinyal analog. Sementara, tv digital dapat memproses sinyal digital dan analog sekaligus. Sinyal tv analog mirip dengan sinyal radio.

Tantangan Digitalisasi Informasi

          Bicara tentang digitalisasi informasi, tentu memulai penggunaan teknologi digital ternyata tidak mudah. Mengapa? Ketika bicara teknologi baru, alih teknologi pastilah berbicara soal teknisnya juga. Bagaimana memulai transisinya, bagaimana kesiapan infrastrukturnya, dan yang tak kalah penting adalah kesiapan aspek nonteknologis. Apa saja poin pentingnya? Komposisi masyarakat Indonesia dari sisi sosial ekonomi masih didominasi kelompok menengah-bawah, jumlah itu berkaitan dengan kemungkinan tingkat kemampuan atau literasi masyarakat tentang teknologi baru dan tentang payung regulasi atau peraturan yang mendukung alih teknologi itu.

Apakah aturan yang disiapkan telah dapat mengakomodir semua kepentingan?. Terutama pola pikir atau mindset dari masyarakat kita adalah yang paling penting. Akan membutuhkan waktu yang panjang untuk melakukan sosialisasi alih teknologi ini agar masyarakat memahami apa sebenarnya tujuan alih teknologi yang dimaksud dan apa perlunya bagi kehidupan mereka

PENGAWASAN TV DIGITAL

            Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) akan memanfaatkan teknologi canggih untuk melakukan pengawasan konten yang disiarkan televisi saat era TV digital mengudara.
Proses peralihan penyiaran dari TV analog ke digital atau Analog Switch Off (ASO), baru akan dilakukan 30 April dan ditargetkan rampung pada 2 November 2022. Guna mengatasi persoalan tersebut, KPI saat ini tengah dalam proses penjajakan dengan vendor untuk penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI) alias kecerdasan buatan. Teknologi AI tersebut nantinya dimanfaatkan KPI dalam melakukan pengawasan konten yang disiarkan televisi.

            Namun Bukan saja tugas pemerintah tapi ranah keluarga juga wajib mewaspadai dan melakukan pengawasan terkait konten-konten yang akan disiarkan, terkhususnya kepada anak-anak. migrasi siaran analog ke digital perlu mendapatkan perhatian, baik dari segi penggunaan perangkatnya hingga cara bijak menggunakannya seperti media sosial. Ia mengatakan kebanyakan generasi muda sekarang sudah dibekali dengan telepon pintar yang memudahkan mereka dalam mengakses ataupun memperoleh informasi dengan cepat. Tidak hanya penguatan di keluarga, penguatan peran masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan media massa juga sangat penting.

Staf Khusus Menteri Kominfo Bidang Komunikasi Publik, Rosarita Niken Widiastuti mengatakan, setidaknya ada lima urgensi alasan TV analog dimatikan.

1. Kepentingan publik untuk mendapat penyiaran yang berkualita

2. Efisiensi penggunaan frekuensi

3. Penataan frekuensi guna mendorong ekonomi digita

4. Ketersediaan digital deviden

5. Menghindari sengketa dengan negara-negara tetangga

Jadi, jangan ragu untuk beralih ke TV Digital!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun