Perilaku bullying yang dimana sipelaku menakut-nakuti / mengancam untuk memaksa / memengaruhi dengan cara memandang rendah secara seksual baik secara omongan ataupun tindakan, contoh perilakunya seperti memanggil nama korban yang bersifat seksual, gerakan tubuh yang tidak sopan dan hal-hal yang berhubungan dengan pornoografi.
Menurut platform riset data dari jakpat menunjukkan,bahwa 7 dari 10 atau sebanyak 72,8% responden mengaku pernah mengalami bullying, selain itu survei yang dilakukan juga oleh jakpat menunjukkan, bahwa kekerasan verbal merupakan jenis bullying yang paling banyak dialami oleh korban dengan presentase mencapai 87,6% responden, kemudian diikuti oleh kekerasan fisik dan cyberbullying dengan dengan presentase masing-masing sebanyak 27,5% dan 19,6% reponden. Tak hanya itu sebuah laporan penelitian dari UNICEF (2022) menyatakan bahwa 1 dari 3 siswa di seluruh dunia pernah mengalami bullying di sekolah.
Sementara itu, kementerian pendidikan dan kebudayaan, riset dan teknologi (kemendikbud) mengaku, kekerasan dan bullying masih menjai prioritas utama dalam dunia pendidikan. Menteri Nadiem Makariem menjelaskan bahwa masih ada 24,4% potensi bullying di lingkungan sekolah, survei itu melibatkan sekitar 260 ribu sekolah di Indonesia pada tingkay sekolah dasar hingga tingkat sekolah menengah atas.
3.Penyebab bullying
Yang menyebabkan perilaku tindakan bullying bisa terjadi, karena banyak hal dan bermacam-macam, mulai dari, pengaruh pertemanan yang tidak baik sehinga kurangnya empati, diantara beberapa penyebab bullying yang bisa terjadi adalah:
a.Seringkali melihat orang lain melakukan kekerasan
b.Keluarga yang mengasuh anaknya dengan terlalu keras
c.Dulunya pernah menjadi korban bullying
d.Kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari keluarga dan orang di sekitarnya
e.Memiliki hasrat keinginan untuk memiliki kekuasaan dan memegang semua kendali
f.Ingin dianggap terkenal