Generasi Z dengan MBTI: Alat Intropeksi diri atau Tren?
MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) sudah menjadi salah satu tes kepribadian yang popular, terutama pada generasi muda, Gen Z. Denagn arus derasnya perkembangan dan teknologi informasi, hal ini menjadikan MBTI di kalangan Gen Z sebagai alat untuk refleksikam diri, menentukan teman atau hubungan romantis. Disinilah muncul tanda tanya besar: Apakah MBTI hanya Tren sesaat atau benar-benar alat intropeksi diri yang dapat membantu berkembang?
Populernya MBTI di Kalangan Gen Z
Generasi yang terlahir di tengah-tengah derasnya era digital adalah Gen Z. Gen Z tumbuh dengan akses mudah ke platfrom seperti YouTube, Instagram, hingga TikTok. Di platfrom media sosial sering kali membahas tentang kepribadian berdasarkan MBTI dengan cara yang lucu, seperti membuat meme, bahkan au MBTI sekalipun. MBTI banyak dibahas sebab sifatnya yang sangat relatable. Banyak yang membahas tipe-tipe MBTI yang sering kali buat Gen Z jadi serasa lebih dimengerti atau relate.
Nggak itu doang, MBTI juga nawarin struktur yang lebih sederhana buat memahami kopleksitas dari manusia. Cuma jawag beberapa pertanyaan doang dalam tes online yang ada dimana-mana, seseorang bisa tahu apakah mereka seorang INFJ dengan empati yang tinggi atau seorang ENTP si ahli debat. Dengan ini mereka merasakan identitas yang kuat di tengah kebingungannya di masa muda yang kerap kali menjadi ciri khas Gen Z.
MBTI menjadi Tren Media Sosial
Tren-nya MBTI di kalangan Gen Z salah satu penyebabnya adalah popularitas di media sosial. Banyak video pendek seperti “Tipe -tipe MBTI kalo lagi di kelas” yang sering kali ramai di TikTok, sementara itu meme MBTI pun bertebaran di Instagram maupun Tiktok. Konten-konten ini biasanya ringan, lucu dan penuh dengan stereotip MBTI yang terkadang memperkuat daya tarik MBTI. Bahkan adapun yang membuat cerita Alternative Universe di TikTok menggunakan MBTI sebagai cast-nya.
Namun, dengan ramainya MBTI dibahas di media sosial memunculakan kekhawatiran juga. MBTI, yang awalnya dirancang untuk membantu orang memahami diri mereka dengan baik, sering kali menjadi salah arti atau malah jadi lelucon atau label. Kebanyakan Gen Z cenderung pakai MBTI buat alat identifikasi diri di dunia maya, yang dimana kadang mengurangi makna yang sebenarnya.
MBTI jadi Alat Intropeksi Diri
Di luar MBTI sebagai alat hiburan, MBTI sebenarnya juga mrmiliki potensi besar untuk digunakan sebagai alat intropeksi diri. Dengan memahami tipe kepribadian, sesorang dapat mengidentifikasi, kelemahan, kekuatan, ataupun cara mereka berinteraksi dengan dunia. Misalnya, si INFJ yang tinggi empati mereka cenderung mengedepankan perasaan seseorang dan emosinya atau mengapa mereka sangat ahli dalam memahami situasi dan masalah.