Mohon tunggu...
Andika Pranata J
Andika Pranata J Mohon Tunggu... Pekerja Pemilu -

Pembelajar seumur hidup | Pegiat Pemilu | Terdaftar Sebagai Pemilih | IG @andikapranatajaya |

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Belajar Keterampilan Komunikasi Politik di Sekolah Polkom

8 Mei 2018   06:00 Diperbarui: 8 Mei 2018   08:25 1562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saiful Mujani, pendiri SMRC, mengulas Voting Behavior in Indonesia, analisis 'batang tubuh' pemilih dalam Pemilihan Umum

Dalam konteks inilah penting ditegaskan bahwa edukasi politik merupakan sarana menginternalisasi ideologi dan nilai humanis bagi setiap SDM guna menciptakan tatahan hidup yang demokratis.

Miftah Sabri, CEO Selasar.Com berfoto bersama peserta Sekolah Polkom usai menjabarkan Optimasi Komunikasi Publik dan Strategi Personal Branding melalui media sosial dan media alternative
Miftah Sabri, CEO Selasar.Com berfoto bersama peserta Sekolah Polkom usai menjabarkan Optimasi Komunikasi Publik dan Strategi Personal Branding melalui media sosial dan media alternative
Materi Public Speaking oleh Fifi Aleyda Yahya
Materi Public Speaking oleh Fifi Aleyda Yahya
Bagi praktisi pemilu seperti saya, ikut jadi bagian dalam program ini laksana mendapatkan sambungan wifi dengan sinyal ekstra kuat. Diri pribadi akan langsung 'terkoneksi' dengan peningkatan kapasitas, belajar dengan meteri dan tim pengajar yang mumpuni, pengembangan jaringan, dan sebagai pengejawantahan literasi politik bagi orang muda yang punya minat kuat dalam bidang politik dan komunikasi.

Dalam konteks pemilu; literasi menjadi upaya yang penting bagi penguatan basis pengetahuan politik warga negara dan menghilangkan apatisme, terutama di kelompok generasi milenial dan kelompok masyarakat yang sudah letih dengan tontonan politik. Dengan demikian, warga negara dapat berperan aktif mewujudkan demokrasi yang lebih sehat dan berkualitas.

Saiful Mujani, pendiri SMRC, mengulas Voting Behavior in Indonesia, analisis 'batang tubuh' pemilih dalam Pemilihan Umum
Saiful Mujani, pendiri SMRC, mengulas Voting Behavior in Indonesia, analisis 'batang tubuh' pemilih dalam Pemilihan Umum
materi berat tapi disampaikan dengan riang gembira oleh Saiful Mujani
materi berat tapi disampaikan dengan riang gembira oleh Saiful Mujani
Dua alasan kenapa literasi ini penting. Pertama, semakin cepat warga negara tercerahkan, maka akan semakin besar rasio publik berperhatian. Karena kelompok publik berperhatian ini biasanya turut menentukan nasib bangsa. Kedua, munculnya apatisme masyarakat terhadap politik membuat kalangan elite leluasa bergerak dan merencanakan manuver untuk tetap duduk di tampuk kekuasaan. Itulah kenapa perlu penyadaran dan pengutan berbasis masyarakat yang akan melahirkan publik berperhatian, terutama pada bidang politik. 

Dari landasan pemikiran inilah, perlu masyarakat yang berperhatian untuk memberikan literasi kepada publik mengenai pentingnya peduli dengan urusan politik yang sedang update. 

National Institute for Literacy, mendifinisikan literasi sebagai "Kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat." Dari definisi ini terkandung makna bahwa literasi pun membutuhkan keterampilan untuk dapat 'eksis' dalam lingkungan tertentu. 

Nah, soal keterampilan inilah yang saya dapatkan dari Program Sekolah Politik dan Komunikasi. Kenapa?, karena program ini punya komitmen untuk menyiapkan SDM Politik yang menguasai pengetahuan teoritis dan juga praktis terkait politik dan kepemiluan. #SekolahPolkomAngkatan2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun