Mohon tunggu...
ANDINE TESYALONICCA
ANDINE TESYALONICCA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan, Universitas Tanjungpura

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manusia Serakah dalam Pemikiran Ekonomi

27 Oktober 2023   00:02 Diperbarui: 27 Oktober 2023   00:02 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemikiran ekonomi sering kali mencoba untuk memahami perilaku manusia dalam konteks ekonomi. Salah satu aspek yang sering dibahas adalah sifat serakah manusia. Serakah dapat didefinisikan sebagai keinginan yang tidak terpuaskan untuk memiliki lebih banyak harta atau kekayaan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep manusia serakah dalam pemikiran ekonomi, serta memberikan beberapa contoh yang relevan di zaman sekarang.

I. Definisi Manusia Serakah

Manusia serakah adalah individu yang tidak pernah merasa cukup dengan apa yang dimilikinya. Mereka terus-menerus mencari lebih banyak harta atau kekayaan, tanpa memperhatikan konsekuensi negatif yang mungkin timbul. Serakah adalah sifat yang umum ditemukan dalam masyarakat, dan sering kali menjadi pemicu tindakan ekonomi yang tidak etis.

II. Contoh Manusia Serakah di Zaman Sekarang

a. Perilaku Konsumen

Di zaman sekarang, kita sering melihat contoh manusia serakah dalam perilaku konsumen. Misalnya, ketika ada penjualan besar-besaran, orang sering kali berebut untuk mendapatkan barang-barang dengan harga murah. Mereka sering kali tidak menghiraukan orang lain dan bersikap egois demi memenuhi keinginan mereka sendiri.

b. Korupsi

Korupsi adalah contoh lain dari manusia serakah di zaman sekarang. Banyak pejabat pemerintah atau bisnis yang terjerat dalam praktik korupsi, dengan tujuan untuk memperkaya diri sendiri tanpa memperhatikan kepentingan publik. Mereka tidak puas dengan gaji atau kekayaan yang mereka miliki, dan menggunakan posisi mereka untuk mengambil keuntungan pribadi.

c. Pencurian dan Penipuan

Pencurian dan penipuan juga merupakan contoh perilaku manusia serakah. Misalnya, banyak kasus penipuan investasi di mana orang-orang menawarkan peluang investasi yang sangat menguntungkan, tetapi pada kenyataannya hanya untuk mendapatkan uang dari orang lain. Pencurian juga bisa menjadi contoh manusia serakah, di mana seseorang mencuri barang atau harta orang lain untuk memperkaya diri sendiri.

III. Dampak Manusia Serakah dalam Pemikiran Ekonomi

Manusia serakah memiliki dampak signifikan dalam pemikiran ekonomi. Pertama, perilaku serakah bisa menyebabkan persaingan yang tidak sehat dalam pasar. Ketika individu atau perusahaan hanya berfokus pada keuntungan pribadi mereka, mereka mungkin menggunakan taktik yang tidak adil untuk mengalahkan pesaing. Ini dapat mengarah pada pasar yang tidak efisien dan merugikan konsumen.

Selain itu, perilaku serakah juga dapat mengganggu stabilitas ekonomi. Misalnya, ketika beberapa individu atau perusahaan mencoba untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal, mereka mungkin mengambil risiko yang tidak bertanggung jawab atau melibatkan diri dalam spekulasi yang berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan ekonomi, seperti gelembung finansial atau resesi.

Kesimpulan

Manusia serakah merupakan fenomena yang sering ditemui dalam pemikiran ekonomi. Sifat serakah ini dapat mendorong individu atau perusahaan untuk mengedepankan keuntungan pribadi tanpa memperhatikan konsekuensi negatif yang mungkin timbul. Contoh-contoh manusia serakah di zaman sekarang meliputi perilaku konsumen yang egois, korupsi, pencurian, dan penipuan.

Dalam pemikiran ekonomi, perilaku serakah dapat mengganggu persaingan yang sehat dalam pasar dan mengacaukan stabilitas ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk memahami dan mengatasi sifat serakah ini demi menciptakan sistem ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun