Merdeka Belajar adalah sebuah konsep pendidikan yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud) Indonesia.
Konsep ini bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam menentukan jenjang, tujuan, dan cara belajar yang sesuai dengan minat, bakat, dan kebutuhan mereka.
Dalam upaya mewujudkan Merdeka Belajar, Kemendikbud telah menginisiasi berbagai praktik baik yang menginspirasi dan memotivasi para peserta didik serta para pendidik untuk bergerak bersama semarakkan Merdeka Belajar.
Dalam tulisan ini, saya akan menjelajahi praktik-praktik baik yang telah dilakukan oleh Kemendikbud dan memberikan opini terkait hal tersebut.
Pertama-tama, salah satu praktik baik yang patut diapresiasi adalah Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Merdeka sebagai salah satu praktik baik dalam Merdeka Belajar. KIP Kuliah Merdeka memberikan bantuan biaya pendidikan kepada mahasiswa yang kurang mampu untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi.
Program ini membuka peluang bagi mereka yang memiliki potensi akademik untuk mendapatkan pendidikan tinggi tanpa terhalang oleh faktor finansial. Dengan adanya KIP Kuliah Merdeka, Kemendikbud telah memberikan akses yang lebih luas dan merata bagi seluruh lapisan masyarakat dalam mewujudkan cita-cita pendidikan tinggi.
Praktik baik lainnya adalah Program Guru Belajar dan Berbagi, yang memfasilitasi kolaborasi dan pertukaran pengetahuan antara guru-guru di seluruh Indonesia.
Program ini memberikan platform digital bagi guru-guru untuk saling belajar, berbagi praktik baik, dan meningkatkan kompetensi mereka. Melalui partisipasi aktif dalam kegiatan pelatihan dan pengembangan materi pembelajaran yang inovatif, guru-guru dapat terus mengembangkan diri sebagai pendidik yang lebih baik dan berkontribusi dalam mewujudkan Merdeka Belajar.
Tak hanya itu, Kemendikbud juga telah menggalakkan penggunaan teknologi dalam pendidikan. Program Gerakan Literasi Digital adalah salah satu inisiatif yang mengedepankan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Melalui program ini, siswa dan guru didorong untuk menggunakan perangkat digital dan internet dalam proses pembelajaran. Hal ini membantu meningkatkan akses ke sumber daya pendidikan yang lebih luas serta memperkaya pengalaman belajar bagi peserta didik. Praktik ini sejalan dengan perkembangan teknologi dan memberikan peluang baru bagi peserta didik untuk belajar dengan cara yang lebih menarik dan interaktif.
Selain itu, Kemendikbud juga telah memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan kurikulum yang relevan dan kontekstual. Dalam Merdeka Belajar, peserta didik diberikan kebebasan untuk menentukan jenjang dan tujuan belajar mereka.
Oleh karena itu, kurikulum perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan minat peserta didik. Kemendikbud telah melakukan revisi dan penyempurnaan kurikulum untuk memastikan bahwa materi yang diajarkan relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan perkembangan zaman.
Selain itu, pemberian kebebasan kepada sekolah untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) juga merupakan langkah positif dalam mendukung Merdeka Belajar. Praktik ini memungkinkan sekolah untuk menyesuaikan kurikulum dengan kondisi dan kebutuhan siswa mereka secara spesifik.
Dalam praktik baik Merdeka Belajar, kolaborasi antarlembaga juga menjadi hal yang sangat penting. Kemendikbud telah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan dunia usaha, untuk mewujudkan Merdeka Belajar.
Kolaborasi ini mencakup berbagai hal, seperti pemberian beasiswa, program magang, serta pembentukan jaringan kerja sama antarlembaga. Melalui kolaborasi ini, peserta didik dapat memperoleh pengalaman nyata di dunia kerja, dan sekolah dapat mendapatkan dukungan dari pihak lain dalam melaksanakan program-program pendidikan.
Secara keseluruhan, praktik baik dalam Merdeka Belajar yang telah dilakukan oleh Kemendikbud telah memberikan dampak yang positif dalam dunia pendidikan Indonesia.
Peningkatan akses, peningkatan kualitas guru, pemanfaatan teknologi, pengembangan kurikulum yang relevan, dan kolaborasi antarlembaga adalah beberapa contoh praktik baik yang patut diapresiasi.
Namun, masih ada banyak tantangan yang perlu dihadapi dalam mewujudkan Merdeka Belajar secara menyeluruh. Diperlukan komitmen yang kuat dari semua pihak, termasuk pemerintah, sekolah, guru, orang tua, dan peserta didik, untuk menerapkan dan memperluas praktik baik ini.
Sebagai penutup, saya percaya bahwa dengan terus menerapkan praktik baik dalam Merdeka Belajar, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif, relevan, dan memberdayakan. Merdeka Belajar bukan hanya sekedar konsep, tetapi sebuah gerakan yang melibatkan semua pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan.
Dengan bergerak bersama dan semarakkan Merdeka Belajar, kita dapat memberikan pendidikan terbaik bagi generasi muda Indonesia dan membantu mereka menggapai potensi tertinggi mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H