Bila diuraikan satu per satu, ujaran kebencian dan caci maki terhadap Jokowi di kolom komentar media sosial  tentu terlalu banyak untuk dibahas.
Entah mengkritisi kebijakannya, isu keluarganya, penampilan fisik, bahkan Ibu Iriana pun tak luput dari caci maki dan fitnah.
Peristiwa yang menjadi buah bibir di tahun lalu. Masih terekam jelas oleh saya adalah saat Ibu Megawati dalam orasinya saat HUT ke-50 PDIP berkata, "Pak Jokowi iku yo ngono lho mentang-mentang. Lho iya padahal Pak Jokowi kalau nggak ada PDIP juga aduh kasihan dah."
Walaupun acara tersebut memang acara internal partai berlambang banteng tersebut. Namun saya rasa kurang tepat dan bijak untuk disampaikan di depan Pak Jokowi langsung selaku presiden RI.
Lebih lanjut, pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul, menilai candaan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, saat ulang tahun ke-50 PDIP beberapa hari lalu tidak etis. Megawati menganggap remeh dengan menyebut Jokowi tidak ada apa-apanya kalau tidak ada PDIP.
"Maka candaan politik Mega keterlaluan. Karena Jokowi merupakan Presiden RI," kata Najmuddin, Jumat (13/1/2023).
Mestinya sebagai tokoh besar Parpol, Megawati menurut Najmuddin harus pandai memilih pesan-pesan politik walau lewat bercanda. Najmuddin melihat dari keseluruhan momen ultah PDIP kemarin, terlihat Megawati ingin dinilai lebih kharismatik dan punya kepemimpinan lebih kuat dari seorang Jokowi.
(Sumber : https://news.republika.co.id/berita/rogjvd377/pernyataan-megawati-ke-jokowi-bentuk-cinta-atau-kuasa )
Selama dua kali periode pemerintahan dengan berbagai macam "serangan" kebencian terhadap dirinya, saya mengamati Jokowi adalah pribadi yang chill.
Beliau tidak ambil pusing atau menjadi baper (bawa perasaan) dengan segala caci maki dan fitnah yang ditujukan.
"Saya tahu ada yang mengatakan saya bodoh, plonga-plongo, tidak tahu apa-apa, tolol, Firaun. Ya endak apa-apa, sebagai pribadi saya menerima saja," kata Jokowi pada Rabu, 16 Agustus 2023 dalam pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPRD-DPD.