Mohon tunggu...
Andini ZakiyaRahmawati
Andini ZakiyaRahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sriwijaya

Saya merupakan mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat semester 5. Bicara perihal hobi saya suka membaca terutama terkait dengan topik-topik kesehatan dan kuliner. Selain membaca, saya suka sekali mendengarkan musik dan podcast, menurut saya mendengar dan membaca tidak hanya sebagai mengisi waktu luang dan memberi hiburan, namun, dengan kedua hal tersebut saya dapat menambah insight ilmu pengetahuan dan banyak memunculkan pertanyaan yang dapat melatih critical thinking saya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Antara Aku, Rumah Susun, dan Lingkunganku

1 Mei 2024   10:07 Diperbarui: 5 Mei 2024   08:52 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tumbuh dan berkembang dikawasan padat penduduk. Di tengah hiruk pikuk perkotaan serta berbagai aktivitas yang terjadi di lingkungan sekitar. Kurang lebih seperti itulah gambaran kehidupan dari anak anak yang tinggal di kawasan Rusun 24 Ilir, Kota Palembang.

Bagi anak -- anak yang tinggal di rusun, kebersamaan yang terjalin tentunya menjadi kebahagiaan tersendiri bagi mereka. Mulai dari bermain, bercengkrama, dan belajar bersama semuanya mereka lakukan bersama sama di lapangan yang terdapat di kawasan rusun.

"Kak, disini bersih, nyaman untuk main dan enak kalo mau lewat sehabis hujan atau lari-lari, karena pasti nggak becek"

A-1 SD mendeskripsikan foto lingkungan tempat tinggalnya

Rumah susun atau kerap disingkat sebagai rusun saat ini telah menjadi salah satu bagian dari kehidupan perkotaan di Indonesia. Tentunya hal ini juga berlaku bagi anak anak di Rusun 24 Ilir Kota Palembang Sumatera Selatan.

Bagi anak anak tersebut, Rusun tidak hanya menjadi sekedar tempat tinggal mereka saja, melainkan juga menjadi sarana bagi mereka untuk terus bertumbuh, berkembang, serta meraih apa yang menjadi impian mereka.

Berbagai suka dan duka mereka lewati bersama di Lingkungan Rumah Susun. Tentunya tidak semuanya menyenangkan, akan tetapi tentunya telah memberikan mereka banyak pelajaran.

Di balik beton dan langit langit bertingkat, serta ditengah kehidupan hiruk pikuk kota, terdapat banyak hal yang kami amati di Rusunawa yang terdapat di kawasan 24 Ilir kota Palembang ini.

Mulai dari anak anak yang bermain serta berlarian di lapangan, ibu -- ibu yang bertukar cerita sambil mengasuh buah hatinya, serta para pemuda yang berkumpul serta bercengkrama di warung kecil yang terdapat disekitar rusun tidak luput dari perhatian kami.

Rusun yang kerap kali dianggap sebagai pilihan terakhir untuk tinggal, tempat yang terkadang penuh dengan tantangan serta keterbatasan ternyata memiliki kehidupan penuh warna dan juga kebersamaan.

Di sela sela kegiatan English Camp yang kami lakukan dalam rangka memenuhi tugas kuliah untuk mata kuliah Manajemen dan Analisis Data, kami menyempatkan waktu untuk bercengkrama serta bertukar cerita bersama adik-adik yang hadir di kegiatan tersebut.

Tidak hanya itu, kami juga turut diajak berkeliling oleh adik-adik tersebut untuk melihat secara langsung keadaan rusun sesuai dengan apa yang mereka ceritakan. Informasi serta pembelajaran yang kami peroleh dari cerita yang disampaikan oleh adik adik tersebut.

Sumber : dokumentasi pribadi
Sumber : dokumentasi pribadi

"Taman ini banyak juga permainan kalo lagi bosen untuk main di lapangan enak juga untuk kesini buat main"

F-3 SD mendeskripsikan Taman bermain anak di Taman Sekanak Lambidaro

Cuaca mendung disertai angin dan sedikit gerimis menjadi teman kami mendengarkan kisah adik-adik di Rusun 24 Ilir. Pada saat sedang asyik bercerita, terdapat seorang Adik yang menyampaikan bahwa tadi pagi ia tidak pergi sekolah dikarenakan rumahnya banjir, dan mengharuskannya untuk tetap berada di rumah.

Meskipun demikian, ia tetap senang dan bersemangat mengikuti kegiatan English Camp yang kami laksanakan. Pembelajaran masih bisa diikuti meskipun tidak diperoleh dari sekolah hari ini.

Semangat dan antusias mereka membuat kami terkesan, hal ini dikarenakan diantara banyaknya keterbatasan serta tantangan yang dialami oleh anak-anak yang tinggal di rusun, ternyata mereka masih memiliki semangat untuk terus belajar dan juga menuntut ilmu.

Antusiasme terpancar jelas di raut wajah mereka pada saat kami menyampaikan materi pembelajaran. Rasa ingin tahu terpancar jelas dari wajah mereka saat kami mengajarkan greetings atau sapaan dalam bahasa Inggris.

Tidak hanya itu, bahkan diantaranya langsung mempraktikkan apa yang kami ajarkan bersama teman-temannya meskipun memang belum terlalu lancar dalam pengucapan tetapi mereka tetap bersemangat dalam mempraktekannya.

Di lapangan mushola pelaksanaan kegiatan ini menjadi saksi, kegigihan, semangat, dan antusias adik-adik dalam belajar, hal ini menjadi suntikan semangat untuk kami dalam membagi ilmu kami kepada mereka.

Pada saat waktu istirahat tiba, kami manfaatkan dengan berkeliling Rusun 24 Ilir, tidak lupa dipandu oleh adik-adik tersebut. Mereka menunjukkan lokasi dan keadaan dari tempat yang mereka ceritakan tadi.

Sepanjang perjalanan, perhatian kami tertuju bahwa masih terdapat banyak sampah yang dibuang sembarangan, khususnya di tepi selokan yang ada di pinggir jalan.

Pada saat berjalan, ada salah satu tumpukan sampah yang cukup menarik perhatian kami dikarenakan berada cukup dekat dengan rusun atau lebih tepatnya berapa tepat dibelakang dinding rusun.

Kami bertanya kepada mereka, apakah tempat ini diperuntukkan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA) warga rusun. Salah satu dari mereka menjawab, sebenarnya ini bukan TPA ataupun tempat sampah, akan tetapi warga yang tinggal pada lantai atas terkadang malas untuk turun membuang sampah, sehingga mereka lebih memilih untuk membuang sampah dengan cara melemparkan dari jendela rumah mereka.

Adik -- adik tersebut sadar akan hal tersebut dan merasa cukup terganggu dengan bau sampah yang menyengat indra penciuman. Akan tetapi tidak banyak hal yang bisa mereka melakukan selain mencoba untuk belajar membuang sampah sesuai tempatnya terutama pada saat berada di rumah.

Di tengah perjalanan, kami melihat lapangan yang tadi sempat diceritakan sebagai tempat bermain mereka. Lapangan tersebut terlihat sederhana dan tidak terdapat alat bermain yang bisa untuk dimainkan.

Akan tetapi, kesederhanaan tersebut tidak menjadi halangan bagi mereka untuk bermain bersama. Mulai dari bermain layang - layang, kartu gambar, atau hanya sekedar berkumpul sambil bercengkrama bersama yang lainnya.

Kebahagiaan tergambar jelas dari cara adik adik tersebut mendeskripsikan kegiatan yang mereka lakukan bersama.

Sumber : dokumentasi pribadi
Sumber : dokumentasi pribadi

"Kami sering main disini juga, cuma memang keadaannya kurang bagus dan kurang aman buat main terlalu lama disini, tapi kami tetep seneng kak buat main bareng-bareng"

S-7 SMP mendeskripsikan kondisi Lapangan Rusun 24 Ilir Blok 15

Dari banyaknya keterbatasan yang dialami oleh para warga rusun, ada satu keuntungan yang dapat dirasakan oleh para warga yaitu mudahnya akses terhadap fasilitas umum.

Di kawasan rusun di 24 Ilir Kota Palembang, terdapat sekolah serta fasilitas kesehatan yang cukup memadai. Hal ini tentunya memudahkan anak-anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak serta para warga untuk mendapatkan perawatan kesehatan yang diperlukan.

Tidak hanya itu, Taman Sekanak Lambidaro yang diperuntukkan sebagai Ruang Terbuka Hijau, bermanfaat bagi lingkungan, ruang aman untuk anak-anak bermain dan dapat memberikan sedikit hiburan bagi warga rusun yang sehari -- harinya harus berkutat dengan kawasan rusun yang padat dengan penduduk.

Sumber : dokumentasi pribadi 
Sumber : dokumentasi pribadi 

"Tempat kami biasa bermain disini lumayan enak buat main lari-larian"

A-1 SD mendeskripsikan Taman Sekanak Lambidaro

Meskipun berada dalam lingkungan yang tidak seideal dan sesuai dengan apa yang diharapkan, anak anak di rusun tetap memiliki mimpi serta aspirasi untuk meraih masa depan yang lebih baik.

Mereka gigih untuk belajar dan berusaha, terinspirasi dari orang orang yang hidup disekitar mereka yang mampu berjuang melampaui keterbatasan.

Tinggal di rusun bukanlah akhir dari segalanya, melainkan menjadi suatu awal untuk petualangan yang penuh oleh potensi dan juga harapan. Di balik dinding beton tersebut, terdapat kekayaan yang berbentuk kebersamaan dan mimpi mimpi yang menggelora.

Dengan memahami dan menghargai kehidupan di rusun, kita dapat melihat bahwa kebahagiaan dan keberhasilan tidak selalu terkait dengan kemewahan materi, melainkan dengan kesederhanaan dan koneksi antarmanusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun