Mohon tunggu...
ANDINE TESYALONICCA
ANDINE TESYALONICCA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan, Universitas Tanjungpura

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manusia Serakah dalam Pemikiran Ekonomi

27 Oktober 2023   00:02 Diperbarui: 27 Oktober 2023   00:02 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia serakah memiliki dampak signifikan dalam pemikiran ekonomi. Pertama, perilaku serakah bisa menyebabkan persaingan yang tidak sehat dalam pasar. Ketika individu atau perusahaan hanya berfokus pada keuntungan pribadi mereka, mereka mungkin menggunakan taktik yang tidak adil untuk mengalahkan pesaing. Ini dapat mengarah pada pasar yang tidak efisien dan merugikan konsumen.

Selain itu, perilaku serakah juga dapat mengganggu stabilitas ekonomi. Misalnya, ketika beberapa individu atau perusahaan mencoba untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal, mereka mungkin mengambil risiko yang tidak bertanggung jawab atau melibatkan diri dalam spekulasi yang berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan ekonomi, seperti gelembung finansial atau resesi.

Kesimpulan

Manusia serakah merupakan fenomena yang sering ditemui dalam pemikiran ekonomi. Sifat serakah ini dapat mendorong individu atau perusahaan untuk mengedepankan keuntungan pribadi tanpa memperhatikan konsekuensi negatif yang mungkin timbul. Contoh-contoh manusia serakah di zaman sekarang meliputi perilaku konsumen yang egois, korupsi, pencurian, dan penipuan.

Dalam pemikiran ekonomi, perilaku serakah dapat mengganggu persaingan yang sehat dalam pasar dan mengacaukan stabilitas ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk memahami dan mengatasi sifat serakah ini demi menciptakan sistem ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun